Pos

MA Nahdlatul Ulama Lekok Pasuruan Belajar Bahasa Asing di PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Bahasa asing akhir – akhir ini seakan akan menjadi kewajiban untuk mempelajari bahkan menguasainya. Melihat kondisi jaman sekarang yang telah berbeda dengan sebelum – sebelumnya, maka beberapa tuntutan jaman dialami oleh kalangan umum. Salah satu contohnya adalah MA Nahdlatul Ulama yang terletak di Lekok Pasuruan. Mereka (guru dan murid MA NU Lekok Pasuruan) hari ini (17/10/2017) melakukan study banding ke Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam hal kebahasaan.

Rombongan yang tiba di PP. Nurul Jadid pada pukul 15.00 WIB bertujuan untuk belajar dan mendalami bahasa asing di Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) PP. Nurul Jadid. Kedatangan mereka di PP. Nurul Jadid disambut hangat oleh beberapa pengurus pesantren dan LPBA. Sebanyak 32 peserta didik MA NU Lekok Pasuruan mengikuti kegiatan study banding ini.

Ustad Abdul Aziz, Pembantu Direktur LPBA juga ikut menyambut kedatangan tamu. Diawal sambutannya yang mewakili Direktur LPBA, Ustad Abdul Aziz menyampaikan bahwa dalam seminggu kedepan, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan mendapatkan beberapa pelajaran yang telah disiapkan oleh pihak lembaga. Selain itu, dia juga menambahi bahwa dalam tempo yang hanya seminggu, LPBA tidak bisa mencetak generasi yang berkualitas terutama dalam berkomunikasi selayaknya orang asing berbicara.

“Kami tidak bisa mencetak generasi yang instan dalam berbahasa asing karena kami butuh proses, oleh karena itu kami sampaikan kepada adik adik sekalian untuk belajar berbahasa bersama kami” cakap Ustad Abdul Aziz

Bapak Hasan Basri, Pimpinan MA NU Lekok Pasuruan menyampaikan bahwa kegiatan ini selain bertujuan untuk mendalami bahasa asing juga bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi antara kedua belah pihak. Dan dia juga berharap kegiatan ini bisa menjadi awal yang baik bagi peserta didik MA NU Lekok Pasuruan untuk menjadi generasi yang gemilang.

Selama satu minggu lamanya, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan menjalani beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pesantren dan Lembaga seperti santri PP. Nurul Jadid lainnya. Didalam program yang telah LPBA siapkan, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan diberikan beberapa tugas menghafal sebagai bahan dasar mereka untuk memperlajari bahasa asing. Dan mereka juga akan mengikuti kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh LPBA seperti bercerita, pidato, menghafal mufrodat, debat, diskusi, terjemah dan mengarang. (Qz)

LPBA nurul jadid juarai tiga lomba di kancah nasional

LPBA PP. Nurul Jadid Juarai 3 Lomba di Kancah Nasional

nuruljadid.net – Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) PP. Nurul Jadid kembali menorehkan hasil manis dikancah Nasional. Pasalnya, LPBA mendelegasikan 12 peserta didiknya pada 5 lomba yang diadakan oleh Gebyar Apresiasi Khazanah Araby (GAZA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang  pada tanggal 01 s/d 06 Oktober 2017.

Dari 5 kategori lomba yang diikuti, LPBA PP. Nurul Jadid berhasil menuai prestasi yang gemilang. Lomba yang berhasil mereka juarai diantaranya adalah

  1. Juara II Lomba Debat
  2. Juara III Lomba Bercerita
  3. Juara III Lomba Cerdas Cermat

Persaingan ketat dan penuh ketegangan akhirnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan, meskipun mereka masih belum bisa menempati posisi pertama. Dibabak penyisihan, para peserta didik LPBA sudah merasakan persaingan yang begitu ketat. Namun hal itu tidak membuat mereka patah semangat untuk melawannya.

“sejak awal pertandingan, kami sudah merasakan panasnya atmosfer perlombaan disini. Perlombaan ini adalah tingkat Nasional. Wajar saja apabila mereka masih gugup diawal pertandingan. Namun sedikit demi sedikit mereka mulai beradaptasi dengan kondisi yang ada” ujar Ustad Salman selaku pendaming sekaligus Bagian Kesiswaan LPBA yang turut hadir mendampingi peserta didiknya.

Hal itu dibuktikan dari lomba mengarang. Dalam lomba ini peserta didik LPBA mengalami beberapa permasalahan dalam wawasan dan kebahasaan. Hal itulah yang menyebabkan peserta didik LPBA gagal menuai kemenangan dalam lomba mengarang.

“di Lomba Mengarang, kami sedikit mengalami kendala. Perlu menambah wawasan dan khazanah/ literatur kebahasaannya. Karena sampai saat ini kita belum pernah menjuarainya” cakap Bag. Kesiswaan.

Pada lomba debat, peserta didik LPBA tidak menemukan kendala yang begitu serius. Sejak awal, mereka melampaui beberapa babak dengan hasil yang memuaskan hingga mereka mampu beradu argumen di babak final. Hal itu dibuktikan dengan mengalahkan PP. Al Amin Putera A di babak 8 besar. Di babak semifinal, LPBA PP. Nurul Jadid akan melawan 3 pondok lainnya yaitu Darul Hikmah Putera, Al Amin Putera B dan Mambaus Sholihin. Babak semifinalpun dilewati dengan manis oleh LPBA PP. Nurul Jadid.

Namun sayang, mereka harus kandas di babak final oleh lawannya, Al Amien Parenduan Sumenep Madura Tim B. Kekalahan yang dialami oleh LPBA PP Nurul Jadid disebabkan karena dari segi kebahasaan Al Amin mampu menyampaikan argumennya secara sistematis dan juga dikarenkan lemahnya penguasaaan materi yang dimiliki sehingga apabila ada POI dari tim lawan LPBA masih belum bisa maksimal menjawabnya.

Kekalahan itu merupakan sebuah tugas dari pengurus LPBA untuk terus meningkatkan mutu kualtias peserta didiknya untuk selalu siap digunakan dalam kondisi apapun.

“Harapan saya adalah seharusnya generasi penerus LPBA harus selalu berusaha lebih baik daripada yang sebelumnya. Sebab kita terkadang lebih terlena dan ter-ninabobokkan oleh kejayaan sejarah bahkan menjadi jumud olehnya karena hanya sekedar membanggakan tapi tidak mempelajarinya. Namun lupa bahkan tak tau harus berbuat apa untuk hari ini bahkan esok hari dengan melihat fakta perkembangan pesantren luar yg begitu pesat dan  saling bahu membahu dlm pengembangan kebahasaan. Ini yang perlu di rekonstruksi dr LPBA di bahasa arabnya” cakap Ustad Salman Al Farisi, Bagian Kesiswaan LPBA PP. Nurul Jadid

“Pernyataan demikian bukan berarti kita dituntut untuk selalu serakah akan prestasi di setiap lomba. Namun lebih mengarah pada bagaimana kita harus selalu belajar bagaimana untuk selalu lebih baik dari hari hari kemarin, itu saja” tambahnya. (Qz)

 

Daftar Nama Peserta Didik LPBA Yang Menjuarai Lomba :

Debate:

  1. Bahrul Ulum
  2. Irvan Maulana Yahya
  3. Ibnur Rijal Atho’illah

Cerita:

Badrus Zaman

Cerdas cermat:

  1. Raden M Ibrahim
  2. Jadwa An Nazih
  3. Haqqi Musyaddad

Ma’had Aly Nurul Jadid Gelar Iftitahud Dirosah pada Momen Perayaan Idul Adha 1438 H.

nuruljadid.net – Hari ini (01/09/2017) Ma’had Aly Nurul Jadid yang merupakan salah satu dari lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan kegiatan Iftitahud Dirosah yang dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan lembaga yang biasanya diselenggarakan setelah Pelaksanaan Orientasi Mahasantri Baru (OMABA).

Kegiatan yang bertemakan tentang “Ma’had Aly Sebagai Pilar Tafaqquh Fiddin” bertempat di Aula SMP Nurul Jadid dan diikuti oleh seluruh peserta didik Ma’had Aly Nurul Jadid. Dalam kegiatan ini, KHR. Ach. Azaim Ibrohimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo menjadi penyaji yang akan berdisuksi tentang tema yang dimaksud.

Pada kesempatan ini, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, KH. Moh. Romzi Al Amiri Mannan juga turut hadir dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tema yang diangkat dalam kegiatan Iftitahud Dirosah ini merupakan salah satu kunci untuk memulai kegiatan belajar.

“jika kita ingin mendapatkan sebuah kesuksesan ada 9 tahapan yang harus dilalui, yaitu sabar, ikhlas, do’a, cintai pelajaran, memilih teman yang baik, hormat terhadap guru, jauhi maksiat, renungkan keberhasilan teman-teman yang berhasil dan jagalah hati” Dawuh KH. Romzi sapaan akrab Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid.

“Mencari ilmu harus dengan kesabaran, bersabar bukan hanya diam melainkan kita harus mencari solusinya” Tambah beliau dalam sambutannya.

Sebelum penyaji menyampaikan tentang tema yang diangkat, Ust. Kusairi selaku moderator menyampaikan landasan dan alasan tentang tema yang akan dibahas. Dia menyampaikan bahwa pengangkatan tema dialog kali ini merupakan hasil dari kajian kajian yang telah dilakukan oleh Penyaji.

“diangkatnya nama tema “Ma’had  Aly Sebagai Pilar Tafaqquh Fiddin” Tentunya tema ini bukan berangkat dari tangan kosong, melaikan sebelumya sudah pernah dilakukan beberapa pengkajian yang mendalam oleh KHR. Ach. Azaim Ibrohimy,  salah satunya ialah di Pondok Pesantren Sidogiri, LPQ Batsul Masa’il Kediri, dan di Ma’had Nurul Kharoma’in Pujjor, Musyaifah Makkah dan yang terakhir di RSP Saudi Arabia.” Ujar moderator.

Diawal penyajian, KHR. Azaim Ibrohimy menyampaikan sambutan bahwasanya kedatangan beliau untuk menghadiri sekaligus menjadi penyaji dalam kegiatan Iftitahud Dirosah ini merupakan titah dari KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk me-muroja’ah kembali dan Musabaqoh bersama santri Ma’had Aly Nurul Jadid terhadap ilmu yang pernah beliau dapatkan semasa beliau masih menjadi santri aktif di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada tahun 1994 sampai dengan 1998. Kegiatan ini berakhir pada pukul 23.00 WIB. (Zhen/Qz/Ns/Msf/DL).

Galeri Foto: Studium General PPIQ

KH. Moh. Zuhri Zaini : Waqafkan dan Abdikan Diri Anda untuk Al Qur’an

nuruljadid.net – Mempelajari ilmu agama tidaklah mudah, tidak cukup hanya berakal saja, namun belajar agama harus memiliki guru sebab ilmu agama itu lebih banyak mengarah kepada yang ghoib. Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini memberikan tausiyah pada kegiatan Studium General PPIQ Nurul Jadid.

“Bersyukurlah saudara saudara sekalian, karena saudara adalah orang orang pilihan Allah  (tentara Allah) yang memiliki tugas untuk menjaga dan memelihara Al Qur’an yang telah dijamin keasliaannya oleh Allah SWT” dawuh beliau diawal tausiyahnya.

Semua santri di Nurul Jadid bisa dan mampu belajar Al Qur’an, namun perbedaan antara peserta didik PPIQ dengan santri lainnya adalah mampu mempelajari, mendalami dan menghafal Al Qur’an secara intensif. Hal itu merupakan hal plus bagi peserta didik PPIQ.

Mempelajari Al Qur’an merupakan suatu kemuliaan. Karena Al Qur’an merupakan pintu dari semua ilmu yang ada pada saat ini. Dijaman sekrang, perkembangan IT sangat pesat. Dan IT sangat laris dimanapun kita berada. Karena IT disebut sebagai sumber ilmu. Siapa yang menguasai informasi, maka dia akan menguasai dunia. Tapi sayang, IT hanya mampu memberikan informasi dunia saja.

Al Qur’an yang merupakan sumber dari sumber ilmu yang ada mengandung beberapa pernyataan yang bisa dibenarkan secara ilmiah dalam bidang ilmu. Salah satu contohnya adalah dalam bidang biologi, fisika dan lain sebagainya.

“Al Qur’an adalah sesuatu yang mulia, karena itu muliakanlah kandungan Al Qur’an dan muliakanlah diri kita dengan mengikuti ajaran Al Qur’an” dawuh Pengasuh ke IV Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Waqafkan dan abdikan diri anda untuk Al Qur’an. Banyak bonus yang akan Allah berikan kepada orang yang menghafalkan Al Qur’an dengan ikhlas. Dan Allah juga akan menjamin kelapangan hidup bagi orang yang menghafalnya” tambah beliau memotivasi peserta didik PPIQ untuk belajar dan menghafal Al Qur’an. (QZ)

PPIQ Adakan Studium General “Motivasi Mendalami ilmu Al Qur’an.”

nuruljadid.net – Al Qur’an merupakan pedoman hidup bagi manusia terutama di kalangan muslim. Didalamnya terdapat banyak petunjuk dalam kehidupan dunia lebih lebih akhirat. Namun sayang, akhir akhir ini minat belajar dan mendalami ilmu Al Qur’an sudah mulai terkikis. Mereka lebih terfokuskan untuk mempelajari ilmu umum yang berkembang pesat pada zaman ini.

Atas dasar itulah, Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan legiatan Studium General (SG). Dengan tujuan untuk menanamkan raasa keingintahuan dan kecintaan terhadap Al Qur’an dan juga mengetahui bahwa betapa butuhnya kita terhadap Al Qur’an.

“Akhir akhir ini minat belajar Al Qur’an semakin seidkit dibandingkan dengan minat untuk mempelajari ilmu umum, seperti ilmu matematika, bahasa inggris dan lain sebagainya, seakan akan Al Qur’an sudah tidak penting lagi” ujar Ust. Ghufron, Kepala Bagian (Kabag) PPIQ dalam sambutannya.

“Tujuan diadakannya kegiatan ini agar teman teman mengenal Al Qur’an lebih dalam lagi dan dapat mengetahui betapa butuhnya kita terhadap Al Qur’an.” Tambah Ust. Ghufron

Pada kesempatan ini, Kabag PPIQ juga menyampaikan laporan kegiatan penerimaan peserta didik baru di PPIQ Nurul Jadid.

Harapan harapan juga terlontarkan dalam sambutan Kabag. PPIQ, diantaranya adalah dapat menjadi orang yang lebih baik lagi dan ghiroh untuk mempelajari serta mendalami Al Qur’an semakin meningkat.

Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Diawal tausiyahnya, beliau menyampaikan ucapan penghargaan dan terimakasih kepada keluarga besar PPIQ terutama pengurus yang selama ini telah istiqomah dalam menjalankan amanah pesantren.

Beliau juga menyampaikan bahwa peserta didik PPIQ yang fokus mempelajari dan mendalami Ilmu Al Qur’an merupakan santri plus. Pasalnya, semua santri bisa mempelajari Al Qur’an, namun belajar dengan intensif tidak semua santri melakukannya.

“Karena itu bersyukurlah bahwa saudara saudara dipilih oleh Allah untuk bergelut dan beraktifitas dengan Al Qur’an. Saudara sekalian merupakan tentara Allah yang bertugas untuk menjaga dan memlihara Al Qur’an yang dijamin keasliannya oleh Allah SWT” nasihat beliau kepada peserta Studium General.

Harapan harapan juga beliau sampaikan kepada peserta didik, baik peserta didik di Program tashisul Qiro’ah maupun tahfidzul Qur’an.

“kepada peserta didik di Tahsin, diharapkan tekun dan kalau bisa lanjutkan ke tahfidz. Untuk tahfidz, harus memiliki tekad dalam menghafal dan menjaga Al Qur’an. Karena menghafal memang berat, tetapi tidak seberat menjaga”.

“Jangan hanya belajar dan menghafalkan Al Qur’an saja, kita  juga harus bisa mengamalkannya sekalipun masih belum bisa memahaminya” dawuh beliau. (QZ)

Pendaftar Diterima
PPIQ Putera : 198 Anak Program Tahsinul Qiro’ah : 40 Anak
Program Tahfidzul Qur’an : 20 Anak
PPIQ Puteri : 150 Anak Program Tahsinul Qiro’ah : 43 Anak

Program Tahfidzul Qur’an : 15 Anak

 

Studium General, Tahap Awal Pengenalan Kelembagaan.

nuruljadid.net – Dengan berpedoman kepada Visi dan Misi lembaga, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) yang merupakan salah satu Badan Otonom (Banom) PP. Nurul Jadid mengadakan Studium General (SG). SG merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh LPBA Nurul Jadid bertujuan untuk menyambut kehadiran peserta didik baru LPBA tahun ajaran 2017 / 2018. Kegiatan yang bertajuk “Membuka Jendela Dunia dengan Berbahasa Asing” ini diikuti oleh seluruh peserta didik LPBA dari semua tingkatan.

Selain bertujuan untuk menyambut kehadiran peserta didik baru, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kelembagaan dibeberapa bidang terutama dalam bidang pengembangan potensi dan keterampilan peserta didik dalam berbahasa asing.

“Kegiatan SG ini dilaksanakan dengan 2 format acara. Acara pertama, kegiatan ceremonial dan kedua adalah Dialog Interaktif.” Ujar Bagian Kesiswaan LPBA, Salman Al Farisi.

Tak hanya melaksanakan SG saja, sebelum hari pelaksanaan, LPBA juga mengadakan lomba Majalah Dinding (Mading) 3 dimensi. Tambah Salman.

Direktur LPBA juga turut menyambut kehadiran peserta didik baru. Dalam kegiatan ini, KH. Najiburrohman Wahid menyampikan beberapa prestasi dan progres perkembangan lembaga kedepannya.

“Dengan memajang foto foto piala yang telah kita peroleh dari berbagai event seharusnya itu menjadi pengingat bersama untuk terus belajar dan menggali prestasi demi kemajuan LPBA” dawuh beliau.

“LPBA merupakan lembaga yang sering mencetak siswa/i berprestasi. Jangan sampai LPBA ini mundur. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dengan prestasi yang telah kita dapatkan, maka kita harus mensyukuri nikmat yang telah kita peroleh dengan cara meningkatkan belajar, tertib aturan pesantren, tetap berkomunikasi dengan bahasa asing” tambah beliau dalam sambutannya.

Dalam akhir sambutannya, beliau menyampaikan bahwa perlu adanya kurikulum dan metode baru dari LPBA yang bertujuan untuk meningkatkan potensi peserta didik untuk terus berkembang salah satu diantaranya adalah dengan belajar diskusi dakwah menggunakan bahasa asing. Contohnya, berdiskusi masalah pengajian kitab sore dengan menggunakan bahasa inggris. (zaky/red)

Galeri Foto: Studium General LPBA

MAK Nurul Jadid

MAPK Nurul Jadid: Pusat Kendali Mutu (PKM) Sebagai Bahan Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar

nuruljadid.net – Pendidikan Asrama Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) kembali mengadakan tes evaluasi Pusat Kendali Mutu (PKM) kepada siswa kelas X PK 1, kemarin Minggu (22/01) malam dengan penguji para senior-senior MAPK sendiri. Hal ini tentunya membuat hati para siswa kelas X PK 1 menjadi semakin berdebar-debar.

Sang Penguji dalam tes evaluasi PKM ini merupakan orang-orang yang telah berjasa kepada asrama MAPK. Beliau adalah Zainul Arifin Adam. M.Pd.i, Muh. Tauhid. M.Pd.i, Dr. Umar Mansyur. M.A, H. Barzan Ahmadi. M.Pd.i, Syamsuri Hasan. MHI dan Zainuddin Sunarto. MHI. Beliau semua merupakan penguji yang diyakini mampu untuk menguji kemampuan siswa yang dibentuk oleh askah kepala sekolah.

Ust. Zainullah Aswi selaku koordinator dalam ujian tersebut menjelaskan, tujuan dilaksanakannya tes ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa kelas X ketika mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) asrama berlangsung.” Kami ingin mengetahui sejauh mana kemampuan siswa kelas X dalam hal mengikuti KBM asrama selama kurang lebih kurung waktu 6 bulan“, ujar beliau ketika diminta keterangan.

Lebih lanjut, ustadz yang berasal dari pulau ra’as itu juga menambahkan, selain mengukur kemampuan siswa, tes ini juga sebagai sarana agar siswa X PK 1 semakin semangat belajar.” Selain itu, tes ini juga dapat menyadarkan siswa dengan hasilnya yang belum memuaskan agar siswa yang terlibat semakin semangat untuk mencari ilmu”, tambahnya.

Selain itu, tes evaluasi PKM ini dibagi menjadi 2 ruang dikarenakan untuk menjaga kevalidan nilai atau hasil yang akan diperoleh dan juga untuk mengefektifkan tes evaluasi berlangsung.” kami menjadikan tes PKM ini menjadi 2 ruangan dikarenakan menjaga kevalidan dan menjadikan proses tes evaluasi menjadi efektif” lanjut beliau dalam penjelasannya.

Selain itu, tes evaluasi PKM ini hanya berlaku kepada kalangan X PK 1 saja, dikarenakan kelas XI dan XII PK 1 telah diuji pada bulan-bulan sebelumnya. Hal ini tentu saja tidak diadakan secara bersamaan, dikarenakan dengan kesibukan beberapa penguji sehingga mengakibatkan ada 2 kali tes yang dilaksanakan secara berbeda-beda, hal ini sudah berdasarkan rapat pengurus asrama dengan PKM.

Sementara itu, Abdul Wafi selaku peserta dalam ujian evaluasi tersebut sangat memberi apresiasi yang tinggi akan adanya tes evaluasi tersebut dikarenakan selain menguji sejauh mana kemampuan kita, tes ini juga dapat mengingatkan kepada kita akan pentingnya belajar.

“Saya beri respon yang baik terhadap tes PKM ini dikarenakan selain mengukur sejauh mana tolak ukur kita selama ini, kita juga bisa lebih semangat belajar agar bisa menjadi yang pertama dan terdepan dari yang lainnya”, ucap siswa yang paling cerewet tersebut dengan nada optimis.