Ini Cara Mengobati Iri Hati
Iri tanda tak mampu, slogan ini biasa kita temui di media social –facebook/whatsApp kata bijak ini cocok bagi orang yang selalu merasa iri kepada orang lain karena kesenangan yang ia rasakan. Tak jarang kita temui orang yang memiliki sifat iri hati baik dalam keluarga, kantor atau di lingkungan social, dalam keluarga biasa terjadi karena merasa ada ketidakadilan dari pemberian orang tua, anak yang merasa menerima sedikit akan iri kepada saudaranya yang dianggapnya mendapat banyak pemberian dan perhatian, di kantor satu pegawai merasa iri kepada yang lain yang karena promosi kerja yang tidak merata, di lingkungan social biasa terjadi karena tetangga mampu memiliki barang baru rumah, kendaraan, emas dan lain sebagainya, sementara yang iri tidak mampu untuk membeli.
Iri menurut kamus Bahasa Indonesia adalah merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain (beruntung dsb); cemburu; sirik; dengki, sifat iri sangat berbahaya bila dilakukan karena akan mengundang keburukan-keburukan lainnya seperti mencari-cari kejelekan untuk digosipkan kepada yang orang lain sehingga orang lain bisa benci kepada orang yang diirii atau bahkan akan melakukan tindakan yang lebih besar seperti barangnya dicuri, saling berrmusuhan dan lain sebagainya.
Dalam nash agama yakni al-Qur’an dan as-Sunnah telah dahulu melarang seorang memiliki sifat iri kepada orang lain yang dianggap lebih baik daripada dirinya. Allah berfirman:
وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (٣٢)
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa’ : 32)
Allah sudah melarang manusia untuk tidak saling iri terhadap karunia Allah yang tidak sama kepada setiap hambanya, sebagian dilebihkan sebagian yang lain tidak itu semua sudah karunia Allah yang harus disyukuri dan diterima dengan lapang dada, karena Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk hambanya, kita hanya dituntut untuk berusaha dan kerja keras tetapi hasilnya diserahkan kepada Allah.
Lalu bagaimana seharusnya bersikap saat memandang kelebihan orang lain dalam hal dunia agar terhindar dari sifat iri, dalam hadist yang diriwayatkan imam muslim diterangkan.
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ (رواه مسلم(
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”
Dalam hadits diatas kita diperintah oleh Nabi Muhammad saw untuk memandang orang yang lebih rendah dalam hal dunia dari kita supaya tidak timbul rasa iri hati sehingga timbul rasa syukur atas karunia Allah dan tidak meremehkan nikmat Allah yang ada pada diri kita. Jika kita berangkat ke masjid naik motor maka pandanglah orang lain yang naik sepeda ontel, jika hanya naik sepeda ontel maka pandanglah orang yang berjalan kaki, jika kita hanya bisa berjalan kaki pandanglah orang yang sudah berbaring lemas tidak bisa kemana-mana karena penyakit stroke yang dideritanya. Itulah ajaran agama mengajarkan kepada kita, semoga kita senantiasa bersyukur kepada Allah dan dijauhkan dari sifat iri hati.
Agus Hasan Mustofa
Pengajar di STIT. Aqidah Usymuni Sumenep
(Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Mahasiswa Fakultas Syariah IAINJ Angkatan 2013)
iyah Allah lebih tahu yang terbaik untuk hambanya