Membludak, Wali Santri Padati Lingkungan Pesantren Pada Hari Raya Idul Adha

nuruljadid.net – Tidak seperti biasanya, suasana sambang santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada hari minggu (10/07/2022) kemarin sangat ramai. Pasalnya pada saat itu bertepatan dengan momen hari raya Idul Adha 1443 H. Sehingga wali santri pun berbondong-bondong dari berbagai daerah datang ke pesantren.

Peningkatan kuantitas kunjungan untuk sambaing santri, selain karena momen hari raya, juga karena kerinduan wali santri untuk bertemu putra-putrinya khususnya mereka yang anaknya masih baru mondok. Pengurus pesantren juga sempat kewalahan terutama tim Kamtib dalam menertibkan lalu lintas kendaraan dan arus kedatangan yang sampai memenuhi jalan desa.

Di hari biasa, sambang santri dibuka berdasarkan jadwal harian antara putra dan putri yang berbeda. Sedangkan kemarin, sambang santri dibuka untuk santri putra dan putri secara bersamaan di lokasi yang berbeda. Lokasi sambang santri putra berada di Batra (balai pertemuan putra) sedangkan untuk sambang santri putri dibagi ke beberapa tempat seperti MTs NJ, SMK NJ, dan tempat parkiran sepeda.

(Kondisi sambang santri saat Hari Raya Idul Adha 1443 H hingga ke halaman garasi mobil dan sepeda motor pesantren)

Meskipun di lokasi yang berbeda, namun halaman pesantren tetap ramai dipadati wali santri. Bahkan membludaknya wali santri, parkiran yang tersedia dan jalanan di sekitar Nurul Jadid mengalami kemacetan lalu lintas.  Bagian keamanan pesantren akhirnya dibantu oleh polisi dan masyarakat sekitar untuk mengatur dan menertibkan lalu lintas di sekitar pesantren.

Untuk mengurai dan menghindari penumpukan wali santri, pesantren sudah membagi menjadi dua shift kunjungan. Pagi dimulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Sedangkan shift siang dimulai pukul 13.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB berdasarkan surat edaran Biro Kepesantrenan.

Kendati demikian, jumlah wali santri melebihi daya tampung balai pertemuan. Secara prosedur wali santri perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu. Namun tidak banyak wali santri baru memahami prosedur tersebut, sehingga pengurus pesantren dilema antara meminta pulang atau tetap melayani, akhirnya demi menghargai kedatangan wali santri yang dari jauh datang ke pesantren, mereka pun terpaksa diterima.

(Kondisi sambang santri saat Hari Raya Idul Adha 1443 H memadati tempat parkiran sepeda motor pengurus pesantren)

Pengurus sambang santri terlihat sangat kewalahan menghadapi banyaknya wali santri yang datang ke pesantren. Belum lagi, menghadapi wali santri yang tidak mendaftarkan diri untuk melakukan sambang kepada pengurus, namun memaksa untuk bertemu dengan putra-putrinya.

Proses pendaftaran sambang santri menggunakan via telepon kepada nomer pengurus wilayah yang tertera di surat edaran. Setelah terkonfirmasi oleh pihak pengurus, maka wali santri tinggal menyesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan. Baik sesi satu (pagi) ataupun sesi dua (siang).

Kondisi sambaing santri yang over capacity ini akhirnya menimbulkan kemacetan di jalan Raya Paiton dan banyak keluhan yang ditujukan kepada pihak pengurus pesantren. Sehingga dengan adanya insiden ini, harapannya ke depan wali santri dapat mengikuti prosedur dan ketentuan yang sudah dibuat oleh pesantren demi menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama.

 

 

(Humas Infokom)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *