Pos

P4NJ Bersama GUSDURian Support Moril Korban Bencana Erupsi Semeru dengan Doa Bersama

nuruljadid.net – Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Kabupaten Lumajang bersama GUSDURian Peduli menggelar doa bersama pada Minggu (26/12). Kegiatan tersebut digelar dengan tujuan sebagai bentuk upaya memberikan dukungan moral bagi warga terdampak erupsi Gunung Semeru dengan mendekatkan diri kepada Sang Kholiq.

Koordinator GUSDURian Peduli Gus A’ak Abdullah Al-Kudus menuturkan bahwa kegiatan do’a bersama bertajuk “Ngaji, Ngopi, dan Silaturrahmi” ini digelar untuk saling mendoakan bersama kepada korban baik yang sedang dirawat di rumah sakit agar lekas sembuh dan korban yang meninggal dunia akibat bencana erupsi Gunung Semeru.

“Melalui kegiatan ini, semoga semua korban yang meninggal dunia akibat bencana ini husnul khatimah dan mendapat ampunan serta ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah. Ini juga bagian dari dukungan secara moral untuk warga terdampak erupsi Gunung Semeru,” tutur Gus A’ak.

(KH. Fahmi Abdul Haq Zaini, K. Muhammad Imdad Rabbani, dan KH. Abdurrahman Wafi menghadiri kegiatan do’a bersama GUSDURian Peduli bersama masyarakat setempat dan P4NJ Lumajang)

Pada acara tersebut, turut hadir KH. Fahmi Abdul Haq Zaini, K. Muhammad Imdad Rabbani, KH. Abdurrahman Wafi yang ikut memimpin doa dan tahlil Bersama di tenda darurat beserta sejumlah pengurus Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Kabupaten Lumajang.

Sementara itu, Gus A’ak Abdullah Al-Kudus menambahi bahwa dukungan berupa materi saja tidak cukup, karena dukungan moral juga tidak kalah penting untuk membangkitkan semangat mereka dari duka paska erupsi ini.

(Peserta nampak antusias mengikuti kegiatan do’a bersama dan dukungan moral oleh GUSDURian bersama P4NJ Kabupaten Lumajang)

Sebagaimana diketahui, sejak Gunung Semeru mengalami erupsi pada tanggal 4 Desember 2021, P4NJ secara aktif mengikuti program GUSDURian di bawah komando Gus A’ak bersama lintas komunitas, organisasi, dan lembaga dari berbagai daerah di Indonesia telah merespons dengan cepat. Satu hari setelah Gunung Semeru mengalami erupsi, mereka sudah mendirikan posko dan tetap berdiri sampai saat ini.

P4NJ kabupaten Lumajang bersama alumni dan pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid serta simpatisan dari berbagai daerah turut aktif menggalang dana dan bantuan yang dibutuhkan serta mengirimkan tenaga sukarelawan untuk membantu korban bencana pasca erupsi gunung Semeru.

Sikap kepedulian dan bantuan moril ini juga ditunjukkan oleh para lora atau keturunan dari muassis Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan mereka hadir dan ikut terlibat dalam kegiatan doa Bersama ini dan memantau kondisi korban bencana pasca erupsi Semeru. Selain itu, para lora juga melakukan komunikasi dan hearing dengan pengurus P4NJ setempat seputar kegiatan aksi kemanusiaan yang dilakukan selama ini.

 

(Humas Infokom)

KH. Fahmi AHZ (songkok putih) saat menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur

Pernah Sowan di Situbondo, Begini Sosok GusDur Menurut KH. Fahmi AHZ

nuruljadid.net – Acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur yang digelar oleh Gusdurian Nurul Jadid turut dihadiri oleh KH. Fahmi Abdul Haq Zaini, Kepala Biro Pengembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Jum’at (10/01/2020).

Dalam acara yang bertempat di Aula SMA Nurul Jadid itu, beliau menyampaikan bahwa pernah bertemu langsung dan sowan dengan Gusdur di kabupaten situbondo.

“Alhamdulillah, saya pernah diberi kesempatan dan ditakdirkan oleh Allah SWT untuk bisa secara langsung berjumpa secara fisik  dan sowan dengan beliau Gusdur,” ungkap beliau.

Beliau turut menjelaskan, walaupun hubungan pribadi beliau sangat terbatas dengan Gusdur, namun. Beliau menjelaskan. Secara emosional dan spriritual masih berada dalam kondisi yang sama.

“Dan perlu diketahui pula oleh teman – teman GusDurian Probolinggo ini. Pendiri PP. Nurul Jadid ini, kakek kami, KH. Zaini Mun’im itu dulu santrinya embahnya gusdur, jadi santrinya KH. Hasyim Asy’ari ” ungkap beliau.

Tampak Aula SMA Nurul Jadid sesak penuh oleh para santri dan anggota GusDurian Nurul Jadid

Tampak Aula SMA Nurul Jadid sesak penuh oleh para santri dan anggota GusDurian Nurul Jadid

“Memang kalau secara istilah kami, istilah pesantren. Jadi secara keilmuan kami semua yang ada disini (santri nurul jadid, red) meskipun secara langsung tidak di tebuireng tapi sanad keilmuan kami, pemahaman kami dan semua yang diajarkan disini insya allah juga masih tetap sama seperti yang ada di tebuireng sana, yang ada di keluarga besar KH. Abdurrahman wahid,” imbuh beliau.

Bahkan secara khusus, KH. Fahmi melanjutkan. KH. Zaini Mun’im sangat akrab dengan ayahanda gusdur, KH. Wahid Hasjim. Dan KH. Zaini juga salah seorang yang menjadi delegasi Indonesia Bersama KH. Wahid Hasjim keliling negara sampai eropa untuk memperkenalkan kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, beliau turut menjelaskan substansi dari diadakannya haul gusdur, beliau menerangkan bahwa Gusdur sebagai seorang bapak bangsa yang selalu memperjuangkan nilai – nilai kemanusiaan yang universal, orang yang selalu membela kaum termarjinalkan, dan selalu membela para minoritas. Sudah sesuai dengan ajaran – ajaran dan syari’at oleh para guru – guru beliau dan para pendahulu.

“Nah, hari ini, kita semua tentu selain mengadakan acara-acara seremonial dan peringatan berkirim do’a pada beliau (gusdur, red). Tentu tugas kita yang paling penting adalah melestarikan nilai-nilai yang sudah beliau perjuangkan. Dan ini akan menjadi tugas berat bagi kita semua karena kita tau hari – hari terakhir ini bangsa kita gampang sekali termakan oleh berita-berita hoax,” tegas beliau.

“Dan pada hari ini juga, kita semua yang terkumpul dalam GusDurian jangan hanya bisa meramaikan seperti acara-acara seremonial dan peringatan-peringatan kewafatan beliau, tapi nilai-nilai perjuangan sudah beliau wariskan tentu harus menjadi perilaku, tentu harus menjadi semangat bagi kita dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dan itu juga sesuai dengan prinsip dasar pendiri pesantren ini yang terkumpul dalam panca kesadaran santri,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

KH. Abdurrahman Wafi (tengah) saat menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur

KH. Abdurrahman Wafi: Berbicara Tentang GusDur tentu Berbicara Tentang Pesantren

nuruljadid.net – “Berbicara sosok gusdur adalah berbicara tentang ayahanda beliau Alm. KH. Wahid Hasjim. Berbicara sosok Gusdur tentu berbicara tentang kakek beliau alm. KH. Hasim Asy’ari. berbicara tentang santri KH. Hasyim dan guru kita Bersama Alm. KH. Zaini Mun’im. Berbicara tentang gusdur juga berbicara tentang alm. KH. Hasyim zaini. Berbicara tentang gusdur tentu berbicara tentang KH. Wahid Zaini, berbicara tentang gusdur tentu berbicara tentang pesantren, berbicara tentang gusdur tentu berbicara tentang santri. Karena tipologi dan identitas gusdur sama sekali tidak berbeda, tentang tipologi santri,”.

Hal itu disampaikan oleh KH. Abdurrahman Wafi, saat mengisi sambutan dalam acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur yang digelar oleh Gusdurian Nurul Jadid. Jum’at (10/01/2020).

Gus. Abdur (sapaan akrab KH. Abdurrahman Wafi) menerangkan, banyak media memberitakan kalau gusdur tidak mempunyai dompet. “Saya ingat tahun 1984, indonesia mulai ribut munculnya sosok gusdur, bagi orang diluar pesantren. Sosok yang aneh orang kok bisa hidup tanpa uang, dipesantren itu biasa. Santri kalau tidak punya uang, nasi sama cabe itu enak makannya,” terang beliau yang turut menjabat sebagai Kepala Madrasah Ibtida’iyah Nurul Mun’im.

KH. Abdurrahman Wafi: Berbicara Tentang Gusdur tentu Berbicara Tentang Pesantren

KH. Abdurrahman Wafi: Berbicara Tentang Gusdur tentu Berbicara Tentang Pesantren

“Bahkan dalam sebuah cerita, Ketika gusdur menjabat sebagai ketua umum PBNU, pernah hadir di PP. lirboyo sebagai pembicara, yang ditunggu oleh panitia itu mobil sedan, kijang, Atau mobil yang bagus – bagus. Namun apa yang terjadi, Pada saat gusdur datang hadir ke PP. lirboyo dengan menaiki angkutan umum. Sosok yang sederhana sekali,” ungkap beliau.

Gus Abdur melanjutkan, Sama seperti kiai kita, KH. Abdul Wahid Zaini, Pengasuh ke 3 PP. Nurul Jadid. walaupun dikala menjadi pengasuh dan Ketua Tanfidziah PBNU. Ketika pergi ke Surabaya atau Jakarta, beliau sering menaiki bis umum ketika sampai diperempatan tanjung naik becak ke dhalem beliau.

 “Kalau orang mengenal gusdur, sebenarnya beliau tidak mau untuk diadakan haul, kalau bukan karena alasan kemanfaatan yang dapat beliau berikan dalam haul itu. Haul itu tidak membesarkan ataupun mengecilkan kemulian gusdur. Tapi khidmat yang kita dapatkan dalam haul gusdur adalah bukan bagaimana gusdur tapi bagaimana tentang kita menjaga warisan – warisan yang telah beliau berikan,” imbuh beliau.

Diakhir sambutan beliau menyampaikan 3 hal penting tentang gusdur, yakni Warisan Kemanusiaa, Warisan Pengetahuan, “Dan yang terakhir itu walaupun fisik beliau ketika senja kurang fit namun kecintaan beliau kepada olahraga tetap membara hal itu terbukti ketika dulu beliau sering menjadi analis sepak bola,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Galeri Foto: Peringatan 1 Dekade Haul GusDur