Pos
KH. Moh. Zuhri Zaini: Semoga Pesantren Semakin Kokoh
nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid memperingati Haul Pendiri dan Harlah ke-70, dengan mengusung tema; Mengaji dan Mengabdi Untuk Kedamaian Negeri. Bertempat di halaman Kantor P.P Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (30/03/19).
Kegiatan ini dihadiri juga, KH. Imam Ma`ruf (Malang) dan KH. Abdul Matin Djawahir (Tuban) sebagai pemberi tausiah peringatan Haul dan Harlah.
Pengasuh P.P Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kegiatan tersebut sebagai bentuk rasa syukur atas berdirinya P.P Nurul Jadid pada 1950 sampai 2019. “Mudah-mudahan di usia ke-70 ini, tidak menjadikan pesantren semakin rapuh. Melainkan semakin kokoh kedepanya,” tuturnya.
Beliau melanjutkan, peringatan haul pendiri dan harlah untuk mengenang jasa-jasa para pendahulu P.P Nurul Jadid. Karena berkat perjuangan para pendahululah PP. Nurul Jadid bisa ada.
“Oleh karena itu, kami sebagai generasi tentunya ingin mengungkapkan terima kasih dengan mengenangnya hari ini. Karena mensyukuri suatu nikmat, tidak cukup hanya bersyukur kepada Allah. Memang Allahlah yang memberi nikmat, tapi Allah memberi nikmat kepada hambanya melalui sebab,” pungkasnya.
Ach. Fuadi, selaku panitia, mengatakan bahwa, penyelenggaraan kegiatan itu sebagai ajang silaturahmi antar pengelola pesantren, santri, alumni dan juga masyarakat. “Sebagai media pengukuhan komitmen untuk reaktualisasi nilai-nilai kepesantrenan, evaluasi dan ajang silaturahmi,” ujarnya.
Penulis : Abdul Hannan (SJ)
Editor : Rizky H.T.
Di Expo, Ada Mobil Alm. KH. Moh. Hasyim Zaini
nuruljadid.net – Mobil pertama Alm. KH. Moh. Hasyim Zaini di pamerkan (Expo), di Haul Pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-70. Bertempat di depan halaman Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ), pada Sabtu (30/03/19).
Kali ini, Lokasi Expo menjadi wahana yang cukup dilirik oleh para santri, dan alumni P.P. Nurul Jadid. Lantaran terdapat Mobil Sedan Holden 1963 milik Alm. KH. Moh. Hasyim Zaini yang dipamerkan.
Mobil Sedan Holden 1963 dipamerkan sebagai bukti salah satu ikon sejarah PP. Nurul Jadid. Menariknya, ikon mobil tersebut menjadi pusat Expo tahun ini, dengan posisi yang berada di tengah.
Menurut Ahmad Romzi, salah satu pengunjung Expo, dengan dipamerkan mobil tersebut para alumni dan santri bisa mengetahui bahwa ada ikon sejarah yang masih berada di P.P. Nurul Jadid. “Sangat antusias sekali, bisa melihat secara langsung mobil peninggalan kiai secara langsung. Sehingga kita para alumni dan santri bisa mengetahui sedikit sejarah dari mobil tersebut,” ucapnya.
Selain itu, Expo tahun ini turut melibatkan P4NJ, dengan menawarkan makanan dan barang yang langsung di produksi oleh para alumni. Sementara, Expo pendidikan dari setiap lembaga formal yang berada di naungan pesantren turut juga mewarnai.
Penulis : Abdul Hannan (SJ)
Editor : Rizky H.T.
Petikan dari Pembacaan Manaqib KH. Muwafiq Amir
Yang wajib itu mengajar santri, bukan memperbanyak santri
(KH. ZAINI MUNIM)
Mengajar kitab kecil dan kitab besar itu sama nilainya, jika sama sama ikhlas
(KH. ZAINI MUNIM)
Santri tidak jadi masalah memakai celana, asalkan ada tasbih di sakunya
(KH. HASAN ABDUL WAFI)
KH. Zaini pengasuh pertama yang mempunyai pendidikan ibtidaiyah sampai perguruan tinggi. Beliau Kiai Zaini, sosok sempurna, karena beliau seorang pengasuh, pengajar, akademisi, pemimpin tarekat dan muballig serta aktivis NU
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Zaini mengatakan, bahwa beliau, ingin mencetak santri sebagai pejuang islam
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Chatim, pernah tirakat datang ke masjid satu jam sebelum waktu shalat tiba selama tiga tahun
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Pesan Kiai Hasyim kepada Kiai Abdul Haq, jangan sampai mengecewakan orang yang meminta tolong siapapun orangnya
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Abdul Haq, mendapat ijazah barzakiyah dari Kiai Hasyim Zaini, sehingga beliau bisa menolong orang melalui ilmu wahbinya
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Pesan guru Kiai Zaini kepada beliau saat mau pulang dari mekkah. Kun Kannas, jadilah seperti manusia pada umumnya
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Hasyim Zaini, mendidik santri dengan hati, apabila memanggil santri nakal, beliau selalu memanggilnya dan memberi makan yang enak sambil memberikan nasehat
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Zaini pernah dawuh ke Kiai Hasan Abdul Wafi, seperti ini dawuhnya, 10 tahun lagi banyak orang tidak senang alfiyah
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Penulis: Ponirin
Pesantren Nurul Jadid Fasilitasi Alumninya Dengan Kartu Multi Fungsi
nuruljadid.net – Ada hal yang menarik di acara temu alumni nasional yang digelar Sabtu (30/03/2019) siang, di Aula Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Apa hal yang menarik itu? Menariknya adalah Pesantren Nurul Jadid memfasilitasi alumninya dengan Kartu Multi Fungsi yang sekaligus sebagai Kartu Identitas Alumni.
Kartu multi fungsi merupakan kartu penggabungan dari kartu ATM, identitas dan Pre-Paid (uang elektronik). Kartu tersebut memiliki 3 fungsi. Pertama, kartu tersebut merupakan kartu identitas alumni PP. Nurul Jadid. Kedua, kartu tersebut bisa digunakan untuk transaksi ATM dan pembayaran di mesin EDC. Ketiga, kartu tersebut dapat menyesuaikan dengan kebutuhnan non finansial seperti pembayaran E-Tol, absen, kartu akses, dsb.
Berkerjasama dengan Bank BNI, untuk memberikan pelayanan kepada para alumni PP. Nurul Jadid. Dengan melalui perencanaan matang yang telah dilakukan oleh pengurus pesantren untuk kepentingan melayani dan memfasilitasi alumni PP. Nurul Jadid dengan elektronifikasi transaksi.
Dalam proses kepemilikannya (Kartu Multi Fungsi, red) alumni PP. Nurul Jadid agar berkoordinasi dengan Pengurus P4NJ dimasing-masing Kabupaten.
Penulis: Ahmad
Editor: Ponirin
KH. Moh. Zuhri Zaini; Kita Harus Bersama – sama Melanjutkan Perjuangan Almarhumin
nuruljadid.net – Dalam acara Haul Masyayikh yang diadakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Sabtu (30/03/2019), KH. Zuhri Zaini menuturkan, kegiatan ini merupakan bentuk syukur PP. Nurul Jadid atas jasa- jasa para pendiri dan masyayikh dan meneladani semangat perjuangan dan cara – cara beliau dalam berkiprah di masyarakat.
“Dan juga untuk menanamkan nilai – nilai dan meneladai khittah beliau dalam berkiprah di dalam masyarakat”tutur beliau dalam sambutan.
Acara yang bertempat di Halaman Kantor Pesantren Pusat itu, beliau menjelaskan. Tidak sempurna rasa syukur seseorang hanya bersyukur kepada Allah Swt, tapi juga harus bersyukur kepada orang – orang berjasa kepada kita terutama orang tua.
“Dalam rangka itulah maka kami sebagai putra – putra beliau baik putra biologis maupun putra ideologis (santri beliau, red) kami mengenang beliau dan mengenang jasa- jasa beliau,”ungkap kiai Zuhri.
Menurut beliau, tidak sempurna rasa syukur seseorang kepada Allah SWT kalau tidak berterima kasih kepada orang – orang yang berjasa dirinya sendiri terutama orang tua, karena jasanya lah Allah SWT menyampaikan nikmat.

KH. Moh. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid) saat memberikan sambutan di Peringatan Haul Pendiri dan Masyayikh
Lebih lanjut, selain mengenang kebaikan – kebaikan, tapi juga harus mengenang kiprah beliau dalam berperan didalam perjuangan baik di pesantren maupun dimasyarakat. “Walaupun zaman telah berubah tapi semangat juang beliau – beliau harus kita warisi itulah tujuan kedua selain ungkapan terima kasih untuk menanampakn nilai – nilai dan meniru dan meneladai khittah beliau dalam berkiprah di dalam masyrakat,”imbuh beliau.
Diakhir sambutan, beliau berpesan sebagai pewaris dari almarhumin harus Bersama – sama dalam melanjutkan perjuangan beliau – beliau baik melalui Pesantren, Lembaga – Lembaga Pendidikan maupun di masyarakat.
Penulis: Ahmad
Editor: Ponirin
Mengenang Sosok Almarhumin dengan Peringatan Haul Masyayikh
nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar acara Haul Masyayikh di Halaman Kantor Pesantren Pusat pada Sabtu (30/03/2019) pagi hari.
Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menerangkan, kegiatan ini merupakan bentuk syukur PP. Nurul Jadid atas jasa- jasa para pendiri dan masyayikh serta meneladani semangat perjuangan dan cara – cara beliau dalam berkiprah di masyarakat.
“Dan juga untuk menanamkan nilai – nilai dan meneladai khittah beliau dalam berkiprah di dalam masyarakat” tutur beliau dengan ramah.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan, tidak sempurna rasa syukur seseorang hanya bersyukur kepada Allah SWT, tapi juga harus bersyukur kepada orang – orang berjasa kepada kita terutama orang tua.
“Dalam rangka itulah maka kami sebagai putra – putri beliau baik putra biologis maupun putra ideologis (santri beliau, red) kami mengenang beliau dan mengenang jasa- jasa beliau,” ungkap beliau.

KH. Moh. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid) saat memberikan sambutan di Peringatan Haul Pendiri dan Masyayikh
Ditempat yang sama. KH. Muwafiq Amir, salah – satu santri KH. Zaini Mun’im (Pendiri sekaligus Pengasuh Pertama PP. Nurul Jadid) menceritakan tentang sosok beliau (KH. Zaini Mun’im, Red). Menurut beliau, KH. Zaini Mun’im adalah sosok yang sempurna, karena selain aktif sebagai Pengasuh, beliau adalah seorang Mursyid Thoriqoh, Muballiq, Aktivis NU Suriyah cabang Kraksaan dan seorang sosial ekonomi yang mengkoordinasikan pengusaha tembakau.
“Insya Allah, beliau adalah seorang pendiri pesantren tercepat dalam membangun pesantren, pasalnya ketika masih menjadi pengasuh, beliau mendirikan Lembaga Ibtidaiyah hingga perguruan tinggi. Pada waktu itu bernama PTID (Perguruan Tinggi Ilmu Dakwah) yang didirikan pada tahun 1979” tegas beliau.
Tak hanya itu, beliau juga menjelaskan tentang pola pengajaran KH. Zaini Mun’im dan sejarah lengkap para almarhumin PP. Nurul Jadid.
“Selain itu, ketika mengajar kitab, KH. Zaini Mun’im selalu menjelaskan tentang perjuangan. Apapun profesi kita dan dimanapun kita berada, kita harus memperjuangkan agama Islam” tambah KH. Muwafiq Amir dengan wajah ceria.

KH. Muwafiq Amir, salah – satu santri KH. Zaini Mun’im bercerita tentang kiprah para almarhumin PP. Nurul Jadid di Peringatan Haul Pendiri dan Masyayikh
Pasca sambutan, digelar pemutaran video in Memoriam Almarhumin PP. Nurul Jadid, lalu dilanjutkan dengan pembacaan surat yasin oleh KH. Hefni Mahfudz, Pembacaan Tahlil oleh KH. Romzi Al Amiri Mannan dan do’a oleh KH. Fadlurrahman Zaini.
Turut hadir dalam acara tersebut, Jajaran pejabat Pemerintahan, Alumni, Wali Santri, Simpatisan dan seluruh santri putra dan putri PP. Nurul Jadid.
Penulis: Ahmad
Editor: Ponirin
Bazar Ke 70, Yuk Ramaikan
nuruljadid.net – Menelusuri wilayah Pondok Pesantren Nurul Jadid di sisi utara daya, tepatnya di Lapangan Ayaman, Panitia HARLAH ke 70 menyediakan stand bazar untuk masyarakat guna menyemarakkan hari jadi Pondok Pesantren Nurul Jadid ke 70.
Dalam bazar tersebut, tersedia berbagai macam kebutuhan setiap hari, seperti Peralatan rumah tangga, Pakaian, Buku, Mainan anak – anak, hiburan – hiburan dan lain sebagainya.
Bazar kali ini, dibuka pada hari Kamis (28/03/2019) dan berakhir pada hari Ahad (29/03/2019). Bazar merupakan bentuk perhatian PP. Nurul Jadid terhadap masyarakat dan rekanan agar dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Meskipun demikian, masyarakat yang membuka stand dibazar tetap harus mengikuti peraturan PP. Nurul Jadid. Selain di ayaman, Stand bazar juga terdapat di halaman Mahrom Dalem Barat yang dikhususkan bagi santri putri.
Penulis : Ahmad
Editor : Ponirin
Kepala BKOS, Meminta Pemenang Tidak Cepat Puas Dan Yang Kalah Berusaha Lebih
nuruljadid.net – Penutupan Bulan Lomba HAUL dan HARLAH ke 70 Pondok Pesantren Nurul Jadid ditutup secara resmi oleh Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS), KH. Makki Maimun Wafi. Kamis (28/03/2019).
Di awal sambutan Kepala BKOSS menerangkan bahwa, terlaksananya Bulan Lomba semata-mata untuk menyemarakkan peringatan Harlah, namun juga untuk menjalin tali silaturrahim yang baik antar wilayah sekaligus antar peserta. “Sehingga pasca pelaksanaan bulan lomba, kekompakan dan rasa kekeluargaan antar wilayah semakin erat dan semakin kuat. Inilah makna sesungguhnya yang bisa kita petik bersama dari adanya Bulan Lomba antar wilayah setiap tahunnya” tegas beliau di depan para santri di Aula Universitas Nurul Jadid.
beliau yakin dengan diadakannya Bulan Lomba akan melahirkan talenta – talenta dari setiap lomba baik segi kelimuan, keagamaan bahkan dari keolahragaan.
“berharap prestasi dari adik-adik juga bisa menorehkan dengan tinta emas nama PP. Nurul Jadid dikancah yang lebih besar lagi, seperti Nasional bahkan Internasional,” imbuh beliau.
Selain itu, beliau turut berpesan kepada para para yang menang untuk tidak cepat puas diri, namun hal itu dapat memacu semangatnya dan kepada yang belum menang untuk terus berlatih dan berusaha lebih.
“Pemenang bukanlah mereka yang tak pernah kalah, tetapi mereka yang tak pernah berhenti ketika mengalami kekalahan dan Pemenang bukanlah mereka yang tidak pernah gagal, melainkan mereka yang senantiasa tekun berusaha untuk menggapai tujuan dan cita-citanya,”pungkas beliau.
Penulis : Ahmad
Editor : Ponirin