Bersama PWNU, Nurul Jadid Antisipasi Perundungan di Pesantren
berita.nuruljadid.net – Isu perundungan di lingkungan pendidikan semakin sering menjadi sorotan. Hal ini juga menjadi bahasan utama dalam acara Halaqah Pesantren Ramah Santri yang diselenggarakan di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Senin (14/10). Acara tersebut dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Kementerian Agama (Kemenag), perwakilan Kementerian Pendidikan, serta lembaga pendidikan formal dan pesantren dari wilayah Probolinggo.
Sebagai tuan rumah, Nurul Jadid memaparkan strategi yang sudah diterapkan sejak lama untuk mengatasi dan mengantisipasi perundungan di lingkungan pesantren. Sekretaris Pesantren, Tahiruddin, menjelaskan bahwa Badan Konseling dan Wali Asuh (BKWA) menjadi ujung tombak dalam mendampingi santri yang menjadi korban perundungan.
“Saya yakin setiap lembaga pendidikan, baik formal maupun pesantren, pasti memiliki devisi Bimbingan Konseling (BK). Di Ponpes Nurul Jadid, kami telah lama memiliki BKWA yang bertugas melindungi para santri korban perundungan, menampung masalah yang mereka hadapi, dan mengarsipkan dokumen kasus. Setelah itu, kami mencari solusi sebagai jalan keluar,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa peran Wali Asuh sangat penting dalam menangani santri yang menjadi korban.
“Wali Asuh harus selalu memperhatikan keseharian santri, memberi perhatian khusus jika ada masalah. Memberikan pengertian kepada santri agar berani terbuka dan menyampaikan apa yang mereka alami juga sangat diperlukan,” tegasnya.
Selain itu, para Wali Asuh di Nurul Jadid secara berkala mendapatkan bimbingan dan pelatihan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi berbagai karakteristik dan problem santri yang diasuh. Pendekatan ini menjadi bagian penting dalam menciptakan lingkungan pesantren yang ramah santri dan bebas dari perundungan.
Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ahmad Zainul Khofi