Pos

Bedah Buku Filsafat untuk Pemalas, Gus Dhofir Ajak Santri Nurul Jadid Berpikir dengan Bahagia

berita.nuruljadid.net – Matahari semakin tinggi menyapa, suasana ramai dan hangat merayapi lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sejumlah mahasiswa santri dari berbagai jurusan berkumpul di Aula I Pesantren untuk membedah Buku Filsafat untuk Pemalas karya Ach. Dhofir Zuhry, Ahad (07/07/24).

BEM Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid dengan Forum Gerakan Literasi dan beberapa forum lainnya mengadakan diskusi tentang buku tersebut. Achmad Dhofir Zuhry dan K. Imdad Rabbani turut hadir sebagai narasumber, dengan Ahmad Sahidah sebagai moderator.

K. Imdad Rabbani yang kerap disapa Gus Imdad mengungkapkan apresiasinya terhadap buku tersebut, ia menyebutnya sebagai pemantik kesadaran dalam diri manusia tentang betapa pentingnya berpikir.
Menurutnya, buku tersebut menghadirkan topik-topik yang menarik dan ringan, bahkan layak untuk dijadikan sebagai tontonan dan tuntunan oleh pelajar filsafat pemula.

“Buku ini sangat berharga untuk kemudian bagi taman-teman yang masih agak belum betul-betul sadar, untuk memantik kesadaran dalam diri kita masing-masing betapa pentingnya berpikir itu,” tuturnya.

Potret Gus Imdad tengah menyampaikan pandangannya terhadap Buku Filsafat untuk Pemalas di depan peserta.

Gus Imdad menambahkan bahwa buku tersebut menarik karena menggunakan bahasa sederhana yang dekat dengan Generasi Z. Beliau mengharapkan Gus Dhofir berkenan menulis tentang bagaimana filsafat (tradisi ilmu kalam) hadir ke ruang publik dalam bahasa yang ringan seperti buku yang dikarangannya tersebut.

Gus Dhofir merespon paparan narasumber dengan menyatakan bahwa filsafat memang perlu relevan dengan kehidupan sehari-hari, menghadirkan kebahagiaan dalam berpikir.

“Salah satu isi buku ini menyoroti tentang ‘aku berpikir maka aku happy‘,” imbuhnya.

Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, di mana peserta mengajukan pertanyaan tentang pentingnya berpikir dan maksud dari filsafat itu sendiri serta bagaimana cara mengatasi persoalan diri.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Putri Gus Mus Neng Ienas dan dr. Mirrah Women of The Year 2021 Ikut Membedah Buku “Pilar Penyelamat Pembangunan”

nuruljadid.net – Buku “Pilar Penyelamat Pembangunan” karya tiga tokoh penting Pondok Pesantren Nurul Jadid kemarin (02/10/2022) dibedah oleh Pondok Mahasiswi (Pomasi) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) untuk menghidupkan giat literasi di lingkungan pesantren.

Dalam buku ini terbagi menjadi tiga segmen penting yaitu pendidikan, perempuan dan pesantren sebagai pilar penopang guna menyelamatkan pembangunan sebuah bangsa yang tidak sekedar fisik namun ke dalam hal lebih substantif.

Buku “Pilar Penyelamat Pembangunan” hasil kolaborasi pemikiran tiga tokoh besar Pondok Pesantren Nurul Jadid Alm. KH. A. Wahid Zaini (pengasuh ke-III PP. Nurul Jadid), KH. Abd. Hamid Wahid (kepala pesanten sekaligus rektor Unuja) serta istri beliau Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah (Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid).

Putri Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus, Neng Ienas Tsuroiya ikut hadir membedah buku karangan kiai dan nyai Nurul Jadid. Neng Ienas hadir bersama suaminya Gus Ulil yang pada saat bersamaan juga mengisi kegiatan Halaqah Fikih Peradaban di Aula 1 pesantren.

Neng Ienas lebih menyoroti dari aspek perempuan dan pesantren, dimana Islam mengajarkan bahwa perempuan adalah tiang negara. Karena kualitas dan peran aktif perempuan akan memiliki dampak signifikan dalam pembangunan sebuah bangsa yang berkeadaban.

Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq.” Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik. Demikian bunyi hadist tentang peran penting seorang perempuan.

Dalam konteks ini, Rasulullaah menyerukan kepada keluarga khususnya para Ibu untuk menjadi sekolah bagi anak-anaknya. Sehingga perempuan wajib berpendidikan dan memiliki wawasan luas serta berakhlaq baik melalui pendidikan di pesantren.

Sedangkan peraih penghargaan ‘Women of The Year 2021 Probolinggo’ sekaligus Direktur RS. Rizani Paiton Dr. dr. Mirrah Samiyah, M.Kes membedah dari kaca mata perempuan dan kesehatan. Menurut dr. Mirrah menjadi perempuan inspiratif bagi lingkungan sekitarnya itu penting karena perempuan memiliki andil dalam menciptakan generasi yang sehat dan kuat.

“Menjadi perempuan inspiratif bagi lingkungan itu penting, karena perempuan punya andil besar salah satunya di bidang kesehatan yaitu membangun Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)” jelas dr. Mirrah.

Perempuan dan kesehatan sebagaimana disampaikan dr. Mirrah tidak hanya fokus pada kesehatan jasmani namun tidak kalah pentingnya kesehatan rohani atau sering kita sebut mental health (kesehatan mental). Semua itu dapat dimulai keluarga sehingga mampu menjadi bibit atau benih sebuah pola hidup yang harmonis dan bersih.

 

 

(Humas Infokom)

 

Hidupkan Literasi, Pomasi UNUJA Bedah Buku “Pilar Penyelamat Pembangunan” Karya 3 Tokoh Besar Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Mahasiswi (Pomasi) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) gelar bedah buku “Pilar Penyelamat Pembangunan” karya tiga tokoh besar Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk menghidupkan giat literasi serta memberikan asupan wawasan ilmu pengetahuan kepada santri mahasiswi. Acara digelar bersamaan dengan pelaksanaan Halaqah Fikih Peradaban pada minggu (02/10/2022) di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Bedah buku disajikan oleh tiga narasumber perempuan luar biasa yakni Neng Ienas Tsuroiya (admin Ngaji Ihya Gus Ulil Abshar Abdalla), Dr. dr. Mirrah Samiyah, M.Kes (Women of The Year 2021 Probolinggo), beserta Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah (Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid). Pada acara bedah buku yang dimoderatori oleh Dr. Hamidatul Musyarrofah seorang dokter di Klinik Az-Zainiyah membahas pilar penyelamat pembangunan yang menitikberatkan pada aspek pendidikan, perempuan dan pesantren.

Buku “Pilar Penyelamat Pembangunan” tersebut merupakan buku hasil kolaborasi tiga pemikiran tokoh pesantren Nurul Jadid yakni Alm. KH. A. Wahid Zaini (pengasuh ke-III PP. Nurul Jadid), KH. Abd. Hamid Wahid menjabat sebagai kepala pesanten sekaligus rektor Unuja serta istri beliau Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah saat ini memimpin Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid.

Pasalnya, isi dari bedah buku tersebut membahas tentang besarnya arti dan pengaruh figur perempuan, institusi pendidikan dan pesantren yang memiliki peran krusial serta ikut andil dalam mengawal berdiri tegaknya sebuah negara dan bangsa.

Dalam sambutannya Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah menyampaikan bahwasanya buku tersebut tidak hanya sekedar dicetak, akan tetapi untuk mengabadikan nilai-nilai dan pemikiran dari almarhum KH. Abdul Wahid Zaini yang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita di masa mendatang.

“Buku ini dicetak dan alhamdulillah bisa disampaikan pada para santri dalam rangka mengabadikan dan menghidupkan beberapa buah pemikiran almarhum KH. Abdul Wahid Zaini yang selama tujuh tahun berinteraksi secara langsung dengan saya, semoga lewat buku ini menjadi amal sholeh yang membermanfaati bagi generasi pejuang pendidikan yang mencerahkan di masa kini maupun nanti,” terang Neng Iah.

Acara bedah buku ini dikemas dalam bentuk diskusi interaktif dan sharing gagasan dengan tujuan untuk memberikan peluang kepada peserta mahasiswi berdiskusi langsung dengan narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing sehingga memberikan banyak perspektif untuk memperkaya khazanah keilmuan dan wawasan berpikir.

(Pemberian tanda mata kepada para tokor pemikir Buku Pilar Penyelamat Pembangunan dan narasumber Bedah Buku di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Melalui bedah buku dan dialog interaktif ini juga dapat melatih Public Speaking serta mengasah mentalitas serta kepercayaan diri para peserta mahasiswa saat bertanya. Narasumber Ny. Ienas Tsuroiya membahas tentang peran perempuan dan pesantren. Tidak hanya itu, disusul oleh Dr. dr. Mirra Samiyah, M.Kes dengan topik bahasan perempuan dan kesehatan, yang terakhir Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah selaku penulis buku lebih menyoroti tentang perempuan dan pendidikan.

Di akhir sesi pematerian disusul dengan pemberian penghargaan kepada tiga tokoh yang pemikirannya diabadikan dalam buku Pilar Penyelamat Pembangunan dan ketiga narasumber yang membedah buku tersebut. Almarhum KH. Abdul Wahid Zaini diwakili oleh istrinya Ny. Hj. Zubaidah Toha, sedangkan KH. Abdul Hamid Wahid dan Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah hadir secara langsung menerima tanda mata dari pimpinan Universitas Nurul Jadid di forum bedah buku yang berlangsung kurang lebih 1,5 jam itu.

 

 

(Humas Infokom)

FKO Nurul Jadid Adakan Bedah Buku “Peradaban Sarung” dengan Penulisnya

FKO Nurul Jadid Adakan Bedah Buku “Peradaban Sarung” dengan Penulisnya

nuruljadid.net – Sebagai kegiatan penutup akhir tahun sebelum Sidang Pleno, Forum Komunikasi OSIS (FKO) Nurul Jadid Paiton Probolinggo gelar Kajian dan Bedah Buku “Peradaban Sarung” langsung bersama sang penulis Gus Achmad Dhofir Zuhry yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Baitul Hikmah sekaligus Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Al-Abrori Malang. Beliau juga merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid lulus SLTA tahun 2002. Jum’at, (14/12/2019).

Menurut Ketua Panitia, M. Thoiful Abrar, Kegiatan tersebut bertujuan untuk menginspirasi para santri tentang pentingnya Literasi dan keuntungan menulis. Diikuti oleh ratusan santri dari kalangan Siswa dan Mahasiswa. “Kami melaksanakan kegiatan Kajian Bedah Buku ini bertujuan untuk mengajak santri agar sadar pentingnya Literasi dan mau belajar menulis,” Ungkap Ketua Panitia.

Pengurus FKO Nurul Jadid memilih Buku Peradaban Sarung, dikarenakan penulis nya alumni PP. Nurul Jadid sehingga diskusi lebih mengena, dan isi Bukunya sangat relevan dengan Santri dan Nilai-nilai Kepesantrenan yang ada.

Gus Achmad Dhofir Zuhry saat menyampaikan materi

Gus Achmad Dhofir Zuhry saat menyampaikan materi

Dalam Buku ini dijelaskan tentang Pesantren yang merupakan cakrawala tak berujung yang takkan pernah habis untuk dikaji khususnya di Indonesia dengan warisan Kitab Klasik dan Kitab Kuning para ulama dari berbagai penjuru dunia.

Penguatan intelektual, Spiritual dan emosional menyatu dan saling melengkapi terutama dewasa ini ketika sebagian masyarakat kita terjebak pada gemerlap budaya asing dan berjamaah ingin meniru Arab, Eropa, dan Amerika, namun para santri lebih memilih menjadi Indonesia. Dari ini, Pesantren menjadi matahari dalam sistem tata surya kehidupan dan Keindonesiaan.

Selain itu, Pembina FKO Nurul Jadid, Mujiburrohman, mengakatakan bahwa Kiai dan para santri dalam mengawal NKRI menjadi hal penting untuk terus digalakkan karena Kemerdekaan Indonesia bukan untuk dinikmati namun untuk dipertahankan dan diperjuangkan.“Di tengah krisis identitas dan moral bangsa diskusi peradaban Sarung yang maksudnya adalah Kiprah Pesantren, Kiai dan para santri dalam mengawal NKRI menjadi hal penting untuk terus digalakkan karena Kemerdekaan Indonesia bukan untuk dinikmati namun untuk dipertahankan dan diperjuangkan,” Tutur Pembina FKO Nurul Jadid, Mujiburrohman.

Penulis : Mujiburrohman

Bedah Buku darah wanita oleh ustad Ahmad Qusyairi Ismail

Bedah Buku Darah Wanita di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilyah Az Zainiyah

nuruljadid.net – Kegiatan Bedah Buku “DARAH WANITA” kemarin (10/02) terlaksana dengan sukses, yang diselenggarakan oleh pengurus wilayah az-zainiyah bagian Furudul Ainiyah (FA) dengan penyaji Ahmad Qusyairi Ismail dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan tahunan dalam satuan kerja pengurus furudul ainiyah yang diikuti oleh semua pengurus dan semua mahasiswi di wilayah az-zainiyah yang bertempat di aula Mts Nurul Jadid Puteri dengan membayar kontribusi acara sebesar Rp. 15.000,00 sebagai wadah media interaktif dalam menambah pemahaman ilmu furudul ainiyah, dengan judul “Darah Wanita”.

Mengapa peserta bedah buku hanya diikuti oleh pengurus dan mahasiswi saja, “karena pengurus dan mahasisiwi (calon pengurus) yang nantinya akan membantu dan membimbing secara langsung dalam menjawab permasalahan santri-santri yang mempunyai masalah tentang darah wanita” jelas Ustdzah Wahdatul selaku kepala wilayah di az-zainiyah.

Suasana Kegiatan bedah buku “Darah Wanita” sangat berantusias, semua pengurus dan mahasiswi berdialog aktif dengan Penyaji, tentang bagaimana pemacahan masalah-masalah darah wanita yang terjadi langsung oleh santri atau masayarakat sekitar serta memberikan pemahaman lebih luas dan jelas tentang darah wanita.

“Wanita sangat wajib mengetahui dan mengerti tentang furudul ainiyah, terutama darah wanita yang terdiri dari Haid, Istihadoh, Wiladah Dan Nifas. Wanita itu harus tau, kapan waktu haid, bagaimana cara menghitungnya, kapan boleh berhubungan dengan suami dll. Dengan ini hukum mempelajari darah wanita yaitu wajib” berikut penjelasan awal dari ustad Ahmad Qusyairi Ismail. (Mila/DB)