Pos

Konjen Jepang Beri Kuliah Umum Di Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Konsul Jenderal Jepang Surabaya, Bapak Masaki Tani memberi kuliah umum kepada mahasiswa dan siswa jurusan bahasa di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Selasa siang (30/07/19) bertempat di AULA Pesantren.

Kehadirannya disambut langsung oleh Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Sekretaris Yayasan KH. Hefny Rozak, Kepala BKOS KH. Makki Maimun Wafi dan beberapa pengurus pesantren dan guru lembaga. Kuliah umum tersebut dihadiri para oleh mahasiswa dan siswa Jurusan Bahasa dilingkungan Nurul Jadid dan delegasi dari SMA Bakti Pertiwi Paiton, Probolinggo.

Dalam sambutannya Kepala Pesantren menyampaikan, suatu kebanggaan dengan hadirnya Bapak Masaki Tani ke Pondok Nurul Jadid. Semoga kehadirannya bisa menciptakan jalin kerjasama yang baik.

Masih, KH Abdul Hamid Wahid, kegiatan bahasa memang menjadi kegiatan di asrama. Namun Bahasa Jepang belum dijadikan lembaga resmi di Pesantren

Ada beberapa santri yang mendapatkan juara lomba, seperti bercerita dengan menggunakan bahasa jepang, kaligrafi dengan menggunakan tulisan jepang ada 10 prestasi juara lomba yang diraih oleh santri Nurul Jadid. Ujar Kiai hamid tengah-tengah sambutannya yang langsung mendapatkan tepuk tangan dari para peserta.

Sebelum kuliah umum, ada testimoni dari dua alumni Pesantren Nurul Jadid dengan menggunakan bahasa Jepang yang sangat baik. Moment yang tak kalah heboh sambutan dari santriwati dengan menggunakan bahasa Jepang yang sangat lancar dan fasih. Dalam sambutannya itu, ia menegaskan ingin belajar ke Jepang dan ingin membawa ilmu untuk bisa memajukan Indonesia dan mengharumkan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Sementara Bapak Masaki Tani pada materi kuliah umumnya lebih banyak memberikan motivasi dan pengetahuan berkaitan dengan kewirausahaan.
Dengan bahasa indonesia yang belum fasih dalam pengantarnya ia menyampaikan terima kasih atas antusiasme peserta yang hadir. Ia juga mengatakan cukup senang dan bahagia melihat pondok yang luas dan bersih.

Peserta kuliah umum memberi apresiasi tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang kritis dan antusias. Beberapa materi bahasan dalam kuliah umum dinilai sangat relevan dengan perkembangan di Indonesia saat ini dan ke depan.

Pewarta : Purnomo Sedy
Editor : Ponirin Mika

 

HNQ; Jangan Pernah Berkecil Hati Dengan Keterbatasan Fisik

Nuruljadid.net- Masih dalam suasana bulan syawal Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama Universitas Nurul Jadid (UNUJA), Menggelar Kuliah Umum bertempat di Masjid Jami’ Rabu (19/06/19).
Dr. KH. Nurul Qomar, Sos., M.M., M.Pd, sebagai narasumber pada kegiatan tersebut dengan tema “Mengembangkan Kebudayaan Membangun Masyarakat Berkeadaban”.

Sebelumnya, tepat pada pukul 09:35 WIB, rombongan HQN langsung mendatangi kediaman pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini, seusai dari kediaman pengasuh beliau bersama para petinggi Pesantren Nurul Jadid melakukan safari ke area komplek Pesantren bersama Keluarga didampingi langsung KH. Abdul Hamid Wahid sebagai Kepala Pesantren Nurul Jadid sekaligus rektor UNUJA.

Setelah selesai melakukan safari,HQN menghadiri kuluah umum.  Sambutan meriah dari ribuan putra-putri saat pak qomar memasuki masjid jami’  di dampingi Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, M. Ag.

Ditengah ribuan santri, Kiai Hamid mengucapkan syukur dan bangga atas kehadiran pak qomar, sebab semua santri bisa mendapatkan ilmu, pengalaman dan lainnya, dari pak qomar sebagai politisi, budayawan, sebiman dan agamawan.

“Semoga bukan hanya ilmu yang kita dapatkan tapi pengalaman terutama bagi santri yang merupakan kader-kader pejuang di Masyarakat bisa banyak belajar dari beliau”,

Sementara bapak Qomar memberikan motivasi pada saat memberikan sambutan “Jangan pernah berkecil hati dengan keadaan (Fisik) yang selalu harus kita lakukan adalah selalu bersyukur kepada Allah SWT, dan mudah-mudah kita semua dapat Istiqomah dalam bertakwa kepada Allah,”
“Istiqomah adalah sikap utuh tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaan apa pun dengan Profesional ”, Imbuh Beliau .

Tepat pada pukul 09:35 WIB, langsung mendatangi kediaman pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini, seusai dari kediaman pengasuh beliau bersafari ke area komplek Pesantren bersama Keluarga didampingi langsung KH. Abdul Hamid Wahid kepala Pesantren Nurul Jadid sekaligus rektor UNUJA

 

Pewarta : Nuris

Editor : PM

Kuliah Tamu, UNUJA Siapkan Mental Mahasiswa Hadapi R.I 4.0

Nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid (UNUJA) mengadakan kuliah umum pada tanggal 15 September 2018. Acara tersebut dihadiri kurang lebih 1.400 peserta, terdiri dari mahasiswa baru, civitas akademika, dan karyawan UNUJA.

Kuliah umum ini juga menjadi awal dari perkuliahan aktif kembali, setelah libur semester genap. Seperti yang disampaikan oleh Warek I dalam sambutannya “kami ingin sampaikan kepada mahasiswa-mahasiswi tahun angkatan 2018-2019, bahwa mulai besok kalian sudah mulai aktif kuliah dan menjadi mahasiswa di Universitas Nurul Jadid,” ujar Hambali.

Selain itu, kegiatan rutinitas tahunan tersebut bertema “Revolusi Industri 4.0 dan arah Pendidikan Masa Depan Indonesia”, Dr. KH. Ahmad Imam Mawardi MA, Wakil Koordinator Kopertais Wilayah IV Jawa Timur hadir sebagai narasumber.

Dalam penjelasannya, beliau menyampaikan bahwa dengan hadirnya revolusi 4.0 manusia seakan-akan sudah diatur oleh mesin. “kita saat ini sudah dikendalikan oleh sistem, dikendalikan oleh industri dan alat. Manusia itu seharusnya menjadi manusia, industri itu punya pengaruh negatif salah satunya adalah de-humanisasi masyarakat yang artinya tidak memanusiakan masyarakat, itulah industri” jelas beliau saat menyampaikan materi.

Oleh karena itu, dengan adanya industri semacam ini, manusia seakan dilenakan dan dipermudah. Namun disisi lain ada banyak efek seperti hilangnya rasa sosial dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan manusia “kita sebagai orang yang betul-betul bergelut dalam prinsip-prinsip keislaman harusnya kita memahami betul tentang apa efek dari semua ini, termasuk revolusi industri” lanjutnya.

Kegiatan kuliah tamu yang dimulai jam 08:00 WIB tersebut berjalan dengan lancar, melihat antusias dan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta yang hadir.

Penulis : Abd. Hannan,/SJ

Editor : Muhammad Nuris

STT Nurul Jadid Adakan Kuliah Umum Perdana Untuk Semester Awal

nuruljadid.net – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan agama, Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid (STTNJ) mengadakan kuliah umum yang diselenggarakan secara rutin tiap satu bulan sekali untuk mahasiswa semester awal. Hari ini, (27/10/2017) tepat pukul 08.00 WIB, kuliah umum awal dilaksanakan di Aula STT Nurul Jadid dan dihadiri oleh seluruh Mahasiswa dan mahasiswi semester awal.

Sebelum kegiatan ini dimulai Bapak Achmad Khairi selaku pengurus BAK menyampaikan bahwa kuliah umum yang pertama ini, wajib diikuti mahasiswa dan mahasiswi semester awal STT Nurul Jadid.

“Kuliah umum ini wajib bagi mahasiswa semester satu” tegasnya.

Tak hanya itu, Bapak Achmad Khairi juga berharap kepada mahasiswa untuk mengikuti dengan serius apa yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dia juga berharap agar ilmu yang didapatkan untuk diamalkan serta dimanfaatkan .

“Saya mohon kepada kalian nantinya ilmu yang didapat untuk dimanfaatkan” tambah pengurus BAK tersebut.

Kuliah umum ini dilaksanakan selama 90 menit yang dibimbing langsung oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sebelum beliau jauh menjelaskan tentang apa itu agama, beliau menyarankan kepada para mahasiswa/i untuk memperbaiki niat, yang bertujuan agar ilmu yang didapat dapat bermanfaat dan barokah .

“Sebelum kita memulai pembelajaran kita ini, mari lebih dulu kita memperbaiki niat kita. Menata hati untuk mencari Hidayah Allah” Ungkap beliau.

Selain itu, Beliau juga menyarankan kepada mahasiswa/i untuk tidak belajar agama kepada sembarang orang ataupun pun ke internet. Agar ilmu yang didapatkan tidak menyesatkan dan memiliki sanat yang jelas. Dan juga beliau selalu mengingatkan kepada mahasiswa/i untuk mengamalkan ilmunya karena orang yang berilmu namun ilmunya tidak manfaat layaknya seperti pohon yang tidak berbuah.

“Orang belajar agama itu tidak boleh kepada orang yang sembarangan, cari guru yang sanat keilmuanya itu nyambung kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW, karena agama itu adalah bimbingan Allah SWT” Imbuh Beliau.

Tak hanya tentang ilmu yang bermanfaat dan barokah, beliau juga menyampaikan beberapa hal seputar agama dan unsur – unsur pokoknya.

Diakhir perkuliahannya, beliau menyampaikan bahwa pertemuan awal pada kuliah umum ini merupakan sebuah pemanasan bagi mahasiswa/i untuk lebih bersemangat dalam menimba ilmu.

“ya, sudah cukup itu saja ini kan baru pertemuan awal kita pemanasan dulu”, Canda beliau mengakhiri perkuliahan kali ini.

Perkuliahan perdana ini mendapatkan respon yang positif oleh mahasiswa/i STT Nurul Jadid. Salah satu contohnya adalah Saudari Nisawatul Khoiriyah, mahasiswi semester satu STT Nurul Jadid yang merasakan kenikmatan secara langsung dalam mempelajari dan mendalami ilmu agama.

“Saya merasa sangat bangga sekali telah mengikuti kuliah umum karena saya bisa langsung mendapat ilmu dari pengasuh pondok pesantren nurul jadid sendiri itu kh. Moh. Zuhri zaini yang saya hormati. Saya juga bisa mendapatkan ilmu yang lebih dalam tentang agama islam apalagi saya sendiri itu mahsiswi dari luar pesantren” ungkapnya.

“Dan harapan saya semoga saja ilmu yang saya terima bisa bermanfaat dan barokah, dan semoga saja untuk sekolah tinggi teknologi nurul jadid ini bisa lebih maju ke depannya dan selalu sukses” tambahnya. (Qz/Salim)

Galeri Foto: Kuliah Tamu Irjen Pol. (Purn.) Dr. Bibit Samad Rianto di Nurul Jadid

bibit samad rianto mengisi kuliah tamu nurul jadid

Dr. Bibit Samad Rianto Kepada Mahasiswa Nurul Jadid

nuruljadid.net- Kehadiran Satgas Dana Desa RI, Bibid Samad Rianto sebagai pembicara Kuliah Tamu dengan tema Perguruan Tinggi Membangun Desa; Mewujudkan Pengelolaan Dana Desa Yang Transparan Dan Akuntabel di Aula IAI Nurul Jadid, Sabtu (14/10/2017) terasa seperti teman lama.

Meski baru pertama kali mengunjungi Pesantren Nurul Jadid, Bibid terlihat akrab dengan seluruh civitas akademik kampus terpadu. Tak segan-segan mantan komisioner KPK ini memanggil rekan-rekan kepada ratusan mahasiswa Kampus Terpadu Nurul Jadid.

“Untuk akrabnya saya akan memanggil rekan-rekan, biar saya awet muda juga. Saya sudah kepala tujuh. Saya mendapat predikat marga simatupang dari orang-orang Batak. Simatupang, siang malam tunggu panggilan,” ujar Bibid yang disambut gelak tawa mahasiswa.

Di awal penjelasannya tentang korupsi, Bibid menceritakan pengalamannya saat di masukan ke penjara terkait kasus “Cicak Lawan Buaya” pada 2009 lalu. Kasus ini dipicu adanya isu penyadapan oleh KPK terhadap Kabareskrim Mabes Polri saat itu, Komjen Susno Duadji. Buntutnya Bibid Samad Riyanto yang waktu itu menjabat Wakil Ketua KPK dimasukkan ke penjara selama enam bulan.

“Teman-teman masih ingat kasus ‘Cicak lawan Buaya’. Karena adik-adik saya di polisi itu menganggap dirinya buaya, dia lupa bahwa saya juga mantan buaya,” guyon lelaki kelahiran 3 November 1945, Kediri, Jatim ini.

Di waktu lain, saat meresmikan Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi di Kab Lahat, Sumsel, Susno Duadji datang minta maaf. “Saya bilang, Sus dari awal sudah saya maafkan, karena ternyata kamu tidak mengerti. Saya terimakasih karena kebodohan kamu itu, saya jadi terkenal. Mungkin kalau tidak pernah jadi ‘Cicak’ teman-teman tidak akan kenal Bibit itu siapa,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut Bibid mengajak mahasiswa untuk berperan serta memahami konsep pembangunan desa, khususnya mengawal Dana Desa. “Sehingga mahasiswa menjadi pelopor perubahan. Ini sebenarnya harapan kita bersama,” pungkasnya. (Rizky)

sambutan kh abd hamid wahid kuliah tamu bibit samad rianto

Mengaji Kebangsaan dan Kenegaraan, Salah Satu Panca Kesadaran Santri Nurul Jadid

nuruljadid.net- Rektor Institut Agama Islam Nurul Jadid (IAINJ) sekaligus Kepala Pesantren Nurul, KH Abdul Hamid Wahid, menyampaikan bahwa pengalaman dan seni adalah sesuatu yang mahal harganya karena tidak bisa diceritakan kepada siapapun.

Oleh karena itu dalam Kuliah Tamu yang diisi oleh satgas Dana Desa, Bibit Samad Rianto, Sabtu (14/10/2017), di aula IAINJ bisa menambah ilmu, pengalaman dan seni dalam memahami desa, khususnya pengelolaan dana desa.

Maka dari itu Irjen Pol Dr. Bibid Samad Rianto sebagai ahli dana desa merupakan salah seorang yang tepat untuk mengaji kebangsaan dan kenegaraan. Bagi Pondok Pesantren Nurul Jadid, berbangsa dan bernegara merupakan salah satu pilar doktrin panca kesadaran santri.

Adapun empat panca kesadaran santri lain yang di gagas oleh Pendiri Pondok Pesan Nurul Jadid, alm KH Zaini Abdul Mun’im adalah kesadaran beragama, kesadaran berilmu, kesadaran bermasyarakat dan kesadaran berorganisasi.

Dalam kesempatan tersebut KH. Abd. Hamid Wahid, berharap kampus terpadu Nurul Jadid mulai dilibatkan dalam orientasi penelitian yang fokus, salah satunya kepada desa sebagai bentuk implementasi tridarma perguruan tinggi.

“Karena mau tidak mau kita semua ini adalah orang dari desa,” terang Kiai Hamid saat menyampaikan sambutan dalam Kuliah Tamu. Sehingga ketika kembali ke desa bisa menjadi orang yang bermanfaat dan berguna,” tambah Kiai Hamid.

Di akhir Kuliah Tamu satgas dana, Bibit Samad Rianto menandatangani MoU dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini sebagai lanjut hubungan antara dua lembaga dalam mengawal, mengenal dan memetakan permasalahan yang ada di desa, khususnya berkaitan dengan dana desa. (Rizky)

kh zuhri zaini kuliah tamu bibit samad rianto

Sambutan KH. Moh. Zuhri Zaini Pada Kuliah Umum Bersama Irjen Pol. (Purn.) Dr. Bibit Samad Rianto

Ketua satgas Dana Desa, Samad Bibit Rianto, mengisi kuliah tamu di aula IAINJ, Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Sabtu (14/10/2017). Hadir pada kuliah tamu tersebut Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid M.Ag, Pengasuh PP Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini.

Dalam kesempatan tersebut Kiai Zuhri berharap pengajian (red. kuliah tamu) kita menjadi amal ibadah dan ilmu yang bermanfaat. Manfaat artinya bisa diamalkan, bukan hanya sekedar tahu. Sebab kalau tidak di amalkan justru bisa menjadi beban atau bumerang.

“Jadi kita tahu misalnya korupsi itu haram menurut bahasa agama atau sebuah tindakan kejahatan kriminal, tapi kita tidak mengamalkannya, malah korupsi. Ini tidak bermanfaat,” jelas Kiai Zuhri saat memberikan sambutan Kuliah Tamu.

Disamping itu juga ilmu yang kita dapatkan semoga bisa menjadi ilmu yang barokah. Barokah ini artinya tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bisa membenahi atau memperbaiki lingkungan kita.

Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid ini juga menyampaikan tiga kejahatan yang menjadi ancaman bangsa Indonesia. Ancaman pertama yakni adanya terorisme, kelompok-kelompok radikal dan separatisme.

“Kenyataan hari ini banyak sekali kelompok-kelompok radikal yang ingin merubah negara ini. Padahal NKRI sudah final, harga mati. Ini merupakan kesepakatan dari pendahulu kita yang tidak perlu di otak atik lagi,” terang Kiai Zuhri

Kemudian ancaman kedua menurut Kiai Zuhri adalah narkoba. Maraknya penggunaan narkoba pada generasi bangsa, secara tidak langsung akan mengakibatkan keroposnya bangsa kita. “Sebab anak-anak kita yang sekarang adalah pemimpin masa depan,” tambah beliau.

Di samping kedua ancaman tersebut, adalah korupsi. Salah satu penyebabnya adalah membudayanya perilaku koruptif di Indonesia. Jika ada tindakan koruptif, justru di anggap wajar. Padahal perilaku koruptif bisa mengakibatkan rusaknya sendi-sendi kehidupan, mulai kehidupan ekonomi, politik dan hukum bahkan sudah mulai masuk ranah pendidikan.

“Oleh karena itu, semoga kita sebagai kader pesantren bisa menjadi garis terdepan untuk mencegah semua ancaman tersebut. Jangan sampai pesantren ketularan penyakit-penyakit seperti itu, terutama terorisme, narkoba dan korupsi,” pungkas Kiai Zuhri (Rizky)