Pos

Optimalisasi Layanan, Biktren Putri Adakan Kegiatan Manajemen Pengasuhan Santri

nuruljadid.net – Biro Kepesantrenan (Biktren) Putri mengadakan pelatihan manajemen pengasuhan santri. Keterampilan dan kompetensi dalam memberikan pelayanan dan pendampingan secara intensif kepada santri sangat penting untuk  pengurus sebagai garda terdepan dalam mendampingi dan memberikan pelayanan kepada santri.

Sebagai upaya pengembangan diri wali asuh dan pengurus inti wilayah, Wakil Kepala Bidang BKWA dan Wakil Kepala Bidang Tata Kelola Wilayah Biro Kepesantrenan menggelar kegiatan Manajemen Pengasuhan Santri untuk mendorong peningkatan kemampuan dan keterampilan wali asuh dan pengurus inti wilayah dalam memberikan pendampingan dan edukasi kepada santri.

Kegiatan Manajemen Pengasuhan Santri berlangsung selama dua hari, yaitu dimulai pada hari Kamis (30/06) sampai dengan Jumat (01/07) bertempat di Aula SMP Nurul Jadid. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 250 wali asuh dan pengurus inti dari seluruh wilayah putri yang sangat aktif dan antusias mengikuti kegiatan pelatihan.

Kegiatan ini diisi dengan tiga sesi setiap harinya, sesi satu di hari pertama yaitu materi BLC/dinamika kelompok oleh ustadzah Madinatul Munawwaroh, M.Pd. dan ustadzah Ida Rositha, M.Pd. sebagai penyaji, kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu materi tentang Building Relationship oleh Neng Siti Munawaroh, S.Psi., M.Pd. dan sesi ketiga diisi dengan materi Room Management oleh Ny. Wiwin Warliah, M. Sosio.

Hari kedua, pada sesi pertama dimulai dengan materi peraturan dan prosedur oleh Ustadzah Faiqatul Hikmah, M.Pd. dan dilanjutkan sesi kedua dengan materi Strategi Penanganan Masalah oleh Ustadzah Siti Maknunah, M.Pd. kemudian sesi ketiga diisi oleh Ny. Muthmainnah Waqid, S.Th.I. dengan materi Muhasabah.

Dengan kemampuan manajemen pengasuhan santri yang baik, wali asuh dan pengurus inti wilayah dapat mengimplementasikan berbagai metode dan model pelajaran dengan maksimal kepada para santri. Karena dalam hal ini, peran mereka tidak hanya mendampingi santri, tapi kompleksnya tugas wali asuh dan pengurus inti wilayah juga harus bisa mengarahkan, mengedukasi, memfasilitasi, dan mengevaluasi santri untuk menjadi lebih baik lagi.

Pihak Biro Kepesantrenan Putri berharap kegiatan Manajemen Pengasuhan Santri ini mampu meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri para wali asuh dan pengurus inti wilayah sehingga dapat mengelola ruang lingkup kehidupan santri lebih baik lagi dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada santri, dan juga ilmu yang sudah disampaikan oleh narasumber tidak hanya dipahami sebagai ilmu dalam kelas atau forum saja, namun bisa dimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bersama santri.

 

 

(Humas Infokom)

Usai Lewati Tes Komprehensif, Santri Mahasiswi Diterjunkan Jadi Muallimat dan Wali Asuh

nuruljadid.net – Para mahasiswi Asrama Pomasi (Pondok Mahasiswi) Wilayah Az-Zainiyah (Dalbar) angkatan 2021 setelah melewati serangkaian tes komprehensif Al-Qur’an dan Furudul Ainiyah serta tes lainnya. Mereka yang dinyatakan lulus dan layak maka diterjunkan ke daerah-daerah untuk menjadi pengurus atau wali asuh sekaligus muallimat.

Pelepasan mahasiswi yang dinyatakan lulus dan layak ini dilakukan menjelang kedatangan santri baru ke Pondok Pesantren Nurul Jadid di bulan Juni (06/06). Pemberdayaan dan pembinaan khusus santri mahasiswi ini dilakukan setiap tahun untuk menyiapkan kompetensi dasar santri yaitu kemampuan baca AL-Qur’an dengan baik dan benar juga kemampuan Furudul Ainiyah serta kewaliasuhan.

Biro Kepesantrenan putri menginisiasi program ini sebagai solusi dari krisis kaderisasi santri yang akan menjadi pengurus. Hal ini terjadi disinyalir karena masa mondok santri kebanyakan hanya 3 tahun dan maksimal 7 tahun. Sehingga perlu melakukan pembinaan dan kaderisasi santri untuk siap menjadi pengurus.

Tujuan pembinaan dan pemberdayaan santri mahasiswi ini sebagai upaya memberikan layanan prima kepada para santri khususnya mereka yang berstatus pelajar. Notabene mereka belum cukup mandiri dan dewasa dalam menjalankan kehidupan mereka di pesantren.

Sedangkan ketika pengurus atau wali asuh mendapati masalah di lapangan, mereka telah mendapatkan pendampingan dari ustazah senior pembina dari kalangan asatizah yang sudah berkeluarga juga merupakan alumni. Dengan adanya jalinan komunikasi dan koordinasi semacam ini, harapannya dapat secara sinergis dan berkelanjutan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh wali asuh serta ikut membina wali asuh menjadi pengurus yang lebih matang.

 

 

(Humas Infokom)