Pos

KH. Musleh Adnan Bagikan Tips Hidup Berkah dan Cara Santri Mendapat Barokah

nuruljadid.net – KH. Musleh Adnan, penceramah asal Kabupaten Pamekasan yang juga pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatut Ta’limiyah membagikan tips hidup berkah. Menurut Kiai Musleh, ‘mun terro nyaman, jhek dik odik mannyaman makle nyaman’ artinya adalah kalau ingin hidup enak (lempeng), jangan hidup dengan penuh kenyamanan, agar hidupnya nanti bahagia.

Orang yang menjalani kehidupan itu ibarat seperti kaca mobil. Penjelasan ini disampaikan kiai Musleh saat menjadi muballigh pada acara Pengajian Umum dalam rangkat Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (22/10) malam.

“Jadi seorang driver yang hebat itu tidak selalu menatap kaca spion, tapi selalu fokus menghadap ke depan, dan sesekali melirik kepada kaca spion. Wal Tandzur Nafsun Maa Qaddamat Lighad – lihatlah masa lalumu untuk menghadapi masa depanmu,” jelas beliau.

Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pamekasan itu juga mengajak santri untuk menjaga adab dan akhlaq kepada guru. Sebab, menurut Kiai Musleh sepintar apapun seseorang jika tidak mendapat barokah guru maka tidak akan bermanfaat ilmunya.

“Manfaatnya ilmu tergantung sejak kapan ridhonya guru, jika tidak mendapatkan ridho dari guru, maka tidak bisa ilmu itu bermanfaat,” tuturnya.

Memperkuat pendapatnya, kemudian Kiai Musleh mengutip dawuh Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliky, beliau mengatakan Tsabatul ilmi bil mudzakaroh, wabarokatuhu bil khidmah, wanaf’uhu bi ridho as-syaikh, artinya melekatnya ilmu dengan cara mengulang-ulang pelajaran yang telah didapat, barokahnya ada di khidmah, sedang kemanfaatannya berada di ridha seorang guru.

Menurut alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo itu ‘bhereng se jemolje kak dinto tidak didapat dengan gratis’ artinya barang yang mulia atau dalam hal ini didefinisikan sebagai ilmu itu tidak didapat dengan gratis namun dengan perjuangan dan pengorbanan. Jadi kalau santri ingin mendapatkan ilmu yang banyak, barokah dan bermanfaat maka jangan hidup dengan kenyamanan di pesantren, harus tirakat.

“Kesimpulannya, tholabul roha tarqul roha mun terro nyaman jhek dik odik man nyaman makle nyaman,” artinya adalah “kalau ingin hidup enak (lempeng), maka jangan hidup dengan penuh kenyamanan agar hidupnya bahagia,” tutup beliau dalam ceramahnya topik pertamanya sebelum masuk ke materi Maulid yang lebih spesifik.

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Zuhri Zaini Hadiri Pengukuhan Guru Besar UIN KHAS Jember, Salah Satunya Alumni Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pengasuh Podok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini menghadiri undangan Pengukuhan 2 Guru Besar UIN KHAS Jember pada Jum’at, 7 Oktober 2022 di GKT UIN KHAS Jember beberapa hari lalu.

Dua guru besar itu adalah Prof. Dr. M. Khusna Amal, M.Si yang dikukuhkan menjadi guru besar sosiologi agama dan Prof. Dr. M. Dahlan, M.Ag yang dikukuhkan menjadi guru besar ushul fiqh. Sedangkan Prof. Dahlan merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Prof. Dr. M. Khusna Amal, M.Si merupakan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Prof. Dr. M. Dahlan, M.Ag. merupakan Direktur Pascasarjana UIN Khas Jember.

(Kiai Zuhri saat memimpin doa pada pengukuhan Guru Besar UIN KHAS Jember)

Keduanya diberikan kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiah sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Khusna Amal bicara soal mengembalikan wajah Islam moderat di ruang digital dengan tema “From Conservative To Moderate Firm, Kontribusi Humor Dalam Mengembalikan Wajah Sumringah Islam Di Ruang Digital”

Sedangkan Dahlan bicara soal ushul fiqih kebangsaan dengan judul “Wacana Usul Kebangsaan, Membaca Paradigma Objektifikasi Maqashid Syariah Pemerintahan Joko Widodo”.

Rektor UIN KHAS Jember, Prof Dr. H. Babun Suharto SE, MM berharap pengukuhan kedua guru besar itu dapat memotivasi dosen lainnya untuk memperoleh gelar yang sama.

(Prof. Dr. M. Dahlan, M.Ag saat melakukan foto bersama keluarga dan pimpinan pesantren Nurul Jadid usai acara seremonial)

Acara seremonial dihadiri oleh Anggota Senat, Keluarga, Kolega serta Dosen dan Karyawan UIN KHAS Jember, juga ikut hadir pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Kiai Zuhri, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Kepala Staf Pimpinan Ahmad Sahidah, Ph.D dan Kabag. Humpro Dr. Syamsuri Hasan, M.HI.

Dengan dikukuhkanya 2 guru besar, tercatat jumlah guru besar di UIN KHAS Jember bertambah menjadi 12 orang dan hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi seluruh civitas akademika.

Di akhir acara pengukuhan, Kiai Zuhri diminta untuk memimpin doa demi kebarokahan acara dan prestasi yang dicapai oleh UIN KHAS Jember yang baru saja bertransformasi dari IAIN Jember.

 

 

(Humas Infokom)