Pos

KH. Moh Romzi: Mohon Doa dan Dukungan untuk Kemajuan Ma’had Aly Nurul Jadid

nuruljadid.net – Direktur Sarjana Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Romzi Al-Amiri Manan, menyampaikan sambutan dalam acara wisuda ke-5, program tamhidiyah, takhssus dan i’dadiyah. Bertempat di Auditorium Madrasah Aliyah Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (27/07/19).

“Saya tidak bicara yang tidak ada, saya bicara apa adanya, kalau puas sampaikan kepada orang lain bahwa Mahad Aly adalah maju. Kalau tidak puas jangan disampaikan kepada orang lain. Tapi,  sampaikan kepada saya pribadi untuk menjadi bahan evaluasi,” dawuh beliau.

Sebelumnya, para calon wisuda program i’dadiyah harus menguasai kitab dasar Fathul Qorib Mujib. Sedangkan program tamhidiyah harus mampu menguasai kitab Fathul qorib mujib dan Ilmu Faroid. Sementara itu, program takhossus, harus menguasai kitab Fathul Muin, Fathul Wahab dan Ilmu Faroid.

Tiga program belajar baca kitab tersebut di lalui  secara ekselerasi selama satu tahun. Dimana santri  yang berhasil melewatinya, akan di wisuda sebagai ajang penentu layak dan tidaknya, mengikuti program pada tahun berikutnya.

Sebanyak 86 santri yang mengikuti akselerasi baca kitab akan di wisuda. Terdiri dari 36 santri program Tamhidiyah, 32 program Idadiyah, dan 18 program Takhassus.

Beliau melanjutkan, program akselerasi baca kitab ini biasanya ditempuh selama empat tahun. Namun “Alhamdulillah, Mahad Aly Nurul Jadid, bisa melaksanakan ekselerasi baca kitab selama satu tahun. Dengan rutin setiap tahun wisuda program akselerasi baca kitab,” ungkapnya.

Selain itu, para calon wisudah diuji kelayakannya oleh Tim panelis yang sengaja di undang dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, Madura. Dengan mengunakan kitab Nubdzatul Bayan untuk dibaca.

Semoga, hadirnya delegasi dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum dapat memudahkan jalannya acara wisudah, dan semua santri diberikan kesuksesan oleh Allah.

KH. Romzi, berharap kepada para wali santri dan seluruh undangan yang hadir agar senantiasa mendoakan Ma`had Aly Nurul Jadid, karena akan segera membuka program pasca sarjana. Bertujuan menampung santri yang telah di wisudah Strata-1 (S1) untuk melanjutkan pendidikannya ke Strata-2 (S2) di Ma’had Aly Nurul Jadid. Insha’Allah tahun ini, Surat Keterangan (SK) Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) untuk S2 akan diterbitkan,” imbuhnya.

PenulisMr. Han (SJ)

EditorRizky H.T.

 

Kiai Hamid; Jadilah Seperti Padi Dalam Menimba Ilmu

Nuruljadid.net- Kepala pesantren Nurul Jadid, KH Abd Hamid Wahid, memberikan tausiyah kepada seluruh wisudawati Madrasah Diniyah An-nafiiyah (MADIN) dan Pondok Mahasiswi Universitas Nurul Jadid (POMASI), Kamis Malam, (11/07/2019) di Halaman Mahrom Az-zainiyah (Dalbar) agar selalu mensyukuri setiap proses dan hasil yang sudah didapatkan.

Kegiatan wisuda akbar ini sudah menjadi kegiatan yang rutin di gelar setiap tahunnya, namun setiap rutinitas yang di kerjakan bukan tidak mempunyai arti, tapi ada masa dimana satu tahap pendidikan pada akhirnya akan terus kepada tahapan selanjutnya sebagai tahapan formal, walaupun belajar dan jenjang pendidikan itu sendiri pada umat Islam tidak ada akhir selagi hayat masih di kandung badan.

“Ilmu itu semakin digali semakin tidak kita ditemui dasarnya, semakin menyelam dalam lautan ilmu semakin kita merasa bahwa, semakin jauh dasar dan ujungnya, oleh karena itu bagi seseorang yang berilmu dan berakhlak baik, maka semakin berilmu seseorang itu akan semakin merunduk, semakin berisi akan semakin merunduk dan tidak akan semakin tegap dan merasa dirinya semakin sempurna, seperti padi semakin berisi justru akan semakin merunduk ke bawah bukan tegak seperti Parkis semakin berkembang semakin menjulang ke atas”, Tutur Kiai Hamid.

Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang sudah didapatkan dengan tekat dan mentalitas yang kuat, karena pada dasarnya ilmu bukan hanya sebagai pengetahuan tapi sangat erat kaitannya dengan kemanfaatan, sebagai santri bagaimana sekira dapat bermanfaat ketika dia kembali ke masyarakat. “semoga kurikulum yang dihasilkan dari penyempurnaan Madrasah Diniyah nantinya lebih menyentuh nuansa dan dimensi-dimensi, hal ini seirama dengan tekat pendiri dan pengasuh pertama KH. Zaini Mun’im, yang menegaskan di Pesantren Nurul Jadid ini tidak hanya mencetak kader-kader ulama saja, orang yang multi profesi dan dimensi sesuai dengan ketat khasnya masing-masing, tetapi tetap membawa jiwa kesantrian ” Harapan kepala pesantren.

Penulis : NS

Editor : PM

Mengabdi Itu Harus Memberikan Yang Terbaik

nuruljadid.net.-Kamis (24/05/19) sore, Pondok Pesantren Nurul Jadid gelar kegiatan konsolidasi dan buka bersama yang diikuti unsur Pimpinan hingga Karyawan, bertempat di Masjid Jami’ Nurul Jadid. Kegiatan konsolidasi dan buka bersama ini dimulai puku 16. 30 WIB- hingga adzan maghrib tiba. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menanamkan ruhul jihad dalam pengabdian untuk meningkatkan kualiatas mengabdi di Pesantren, agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik di Pesantren,’ Ungkap Kasubbag Kepegawaian Ustadz Miftahul Huda.

senada dengan ungkapan di atas, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid menyampaikan bahwa berkhidmat, mengabdi, berjuang harus memberikan yang terbaik. Dikalangan lain, pengabdian di anggap sebagai sesempatnya, sebisanya, semaunya, ikhlas itu didegradasi direndahkan dengan pelecehan-pelecehan. Karena pengertian yang sebetulnya mengabdi itu memberikan yang terbaik.

Masih pernyataan beliau, seseorang pimpinan atau karyawan dengan mental tangan dibawah hanya akan melihat apakanh ini berhasil atau tiidak, baru akan memberi yang terbaik. Seorang sales di toko yang akan menjual produk tertentu akan melayani seorang yang kemungkinan akan membeli, itu artinya kemungkinan pembeli dibatasi. Ihsan adalah kita melayani siapapun dengan kemungkinan membeli atau tidak dengan pelayanan terbaik kita, dan ketulusan itu jauh lebih berdimensi jangka panjang.

Lanjut beliau, mentalitas tangan diatas di dalam pengabdian, di dalam pengelolaan didalam majerial adalah bahwa kita memberikan layanan yang terbaik tanpa syarat, hanya karena kita ingin mengbdi kepada Allah.

Kegatan tersebut diakhiri saat waktu adzan maghrib tiba. Dan seluruh peserta yang hadir mulai beranjak mengambil posisi masing-masing untuk menikmati takjil yang tersedia.

Pewarta : PM

42 Wisudawan - Wisudawati Amtsilati Wilayah K Dikukuhkan oleh Pengasuh

42 Wisudawan – Wisudawati Amtsilati Wilayah (K) Dikukuhkan oleh Pengasuh

nuruljadid.net – Hujan dikala sabtu sore menyisakan udara sejuk menambah ketakdiman di acara Wisuda Amtsilati ke X dan I’lan Al-fiyah, Faroidl yang diadakan oleh wilayah Zaid bin Tsabit (K), Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Sabtu malam, (13/04/2019).

Kegiatan tersebut mewisuda setidaknya 15 putra dan 27 putri yang telah menguasai kitab amtsilati, Yazid Ringgit, ketua panitia, mengatakan, amtsilati adalah program cara cepat membaca kitab kuning yang mendasar dan Dikemas dengan penjalasan yang mudah serta ringkas, sehingga tidak membuat para santri tidak kesulitan dalam memahami ilmu nahwu shorrof.

“Maka kami perlu untuk memberikan apresiasi kepada santriwan dan santriwati yang telah menyelesaikan program amtsilati ini,”terangnya dalam sambutan.

Yazid menambahkan, kegiatan ini juga mengapresiasi kepada para santri pasca amtsilati yang berjumlah 6 santriwan yang telah menyelesaikan kitab Faroidl (kitab ahli waris) dan kitab Alfiyah ibn Malik 1002 bait.

Isak tangis gembira para wali santri wisudawan mulai terlihat ketika demonstrasi wisudawan berlangsung, Ust. Kamaluddin el kafa, Koordinator Amtsilati jawa timur, mempersilahkan kepada para wali santri untuk membarengi masing – masing anaknya agar tidak gugup ketika di tes.

Hal yang sama berlangsung tatkala demonstrasi pasca amtsilati yang berjumlah 6 santri di tes, pertanyaan demi pertanyaan mengenai hukum warisan dan kitab alfiyah diluncurkan oleh para penguji kepada santri pasca amtsilati dan alhamdulillah, mereka bisa menjawabnya dengan baik.

Kegiatan yang bertempat di Halaman wilayah Zaid bin Tsabit itu, tambah khidmat tatkala KH. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid beserta KH. Hefniy Mahfuds, Pemangku wilayah Zaid bin Tsabit (K). Mengokohkan para wisudawan.

Pasca mengukuhkan para wisudawan, KH. Zuhri Zaini Menyampaikan kalimat – kalimat tausiyah dan menutup kegiatan itu dengan do’a.

Selain itu, Wilayah Zaid bin Tsabit turut menentukan wisuda Amtsilati terbaik yang jatuh kepada Wildan Zulfikar dan pasca amtsilati terbaik jatuh kepada Ali Hurozim.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

KH. Hefniy Mahfudz; dengan Membaca Al-Qur’an Hati Kita akan Bersih

KH. Hefniy Mahfudz; dengan Membaca Al-Qur’an Hati Kita akan Bersih

nuruljadid.net – Acara Pelantikan Pengurus Muallim dan Ubudiah Musholla Raudlatul Qur’an masa bakti 2019/2020 sekaligus Perpisahan Kelas Akhir dan Wisuda Muta’alim Kelompok A yang diadakan oleh Musholla Radlatul Qur’an pada Jum’at (05/04/2019) bertambah khusyuk tatkala KH. Hefniy Mahfudz menyampaikan Tausiyah.

Pasca menyampaikan salam, KH. Hefniy Mahfudz menceritakan kepada para hadirin bahwa nama dari musholla yang bertempat di dalem KH. Hasan Abdul Wafi itu merupakan sematan dari KH. Hasan sendiri, yakni Musholla Raudlatul Qur’an yang bermakna Taman Al-qur’an.

Beliau turut menyemangati para murid Musholla Raudlatul Qur’an dalam belajar al-qur’an dengan mengutip sabda Rasulullah SAW bahwa barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah SWT maka hormati keluarganya.

“Yang dimaksud dengan keluarga Allah ialah Ahlu Qur’an, orang yang selalu menekuni dan selalu bersama dengan Al-qur’an,”tutur beliau dengan ramah.

Para hadirin bertambah hening, tatkala KH. Hefniy Mahfudz menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah berdo’a pada waktu haji Wada’ di hari jum’at di tanah Arofah. Beliau mendoakan para pengajar al-qur’an untuk memberikan barokah kepada mereka dan menghapus dosa – dosanya.

Sebelum menutup tausiyah, beliau merekomendasikan para hadirin untuk terus membaca al-qur’an walaupun tidak tau akan maknanya. “Dengan membaca al-qur’an hati kita akan bersih, dengan hati yang bersih insya Allah akan mendapatkan pemahaman dari Allah SWT,”pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Berikan Refleksi dan Motivasi Kepada Siswi Kelas Tiga SLTA

Berikan Refleksi dan Motivasi Kepada Siswi Kelas Tiga SLTA

nuruljadid.net – Gus Muhammad Al-Fayyadl, memberikan refleksi dan motivasi kepada siswi kelas tiga SLTA. Dalam kegiatan Tausiah Pengasuh yang diselenggarakan Wilayah Az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kegiatan tersebut bertempat di musala Wilayah Az-Zainiyah, Paiton, Probolinggo, Jumat (05/04/19). Dihadiri seluruh siswi kelas tiga SLTA yang bermukim di wilayah Az-Zainiyah.

Gus Muhammad Al-Fayyadl, mengatakan, kebanyakan siswa/i yang sudah kelas tiga SLTA, akan merasa bimbang memilih Perguruan Tinggi untuk melanjutkan studinya. “Maka alangkah baiknya, isyarat yang Allah berikan kepada kita, ialah melalui jalan istikharah,” tuturnya.

Karena penting sekali mencari ilmu. “Saya yakin tidak semua dari kalian itu ingin menjadi seorang akademisi, tapi apa pun cita-cita kalian tetaplah harus berilmu,” terang beliau.

“Sebelum lulus (berhenti) dari pondok ada baiknya kalian juga mengingat-ingat hutang karena bisa menghalangi kebarokahan,” ajaknya kepada audiens.

Beliau juga mengingatkan penting mendoakan guru agar tidak putus hubungan batin dan ilmu. “Dengan doa kita tidak akan putus kontak batin dengan guru,” katanya.

Maka sebagaimana ciri-ciri santri yang berhenti mondok dengan Husnul Khotimah, harus dijadikan contoh. Yang mempunyai hubungan baik dengan siapa saja saat dipondok, dan memiliki cita-cita yang lebih baik kudepanya. “Cita-cita tinggikan, mau seperti apa,” harapannya sebelum mengakhiri tausiah.

Penulis : Jamilatunnisa (SJ)
Editor : Rizky H.T.

Di Expo, Ada Mobil Alm. KH. Moh. Hasyim Zaini

nuruljadid.net – Mobil pertama Alm. KH. Moh. Hasyim Zaini di pamerkan (Expo), di Haul Pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-70. Bertempat di depan halaman Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ), pada Sabtu (30/03/19).

Kali ini, Lokasi Expo menjadi wahana yang cukup dilirik oleh para santri, dan alumni P.P. Nurul Jadid. Lantaran terdapat Mobil Sedan Holden 1963 milik Alm. KH. Moh. Hasyim Zaini yang dipamerkan.

Mobil Sedan Holden 1963 dipamerkan sebagai bukti salah satu ikon sejarah PP. Nurul Jadid. Menariknya, ikon mobil tersebut menjadi pusat Expo tahun ini, dengan posisi yang berada di tengah.

Menurut Ahmad Romzi, salah satu pengunjung Expo, dengan dipamerkan mobil tersebut para alumni dan santri bisa mengetahui bahwa ada ikon sejarah yang masih berada di P.P. Nurul Jadid. “Sangat antusias sekali, bisa melihat secara langsung mobil peninggalan kiai secara langsung. Sehingga kita para alumni dan santri bisa mengetahui sedikit sejarah dari mobil tersebut,” ucapnya.

Selain itu, Expo tahun ini turut melibatkan P4NJ, dengan menawarkan makanan dan barang yang langsung di produksi oleh para alumni. Sementara, Expo pendidikan dari setiap lembaga formal yang berada di naungan pesantren turut juga mewarnai.

Penulis : Abdul Hannan (SJ)
Editor : Rizky H.T.

kiai zuhri

KH. Moh. Zuhri Zaini: Kami Sebagai Pewaris Tentu Harus Menjaga Keutuhan Negeri dan Bangsa Ini

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini turut hadir dalam Ngaji Kebangsaan Selasa (02/04/2019) di Aula Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Beliau nampak antusias menyambut dua tokoh negara, Panglima TNI Republik Indonesia, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.IP. dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jendral Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D.

Alhamdulillah, kami keluarga besar PP Nurul Jadid dan hadirin yang hadir pada saat ini merasa sangat berbahagia atas kunjungan silaturrahim dua tokoh kita, dua bapak kita yaitu panglima TNI dan Kapolri.” Dawuh Pengasuh dalam sambutannya.

Dalam sambutannya, beliau juga menyinggung tema yang diangkat pada Ngaji Kebangsaan ini. Beliau berdawuh bahwa tanpa adanya ukhuwah, tanpa adanya kebersamaan dan persatuan kesatuan mungkin negara ini tidak pernah terwujud.

Lanjut, Kiai Zuhri (sapaan akrab Pengasuh) menceritakan secara singkat dan jelas tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Nurul Jadid serta perjuangan Pendiri dan Pengasuh Pertama PP. Nurul Jadid, KH. Zaini Abd. Mun’im dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid saat memberikan sambutan

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid saat memberikan sambutan

“Jadi bapak ibu sekalian jelas bahwa Pendiri berjuang untuk kemerdekaan RI. Sehingga kami sebagai penerus tentu harus menjaga negara ini, NKRI. Sebab beliau-beliaulah para pendahulu kita yang ikut membangun kemerdekaan ini.” Dawuh beliau.

“Maka, Kami sebagai pewarisnya termasuk para santri tentu harus berkewajiban untuk menjaga keutuhan negeri dan bangsa ini.” lanjut Pengasuh.

Masih dalam sambutan, beliau menyatakan bahwa tujuan dari silaturrahim ini yaitu untuk memperkuat bersama militer dan kepolisian dalam hal mempertahankan kemerdekaan sekalipun dalam tempat dan tugas yang berbeda.

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid saat memberikan sambutan

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid saat memberikan sambutan

“Barangkali ini satu tujuan dari silaturrahim yaitu untuk memperkokoh, untuk memperkuat bersama militer sekalipun mungkin kita berbeda tempat, berbeda tugas. Kalau bapak-bapak kepolisian betugas di keamanan dan ketertiban. Bapak TNI bertugas di pertahanan negara. Baragkali para tokoh-tokoh masyarakat, para guru dan kiai juga memiliki tugas yang sama yaitu mempertahaknkan tapi dari sektor yang lain” jelas beliau.

Diakhir sambutan, beliau mengatakan bahwa dengan bahu membahu kita mampu untuk mempertahankan kemerdekaan saati ini.

“Oleh karena itu, insya Allah dengan kita bahu membahu didalam mempertahankan kemerdekaan yang sekrang, kedepannya banyak ancaman-ancaman baik dari dalam maupun dari luar, ini yang harus kita waspadai. Maka tugas kita sekarang adalah membangun, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan” pungkas Kiai Zuhri.

Penulis: Ghufron

Editor: Ponirin

No Nama Kegiatan Angel Berita Content Pertanyaan 01 Khatmil Al-Quran oleh Santri tanggal 26 – 29 Maret 2019 - Acara Pembukaan Khatmil Al- Qur’an - Perjalanan acara - Sambutan - sambutan 1. - Respon Pengurus - Respon Pengurus Biktren - Respon Pengurus PPIQ - Respon Ketua Harlah Pengurus Biktren 1. Tujuan mengadakan khatmil qur’an? 2. Bagaimana Pelaksanaan Teknis Pelaksaan Kegiatan? 3. Dengan adanya kegiatan ini, apa harapan bapak kepada pengurus wilayah atau kepada para santri? 4. Apakah seluruh Santri diwilayah ini, wajib mengikuti khotmil qu’an ini?, Jika tidak gimana? Pengurus PPIQ 1. Bagaimana Respon anda dengan diadakannya acara ini? Pengurus Ketua Harlah Bagaimana Respon anda dengan diadakannya acara ini? - Sambutan Pengasuh atau Dewan Pengasuh - Sambutan Pengasuh atau Dewan Pengasuh yang terkait dengan khatmil qur’an - khatmil qur’an di tiap – tiap wilayah (hari ke 2 atau 3) - Respon Pengurus wilayah - Respon para Santri Pengurus wilayah 1. Apakah seluruh Santri diwilayah ini, wajib mengikuti khotmil qu’an ini?, Jika tidak gimana? 2. Dengan adanya Khotmil qur’an, apakah tidak mengganggu kegiatan inten wilayah Santri Wilayah 1. Bagaimana Respon anda dengan diadakannya acara ini? - Acara Penutupan Khatmil Al-qur’an - Perjalanan acara - Sambutan – sambutan - Pengurus Biktren Pengurus Biktren 1. Mungkin ada tindak lanjut dari khatmil qur’an ini? 2. Ada kata – kata yang ingin disampaikan untuk harlah ke 70 ini? 2 Bahtsul Masail tingkat jawa timur - Acara Pembukaan Bahtsul Masail - - Perjalanan acara - Sambutan – sambutan - Pengurus Biktren 3 Bulan Lomba / Pekan Lomba - - 4 Festival Al-Banjari se – jawa timur - - 5 Expo dan Bazar (Lazizkaf dan Stand Informasi PSB) - - 6 Pameran Pendidikan - - 7 Temu Alumni Nasional - - 8 Bakti Sosial - -

Kepala BKOS, Meminta Pemenang Tidak Cepat Puas Dan Yang Kalah Berusaha Lebih

nuruljadid.net – Penutupan Bulan Lomba HAUL dan HARLAH ke 70 Pondok Pesantren Nurul Jadid ditutup secara resmi oleh Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS), KH. Makki Maimun Wafi. Kamis (28/03/2019).

Di awal sambutan Kepala BKOSS menerangkan bahwa, terlaksananya Bulan Lomba semata-mata untuk menyemarakkan peringatan Harlah, namun juga untuk menjalin tali silaturrahim yang baik antar wilayah sekaligus antar peserta. “Sehingga pasca pelaksanaan bulan lomba, kekompakan dan rasa kekeluargaan antar wilayah semakin erat dan semakin kuat. Inilah makna sesungguhnya yang bisa kita petik bersama dari adanya Bulan Lomba antar wilayah setiap tahunnya” tegas beliau di depan para santri di Aula Universitas Nurul Jadid.

beliau yakin dengan diadakannya Bulan Lomba akan melahirkan talenta – talenta dari setiap lomba baik segi kelimuan, keagamaan bahkan dari keolahragaan.

“berharap prestasi dari adik-adik juga bisa menorehkan dengan tinta emas nama PP. Nurul Jadid dikancah yang lebih besar lagi, seperti Nasional bahkan Internasional,” imbuh beliau.
Selain itu, beliau turut berpesan kepada para para yang menang untuk tidak cepat puas diri, namun hal itu dapat memacu semangatnya dan kepada yang belum menang untuk terus berlatih dan berusaha lebih.

“Pemenang bukanlah mereka yang tak pernah kalah, tetapi mereka yang tak pernah berhenti ketika mengalami kekalahan dan Pemenang bukanlah mereka yang tidak pernah gagal, melainkan mereka yang senantiasa tekun berusaha untuk menggapai tujuan dan cita-citanya,”pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Daftar belanja berita hari ini Jum’at (29/03/2019)

Tiupan Kue Tart Menjadi Simbolis Berakhirnya Lomba

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar penutupan bulan lomba dalam rangka memperingati haul dan Harlah Pendiri ke 70 bertempat di Aula Universitas Nurul Jadid. kamis, (28/03/2019).

Imron Sadewo, Ketua Bulan Lomba menuturkan dalam sambutan, dengan berakhirnya kegiatan bulan lomba. “Saatnya kita bekerja sama untuk satu tujuan luhur dimana tujuan tersebut seiring perjalanan visi misi pesantren,”tuturnya.

Ia juga menambahkan, setiap orang harus membawa misi dalam hidupnya. Begitu pula hidup di dalam organisasi, tentu harus mengemban visi dan misi yang di wujudkan dalam tindakan sehari-hari.
“tujuannya tetap sama yakni menciptakan dunia yang lebih baik”. Tegasnya.

Ditempat yang sama, KH. Makki Maimun Wafi, Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS), menjelaskan bahwa tujuan Bulan Lomba bukan hanya semata – mata untuk menyemarakkan peringatan Harlah, namun juga untuk menjalin tali silaturrahim antar wilayah sekaligus antar peserta.
Beliau menambahkan, dengan di adakannya bulan lomba ini, menjadi nilai positif bagi para santri dan melahirkan bibit – bibit unggul yang bisa memberikan prestasi untuk Pesantren.

“Berharap prestasi dari adik-adik juga bisa menorehkan dengan tinta emas nama PP. Nurul Jadid dikancah yang lebih besar lagi, seperti Nasional bahkan Internasional,” imbuh beliau.

Pasca sambutan, beliau dan didampingi oleh panitia bulan lomba meniup kue tart sebagai simbolis akan berakhirnya bulan lomba.

Pada tahun ini, bulan lomba melombakan 30 lomba yang terbagi dalam bidang keilmuan, keolahragaan dan keagamaan. Dari lomba – lomba ditentukan juara umum dan pada kali ini jatuh pada Asrama Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK).

Penulis : Yahya

Editor : Ponirin

Asrama MA PK Nurul Jadid, Sabet Juara Umum Dalam Bulan Lomba Harlah Ke 70

nuruljadid.net – Pelaksanaan Penutupan Bulan Lomba HAUL dan HARLAH ke 70 ditutup oleh Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS), KH. Makki Maimun Wafi. Pada Kamis (28/03/2019).
Acara penutupan tersebut akan selalu dikenang oleh Asrama Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK). Pasalnya acara penutupan yang bertempat di Aula Universitas Nurul Jadid. MAPK menjadi Juara umum.

Zainullah Aswi, Kepala Asrama MAPK merasa senang dengan raihan tersebut karena hal itu merupakan suatu peningkatan prestasi dari MAPK dari tahun kemarin.

“Dengan prestasi ini, semoga para peserta didik MAPK bisa lebih semangat lagi dalam belajar sehingga bisa menoreh prestasi yang lebih tinggi,” tuturnya saat ditemui pasca acara.

Ia menambahkan, perolehan MAPK sebagai juara umum adalah hasil kerja keras dari para peserta didik beserta para pengurus.

“Semoga tahun depan MAPK bisa dinobatkan kembali menjadi juara umum,”Harapnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Semaan Al-Qur’an Menghiasi Dinding – Dinding Nurul Jadid

Semaan Al-Qur’an Menghiasi Dinding – Dinding Nurul Jadid

nuruljadid.net – Semaan Al-qur’an menghiasi serambi Masjid Jami’ Nurul Jadid dan asrama santri Pondok Pesantren Nurul Jadid pada HAUL dan HARLAH ke 70, pada acara pembukaan semaan tersebut KH. Najiburrahman menuturkan bahwa kegiatan tersebut merupakan rutinitas yang di adakan PP. Nurul Jadid.

Kegiatan tersebut merupakan rutinitas yang diadakan oleh PP. Nurul Jadid ketika menjelang HAUL dan HARLAH. “kegiatan ini dalam rangka bermunajat kepada Allah Swt agar HAUL dan HARLAH ke 70 bisa sukses,”tutur beliau.

Beliau menambahkan, semaan al-qur’an tersebut juga sebagai sarana pemanasan para santri dalam menghatamkan al-qur’an sebelum bulan ramadhan tiba. “Andaikan mesin, kalau sekarang semaan al-qur’an ini sebagai pemanasan terlebih dahulu, dan nantinya ketika bulan ramadhan akan terbiasa menghatamkan al-qur’an,”harap beliau.

beliau turut berpesan kepada para santri tatkala membaca al-qur’an untuk membaca secara tartil. “Saya jangan asal cepat selesai, tapi membaca al-qur’an dengan tartil,”terang beliau.

Menurut data nuruljadid.net, Semaan Al-qur’an tersebut akan dilaksanakan di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Musholla – musholla dan wilayah – wilayah santri putra maupun putri PP. Nurul Jadid.

Selain Semaan Al-qur’an, kegiatan yang dikoordinir oleh pengurus Pusat Pendidikan Ilmu Al-qur’an (PPIQ) itu turut dilakukan Pentashihan 24 peserta didik Tahfidzul Qur’an dan 21 peserta didik Tahsinul Qur’an.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

K. Muhammad Alfayyadl: di Masa Depan Agama Cenderung Disalahgunakan

K. Muhammad Alfayyadl: Di Masa Depan Agama Cenderung Disalahgunakan

nuruljadid.net – Direktur Lembaga Pendididkan Bahasa Asing (LPBA), K. Muhammad Alfayyadl, menyampaikan tausiah dalam Pelantikan Pengurus Aliansi Murid Madrasah Diniyah (AL MURADI) Asrama Sunan Bonang (N) dengan topik pembicaraan “Berilmu Agama di Era IT (Information Technology)” di Aula Diniyah, Kamis malam (31/01/2019).

Menurut beliau, tema ini penting karena yang akan dihadapi santri khususnya 10 atau 20 tahun kedepan tidak akan sama dengan zaman yang dulu pernah beliau hadapi. “Zaman yang kalian hadapi adalah suatu zaman, yang mana ilmu agama akan berubah menjadi ilmu duniawi, dimana orang yang belajar dan mengerti ilmu agama itu akan berburu duniawi serta mengabaikan agamanya,” dawuh beliau.

Intelektual muda NU ini juga berpendapat bahwa saat ini marak agama dijadikan tameng dalam melakukan kebatilan, terlebih lagi di masa depan. “Agama nantinya akan mudah diputar balikkan. Dipakai untuk kepentingan manusia yang tidak sesuai dengan agama. Kedepannya agama akan cenderung disalahgunakan untuk hal-hal yang justru bertentangan dengan agama,” ungkap beliau.

Terlebih lagi, urai beliau, adanya internet bukahlah produk terakhir para ilmuan. Saat ini menurutnya ilmuan barat sedang mengembangkan ilmu rekayasa syaraf. Hal ini akan berdampak pada kesadaran manusia yang bisa diatur secara mekanis.

“Jadi kedepan manusia akan di rekayasa seperti layaknya robot. Sekarang pendidikan sudah menciptakan robot-robot, maksudnya orang dicetak untuk berfikir sama karena orang sudah menguasai kesadaran otaknya orang lain,” sesal beliau.

Maka dari itu beliau mengajak kepada seluruh yang hadir agar siap menghadapi perubahan supaya tidak menyalahgunakan kemajuan yang ada. “Kalau kita tidak siap dengan perubahan-perubahan, kita kaget akan cenderung menyalahgunakan kemajuan yang ada, maka akibatnya akan sungguh-sungguh fatal. Kita kalau hanya seperti itu akan menjadi budak dari teknologi atau akan menjadi pelaku dalam arus kebatilan,” tutur beliau.

Selain itu di akhir tausiyahnya, beliau menjelaskan tentang tauhid yang berhubungan dengan IT bahwa ilmu tauhid adalah ilmu untuk memahami lebih mendalam tentang keesaan Allah SWT dengan meyakini secara mantap sepenuh iman. “Otomatis juga membawa kita meyakini memantapkan hati kita untuk meyakini kebenaran risalah nabi muhammad SAW,” pungkas beliau.

Penulis : Moch. Badrus Sholeh

Editor : Rahmat Hidayat