Pos

Ketum PBNU Gus Yahya Paparkan Agenda PBNU Saat Silaturrahim ke Nurul Jadid

nuruljadid.net – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Tsaquf akrab disapa Gus Yahya memaparkan agenda PBNU yang menjadi komitmen beliau saat silaturrahim ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Ahad pagi (30/04/2023)

Mengawali pengarahan, Gus Yahya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1444 H dan memohon maaf lahir batin mewakili PBNU kepada seluruh hadirin dalam forum silaturrahim tersebut.

Selain sowan, Gus Yahya mengajak warga nahdliyin hal-hal penting terkait Thariqoh Ad-Diniyah yakni cara beragama kita di tengah keberagaman masyarakat Indonesia dan dunia.

“NU merupakan jalan penentu bagi hidup kita termasuk Thariqoh Ad-Diniyah atau cara beragama kita dalam bermasyarakat. seperti tidak menuntut negara Khilafah,” pungkasnya

(Ketum PBNU Dr. (H.C) KH. Yahya Cholil Tsaquf saat memberikan sambutan pada acara silaturrahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid)

“NU telah memilih NKRI, sebagaimana amanah dan keputusan muassis NU. Jika mau mencari hujjah syariah silahkan! Karena keputusan muassis itu sudah termasuk dalil itu sendiri,” ungkap Gus Yahya.

“Kita bukan negara komunis yang memilih berperang!” tegasnya di hadapan seluruh hadirin

Gus Yahya juga menekankan bahwa NU mengajarkan kita cara hidup di tengah keberagaman dalam dekapan NKRI “Thoriqoh Nahdliyah terbukti menguatkan kita semua dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara,”

Hasil survei mutahir yang disampaikan Gus Yahya bahwa 59.2% dari total umat muslim di Indonesia mengaku berafiliasi dengan NU. Ini merupakan bukti bahwa NU organisasi besar dengan pengikut yang tidak sedikit.

“Di tengah padang sejarah yang begitu luas ini, kemana arah kita? Apakah hanya bergerombol atau mengarah ke satu tujuan yang besar dan mulia,” terangnya

Setidaknya dua agenda PBNU yang Gus Yahya paparkan pertama gerakan keluarga maslahah; kedua verifikasi dan validasi kepengurusan organisasi NU

“Gerakan keluarga maslahah NU akan diwujudkan dalam, kegiatan masyarakat di tingkat desa jadi dihandel ranting. Ada sekitar 8000 desa lebih,”

“Akan ada instruksi langsung dari PBNU, berikut dengan pedoman satgas yang dibentuk oleh PBNU. Orang-orang yang betul-betul tau dengan kerjanya.” Jelas Gus Yahya

Gerakan keluarga maslahah adalah keluarga yang dapat memenuhi atau memelihara kebutuhan primer (pokok), baik lahir maupun batin. Selain itu juga kepastian validitas data struktur kepengurusan yang sesuai dengan prosedur tata kelola administrasi PBNU.

“Semua kepengurusan NU, harus mengikuti ketentuan administrasi yang telah ditetapkan. Jangan sampai ada banom NU yang tidak mendapat SK sesuai prosedur yang berlaku,” tegasnya.

Agenda yang dipaparkan Gus Yahya lebih fokus pada kegiatan di ranah ranting. Kegiatan ini merupakan instruksi langsung dari PBNU ke pengurus NU tingkat ranting.

“Ini instruksi langsung dari PBNU, tidak ada perantara. Supaya instruksinya jelas!” tandas Gus Yahya.

(Humas Infokom)

Memasuki Abad Kedua, Kiai Zuhri Zaini Berharap PBNU Mediasi Konflik Kemanusian dan Dirikan Pesantren Muallaf Centre

nuruljadid.net – (30/04/2023) Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid K.H. Moh. Zuhri Zaini, dalam forum silaturrahim bersama PBNU, menyampaikan harapannya agar PBNU bisa memediasi konflik kemanusiaan yang tidak berkesudahan terjadi di negera mayoritas muslim seperti Afghanistan, Pakistan juga di Israel-Palestina.

Selain itu, Kiai Zuhri juga menyinggung soal pendirian pesantren Muallaf Centre sebagai wadah bagi mereka yang baru memeluk Islam untuk belajar aqidah ahlussunah wal jamaa’ah.

Memasuki abad kedua Nahdlatul Ulama’ (NU), kiai Zuhri menyampaikan bahwa ini merupakan momen yang krusial bagi PBNU untuk melakukan penguatan di berbagai sektor.

Kiai Zuhri mengutip sebuah hadits tentang kemunculan mujaddid setiap seratus tahun yang bersumber dari Abu Hurairah RA yang meriwayatkan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut,

إنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهذهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا

Artinya: “Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat Islam, setiap seratus tahun, seorang yang memperbarui untuk mereka (interpretasi) ajaran agama mereka.” (HR Abu Daud)

Kiai yang akrab dengan kesederhanaannya itu berharap PBNU dibawah kepemimpinan Gus Yahya bisa menjadi pelopor dalam memperjuangkan masalah ummat.

Menyoal konflik kemanusiaan, kiai Zuhri menaruh harapan besar agar PBNU bisa merangkul Israel dan menjadikannya kawan untuk memnyudahi konfliknya dengan Palestina. Harapannya, PBNU bisa menjadi mediator antara kedua negara tersebut tanpa memihak salah satunya meski negara Muslim demi perkuat tali persaudaraan.

Sebelumnya, kiai Zuhri juga menyinggung tentang kemandirian warga nahdliyin melalui penguatan ekonomi pesantren agar dapat mandiri berjama’ah.

“Memasuki Abad kedua, ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan untuk melaksanakan visi-misi NU, pertama bagaimana kita sebagai warga nahdliyin mandiri, Alhamdulillah banyak pesantren merintis dan menggerakkan pemberdayaan ekonomi,” terang Kiai Zuhri.

Poin terakhir, Kiai Zuhri juga mengusulkan agar PBNU membentuk wadah bagi para muallaf. “Pesantren Muallaf perlu dipikirkan bersama oleh kita warga NU karena banyak difasilitasi oleh kelompok lain. Seandainya ada pembinaan khusus untuk para muallaf akan sangat baik sehingga aqidahnya sama ASWAJA,” tuturnya.

Menutup sambutannya Kiai Zuhri berharap semoga pertemuan ini membawa keberkahan bagi semua yang hadir khususnya PBNU dan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

 

(Humas Infokom)

Gus Yahya: Satu Abad NU, Nurul Jadid Tuan Rumah Muktamar Internasional Fiqh Peradaban

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid mendapat kehormatan dikunjungi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf, Kamis (19/05/2022). Kedatangan Gus Yahya didampingi Sekjen PBNU H. Saifullah Yusuf dan Ketua PBNU Amin Said Husni yang merupakan alumni Nurul Jadid.

Kunjungan rombongan PBNU disambut langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini dan Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid didampingi pimpinan pesantren lainnya di kediaman pengasuh sore itu.

Ketum PBNU menceritakan kenangannya pernah nyantri di Nurul Jadid meski singkat. “Saya mengenang dulu pernah di pesantren ini meski singkat hanya dua minggu,” kata Gus Yahya di hadapan KH. Moh. Zuhri Zaini.

Saat itu, ujar Gus Yahya, tahun 1987 beliaunya sempat dikirim untuk mengikuti pelatihan manajemen pesantren yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga menceritakan adanya beberapa pesantren meskipun tradisional namun digunakan untuk jangkar hubungan internasional.

“Pondok Pesantren Nurul Jadid ini bagian dari pilar tradisional Gus Dur untuk urusan internasional. Ada beberapa pesantren yang sering digunakan diantaranya Paiton dan Pati,” ungkap Gus Yahya saat di kediaman pengasuh.

Menurut Gus Yahya, jaringan internasional yang telah dibangun Gus Dur saat ini bisa dinikmati warga Nahdliyin dan NU. Peran dan sumbangsih Gus Dur itupun terus dilanjutkan meskipun tak lagi menjabat sebagai presiden.

“Gus Dur itu membangun jaringan internasional hingga tahun 2008, baru dilanjutkan Paklek Mus (KH. Mustofa Bisri) dan mulai 2011 saya ikut dan keterusan sampai sekarang,” Gus Yahya mengisahkan.

Selain bernostalgia, Gus Yahya juga menyampaikan kepada Kiai Zuhri tentang agenda satu abad atau 100 tahun NU yang rencananya akan menggelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban. Dalam muktamar tersebut, salah satunya akan menggelar berbagai halaqoh yang akan dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.

“Menuju 100 tahun, rencanya kami mau melakukan serial halaqoh intensif tentang fiqih peradaban mulai Juli mendatang,” terang Gus Yahya.

KH. Moh. Zuhri Zaini menceritakan bahwa Nurul Jadid sering digunakan sebagai lokasi agenda-agenda PBNU. “Banyak agenda PBNU yang ditempatkan di Nurul Jadid. Saya bersyukur bisa dikunjungi Ketua Umum PBNU. Dulu saat Gus Dur masih hidup sering mampir ke Nurul Jadid,” kenang kiai Zuhri.

Sebelum bertandang ke Paiton, Gus Yahya telah menggelar pertemuan dengan seluruh pengurus PCNU Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan dan PCNU Bangil di kantor PCNU Kabupaten Pasuruan.

Pertemuan singkat tersebut ditutup dengan do’a bersama seluruh rombongan PBNU dan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid yang hadir sore itu dipimpin oleh kiai Zuhri. Harapannya, semoga senantiasa mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam menjalankan program yang telah direncanakan dan keistiqomahan dalam mengemban amanah ummat dan bangsa khsususnya warga Nahdlatul Ulama.

 

(Humas Infokom)