Pos

Lajnah Falakiyah Nurul Jadid Ikuti Rukyatul Hilal Secara Digital

nuruljadid.net – Lajnah Falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid melaksanakan observasi hilal awal Ramadan 1445 H di Pantai Kalbut, Kabupaten Situbondo, Ahad (10/03/24). Observasi hilal atau rukyatul hilal ini merupakan proses pembuktian untuk memastikan hasil hisab penentuan awal bulan Hijriyah. 

Koordinator Lajnah Falakiyah Nurul Jadid Zainuddin Sunarto menyampaikan bahwa sesuai data pengamatan, Pantai Kalbut terletak pada 114° 0′ 46″ BT dan 7° 37′ 29″ LS dengan ketinggian 13 meter. Ijtima’ akhir sya’ban terjadi pukul 15.50 WIB dengan tinggi hilal 0° 58′ 12,9″ pada saat matahari terbenam.

“Maka dari hasil pengamatan yang dilakukan itu, ketinggian hilal tidak memenuhi kriteria untuk diobservasi atau imkanur rukyat. Faktornya bukan karena cuaca, namun memang benda langit yang diobservasi ketinggiannya tidak mencapai satu derajat,” imbuhnya.

Pantai Kalbut, lanjut Sunarto, dipergunakan sebagai tempat rukyatul hilal karena posisi yang sangat baik dalam proses observasi. Sehingga banyak dari berbagai elemen pemerhati hilal datang untuk sama-sama melaksanakan rukyatul hilal di Pantai Kalbut.

“Dalam kegiatan ini, kami juga mengajak sejumlah mahasiswa Prodi Hukum Keluarga UNUJA guna kaderisasi dan edukasi melalui praktik secara langsung dari materi keilmuan Falakiyah yang telah diterima pada proses perkuliahan,” pungkasnya.

 

Pewarta: Hisnul Muhaimin

Editor: Ponirin Mika

Bahtsul Masail Kubro se Jatim Lestarikan Tradisi Kitab Salaf Hingga Bahas Skandal

nuruljadid.net – Biro Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) Nurul Jadid gelar Bahtsul Masail Kubro (BMK) se-Jawa Timur yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan NGOPi Festive (19/02/2022) di masjid jami’ Nurul Jadid. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan dalam rangka memperingati haul masyayikh dan harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tujuannya selain untuk menjalin silaturrahmi antar pondok pesantren juga sebagai bentuk pelestarian tradisi kajian kitab salaf (turats).

Bahtsul Masail Kubro (BMK) se Jatim ini fokus membahas tentang berbagai macam persoalan dan problematika hukum kontemporer. Salah satunya masalah yang diajukan oleh perwakilan Ma’had Aly Nurul Jadid tentang hukum hubungan atau skandal mertua dan menantu pada jalsah tsaniyah.

(Suasana keseruan Bahtsul Masail Kubro se Jawa Timur yang diselenggarakan di teras depan Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Persoalan ini diangkat ketika ada sebuah kasus dimana seorang ibu berstatus janda yang seringkali tidur bersama anak perempuannya yang telah menikah dalam satu kamar. Di kamar tersebut terdapat dua ranjang, kebetulan si ibu tidur di ranjang yang anak perempuannya sering gunakan bersama suami. Suatu ketika, suami si anak perempuan ini pulang dari kerja larut malam dalam keadaan sangat lelah namun nafsunya tengah bergairah. Kondisi listrik di rumah saat itu sedang padam. Akibatnya si anak menantu tanpa sengaja menyetubuhi ibu mertuanya hingga hamil dan melahirkan.

Terdapat dua rumusan masalah yang harus dijawab yaitu siapakah yang berhak menjadi wali nikah anak tersebut dan bagaimana status pernikahan si menantu dengan istrinya?

Mushohhih menuturkan, setelah melalui debat panjang ditemukan jawaban berdasarkan banyak sumber kitab fikih salaf. Pertama yang berhak menjadi wali dari anak hasil hubungan tersebut adalah si wathi’ atau orang menjimak (anak menantu laki-laki tadi).

(Suasana keseruan Bahtsul Masail Kubro se Jawa Timur yang diselenggarakan di teras depan Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Sedangkan untuk pemecahan masalah yang kedua, setelah berdiskusi dan penyampaian pandangan dari masing-masing peserta Bahtsul Masail, akhirnya diputuskan bahwa status pernikahan anak perempuan ibu tersebut dengan anak menantu laki-lakinya rusak karena adanya wathi’ syubhat yang menyebabkan kemahroman kepada istrinya.

(Suasana keseruan Bahtsul Masail Kubro se Jawa Timur yang diselenggarakan di teras depan Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Selain itu, mushohhih menekankan kepada seluruh peserta BMK Jatim untuk mampu lebih mengembangkan konsep pengambilan hukum sebagaimana yang dilakukan ulama’ madzhab yang empat.

“Sebagaimana para ulama madzhab, dalam memecahklan masalah harus memiliki metode qauli dan manhaji yaitu melalui ijtima bahtsul masail dengan dasar yang kuat. Agar hasilnya juga lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan” imbuhnya diakhir wawancara bersama nuruljadid.net.

 

(Humas Infokom)

Seminar Fikih Wanita, Panitia Hadirkan Neng Sheila Hasina Lirboyo

nuruljadid.net – Memasuki suasana Haul Masyayikh dan Harlah ke-73, Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) tengah sibuk dengan berbagai persiapan. Beragam rangkaian acara pun digelar untuk menyambut hajatan terbesar pesantren. Salah satu acara yang turut memeriahkan adalah seminar fikih wanita yang bertajuk “Kupas Tuntas Darah Wanita” pada Sabtu (19/02) di Aula I pesantren yang diikuti seribu lebih santriwati memadati ruangan.

(Ning Sheila Hasina Zamzami saat sesi pematerian pada Seminar Haidl seputar Fikih darah wanita yang dimoderatori oleh Ning Fiki Amalia Romzi)

Tak tanggung-tanggung, kegiatan yang diprakarsai oleh panitia Ngopi Festive (Festival Ngopeni Pemikiran Islam) kali ini menghadirkan Ning Sheila Hasmina Zamzami sebagai penyaji yang sangat viral media sosial. Wakil kepala pesantren KH. Najiburrahman Wahid menyatakan dalam sambutannya bahwa beliau merupakan salah satu pemangku Pondok Pesantren Lirboyo sekaligus content creator di media sosial yang giat berbagi ilmu seputar kewanitaan dan memiliki ratusan ribu pengikut di instagram.

“Kita patut bersyukur diberi kesempatan untuk hadir di majelis ilmu langsung dari pakarnya,” terang KH. Najiburrahman Wahid dalam sambutannya yang sekaligus didapuk sebagai pembuka acara.

Dalam materinya, sosok perempuan cerdas kelahiran 1997 ini menekankan betapa pentingnya mempelajari darah wanita bagi perempuan itu sendiri. Sebab, hal tersebut merupakan fardhu ‘ain. Sayangnya, masih saja banyak perempuan yang tidak memahami betapa pentingnya materi tersebut. “Wanita ini rumit, tapi tidak mau rumit, maunya instan terus,” candanya yang disambut gelak tawa penonton.

(Pemberian cinderamata oleh Direktur Klinik Az-Zainiyah Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah kepada Ning Sheila Hasina Zamzami Lirboyo)

Pembahasan tersebut dilanjut dengan mengupas tentang darah haidl, nifas, dan istihadlah disertai tata cara bersesucinya, cara mendeteksi keluar dan berhentinya darah, lengkap dengan rumus-rumusnya. kendati acara telah berlangsung tiga jam lebih, hal ini tak mengurangi rasa antusiasme peserta. Pasalnya, seminar kali ini dimoderatori oleh Ning Fiki Amalia Romzi. Duet Ning eNJe feat. Ning Lirboyo tersebut tak pelak membuat suasana seminar menjadi pecah.

(Sesi foto undangan VIP bersama Ning Sheila Hasina Zamzami usai pematerian Seminar Haidl)

Tak hanya itu, antusiasme berlanjut dengan banyaknya peserta mengacungkan tangan tanda ingin melontarkan pertanyaan, membuat suasana seminar semakin hidup. “Terimakasih, ning, telah hadir untuk memberikan keterangan mengenai darah wanita yang sangat bermanfaat. terutama bagi saya sendiri,” ucap salah satu peserta yang mengajukan pertanyaan. Acara berakhir pada 14.00 WIB yang sebelumnya dilakukan pemberian cinderamata oleh Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah kepada Ning Sheila Hasina Zamzami disusul sesi foto bersama. (w24)

 

(Humas Infokom)

 

LTN Nurul Jadid Helat NGOPI Festive 2022, Hadirkan Gus Ahmad Kafabihi dan Neng Sheila Hasina Lirboyo

nuruljadid.net – Biro Lajnah Ta’lif wan-Nasyr (LTN) Nurul Jadid kali kedua menghelat acara Festival Ngopeni Pemikiran Islam (NOPI Festive) sabtu (19/02/2022) pagi, setelah tahun lalu digelar pertama kali secara sederhana. Kegiatan NGOPI Festive ini merupakan ide pemikiran dari Kepala Biro LTN sendiri Gus Muhammad Fakhri Nur Chotim Zaini yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Haul Masyaikh dan Harlah ke-73 Pondok Pesantren Nurul Jadid di Aula 1 pesantren.

Kegiatan NGOPI Festive tahun ini, Biro LTN Nurul Jadid menghadirkan tamu spesial Gus Ahmad Kafabihi Mahrus dan Ning Sheila Hasina Zamzami dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tempat Gus Fakhri dan beberapa putra mahkota Nurul Jadid menimba ilmu agama khususnya kitab salaf (Turats). Keduanya merupakan couple goal banyak kalangan pemuda-pemudi pesantren.

(Tamu undangan NGOPI Festive tengah berdiri saat menyanyikan lagu kebangsaaan Indonesia Raya dan Mars Nurul Jadid)

Biro Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) Nurul Jadid memeriahkan NGOPI Festive dengan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Tausiyah Signifikansi Kajian Turast, Seminar Haidl “Kupas Tuntas Darah Wanita”, dan Bahtsul Masa’il Kubro (BMK) se-Jawa Timur.

Mengawali kegiatan NGOPI Festive, dengan opening ceremony di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh peserta Bahtsul Masail Kubro (BMK) dan Seminar Haidl dari berbagai elemen pesantren baik internal Nurul Jadid maupun pesantren undangan eksternal di Jawa Timur.

(Ketua panitia NGOPI Festive Gus Raiq saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Ketua Panitia NGOPI Festive Gus Durry Raiq Najih Mohammad yang biasa disapa Gus Raiq melalui sambutannya mengucapkan terimakasih dan selamat datang kepada seluruh peserta dan tamu undangan yang berkenan hadir pada acara NGOPI Festive.

“Saya mewakili keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid mengucapkan ahlan wa sahlan kepada seluruh tamu undangan dan peserta yang berkenan hadir pada acara ini khususnya Gus Ahmad Kafabihi Mashuri dan Ning Sheila Hasina Zamzami” Gus Raiq menuturkan di depan seluruh undangan.

(Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid memberikan sambutan selamat datang sekaligus membuka acara secara resmi)

Selanjutnya, Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid dalam sambutannya juga menungkapkan bahwa kegiatan NGOPI Festive ini merupakan kesempatan emas untuk menimba ilmu, “Ini merupakan kesempatan emas bertemu dengan ahli ilmu untuk mengupas permasalahan fikih langsung dari pakarnya,” ungkap KH. Najiburrahman Wahid.

(Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini ketika memberikan sambutan pada acara pembukaan NGOPI Festive)

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini berharap dengan diselenggarakannya kegiatan Bahtsul Masail ini dapat menjadi motivasi untuk menghidupkan kembali ghirroh kajian kitab salaf.

“Saya berharap bahwa bahtsul masail ini bisa menjadi motivasi atau pendorong bagi pesantren kita untuk lebih giat lagi mengkaji kitab-kitab salaf yang semakin hari semakin kurang mendapat perhatian karena semakin menjamurnya kajian-kajian kitab putih”, dawuh pengasuh saat memberikan sambutan.

(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini memberikan cinderamata kepada Gus Ahmad Kafabihi Mahrus pada pembukaan NGOPI Festive)

Acara dilanjutkan dengan Tausiyah Signifikansi Kajian Turats oleh Gus Ahmad pasca sambutan. setelah menyampaikan tausyiahnya Gus Ahmad diminta untuk tidak meninggalkan pentas karena acara dilanjutkan pemberian Cinderamata oleh pengasuh yang kemudian sesi foto bersama tamu undangan yang hadir.

Selepas pembacaan doa oleh Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Gus Muhammad Al-Fayyadl, tamu undangan diarahkan untuk ke ruang ramah tamah di dhalem kesepuhan Nyai Masruroh. Sedangkan peserta putra diminta untuk meninggalkan tempat acara guna persiapan Bahtsul Masail Kubro (BMK) di Masjid Jami’ Nurul Jadid. Sesaat peserta putra meninggalkan lokasi, kegiatan dilanjutkan Seminar Haidl bertajuk “Kupas Tuntas Darah Wanita” yang hanya diikuti oleh santri putri. Seketika ruangan dipenuhi oleh santri putri yang sangat antusias mengikuti pemaparan dari Ning Sheila.

Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini, Kepala Biro LTN Gus Muhammad Fakhri, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Gus Muhammad Al Fayyadl, Kepala BKOSS KH. Muhammad Makki Maimun Wafi, Ketua Panitia Gus Durry Raiq Najih Muhammad, Gus Tomi, dan para Ning dari ahlul bait Nurul Jadid.

 

(Humas Infokom)