Pos

Tips Buat Santri Agar Liburan Ramadhan Tetap Produktif Tidak Sekedar Rekreatif

nuruljadid.net – Fakta umum bahwa liburan merupakan hal yang sangat dinantikan bagi hampir semua kalangan, terutama bagi santri yang jarang pulang karena harus menempuh pendidikan di pesantren. Tidak sedikit dari mereka yang memilih menghabiskan waktu liburan dengan bersantai, berkumpul dengan keluarga, atau rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan setelah satu tahun disibukkan kegiatan belajar.

Sama seperti kebanyakan santri di Indonesia, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid juga sedang menikmati masa libur di bulan suci Ramadhan bersama keluarga. Seluruh santri telah diliburkan sejak Jum’at (7/4/23) untuk putri dan Sabtu (8/4/23) untuk putra. Sebagaimana nasehat pengasuh, selama masa liburnya santri diharapkan tetap produktif.

Tidak jarang, sebagian besar dari santri yang beranggapan waktu liburan adalah waktu untuk bermalas-malasan sebagai ganti hari-hari yang mereka telah habiskan dengan belajar. Namun, ada juga sebagian dari mereka yang menghabiskan waktu liburan dengan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, baik itu belajar ataupun kegiatan sosial.

Pertanyaannya kemudian lebih baik mana antara mengisi liburan dengan kegiatan produktif atau sekadar rekreatif?

Produktif tidak selalu berarti harus melakukan hal-hal berat yang dianggap membosankan seperti belajar dan bekerja. Namun, produktif bisa dimaknai dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat baik itu hal kecil untuk diri sendiri, lingkungan, dan antar sesama.

Setiap santri harus mempunyai target apa yang ingin dicapai dengan melakukan hal-hal positif. Apa saja yang bisa santri lakukan selama liburan agar tetap produktif dan positif? Berikut tips nya yang akan kami bagikan

  1. Membuat mapping plan dan to-do list

Setiap dari kita kebanyakan menghabiskan waktu liburan hanya untuk bermalas-malasan dan main gadgets atau HP. Maka bagi kaun rebahan, wajib bagi kalian agar tetap produktif dengan membuat peta perencanaan dan daftar target yang akan dikerjakan semisal khataman alqur’an, khataman kitab/buku bacaan yang bermanfaat atau aktif ikut kegiatan social seperti bagi-bagi takjil, berbagi zakat dan sejenisnya.

  1. Konsisten dalam mengerjakanya

Percuma jika kita merencanakan sesuatu namun tidak konsisten mengerjakannya, karena hasilnya akan nihil. Sehingga bagi kalian yang suka menunda-nunda pekerjaan sebaiknya mulai berlatih disiplin dan konsisten denga napa yang direncanakan sampai tuntas.

  1. Menjauhkan diri dari hal yang tidak berguna dan membuang waktu

Setiap dari kita harus bisa menjauhkan diri dari hal yang tidak berguna dan membuang waktu seperti nongkrong di café berjam-jam untuk mabar, pacaran atau berkumpul antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom atau sekedar ngobrol tidak jelas bahkan yang berbahaya ngumpul sambil membicarakan keburukan orang lain alias ghibah. Naudzubillahi mindzalik.

  1. Membaca dan menulis

Kegiatan membaca dan menulis adalah bentuk dari penguatan literasi yang penting kita biasakan untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam menulis. Dua kebiasaan ini menjadi sangat penting agar kita terus upgrade diri baik di sekolah maupun di dunia kerja.

  1. Mengikuti kegiatan sosial

Sebagaimana disampaikan sebelumnya, kegiatan sosial ini sangat baik dilakukan selama liburan. Selain bisa menambah kenalan atau jaringan, hal ini juga bernilai pahala. Santri Nurul Jadid bisa aktif di kegiatan bersama Forum Komunikasi Santri (FKS) atau P4NJ daerah.

  1. Semangat Beribadah dan mengerjakan hal–hal yang bermanfaat

Di bulan suci Ramadan ini, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan positif lainnya seperti sholat fardhu lima waktu, sholat sunnah, tadarrus al-qur’an, kajian keagamaan, zakat dan shodaqoh serta kegiatan positif lainnya.

  1. Mengekpresikan diri untuk menambah wawasan baru

Mengekspresikan diri bisa dalam bentuk mengeksplorasi hal-hal baru seperti adventuring sambil tadabbur alam, mengunjungi tempat bersejarah dan hal serupa tanpa meninggalkan kewajiban utama yaitu sholat tepat waktu.

  1. Berteman dengan orang yang positif

Yang terakhir adalah berteman dengan orang yang positif (positive vibes). Berteman dengan orang positif akan memberikan energi yang positif pula, sedangkan berteman orang yang toxic (toxic relationship / toxic friendship) akan berdampak negative pada diri kita.

Intinya santri harus tetap produktif walaupun sedang liburan di rumah. Harapannya, agar semua yang telah dipelajari semasa di pesantren tidak hilang percuma atau terlupakan bahkan harusnya momen liburan dijadikan kesempatan untuk mengamalkan.

Stay Positive, Stay Productive!

 

 

(Humas Infokom)

P4NJ se Nusantara dan Luar Negeri Bantu Fasilitasi dan Sambut Kedatangan Santri Nurul Jadid

nuruljadid.net – Ketua panitia pulang bersama Umar Taha mengemukakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) daerah dan pusat hampir dari seluruh Indonesia dan Luar Negeri seperti Malaysia dan Thailand untuk membantu fasilitasi dan menyambut kedatangan rombongan pulang santri di titik turun (drop spot).

Selain itu juga, panita pulang bersama telah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Kepolisian Sektor Kecamatan Paiton untuk menjaga ketertiban lalu lintas armada rombongan pulang bersama. Pihak Polsek sudah melakukan pemetaan beberapa titik tugas yang rawan terjadi kemacetan. Sehingga, lalu lintas rombongan pulang bersama Pondok Pesantren Nurul Jadid berjalan tertib dan lancar.

(Kondisi armada bus yang standby sebelum memberangkatkan santri ke setiap daerah tujuan di pulau Jawa)

Peran P4NJ sangat vital dan krusial dalam membantu suksesnya acara baik pulang bersama ini dan nanti saat santri kembali ke pesantren. Dibandingkan sebelumnya, program pulang dan kembali bersama ini yang dikoordinir oleh P4NJ jauh lebih efektif dan efisien. Pasalnya wali santri dan santri merasa sangat terbantu terkait kemudahan dan keselamatan anak mereka hingga tiba di daerah masing-masing dan ketika nanti kembali ke pesantren.

Penyerahan rombongan pulang bersama santri ini kepada wali santri disesuiakan dengan titik drop spot di setiap kota/kabupaten. Sebelumnya sudah dipastikan terkonfirmasi oleh Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Daerah. Perwakilan P4NJ Daerah di lapangan standby untuk menyambut ketibaan armada rombongan santri pulang bersama sebelum diserahkan kepada wali santri.

(Situasi santriwati yang telah tiba di titik turun (drop spot) dan disambut oleh P4NJ Daerah serta wali santri)

Desain konsep, prosedur dan sistematika mulai dari keberangkatan, ketibaan sampai dengan penjemputan oleh wali santri sudah direncanakan dan dikomunikasikan sejak awal ditindaklanjuti melalui WA Group masing-masing P4NJ Daerah. Dengan peran dan partisipasi aktif P4NJ ini dalam mengawal setiap program pesantren tidak terbatas pada program pulang bersama ini, pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid mengucapkan banyak terimakasih serta apresiasi atas kerja keras dan kepeduliannya terhadap pesantren tercinta Nurul Jadid.

(Kondisi armada bus yang standby sebelum memberangkatkan santri ke setiap daerah tujuan di pulau Jawa)

Perlu dicatat bahwa para santri akan kembali nanti pada tanggal 11 Syawal 1444 H / 2 Mei 2023 M untuk santri putri, dan 12 Syawal 1444 H / 3 Mei 2023 M untuk santri putra.

 

 

(Humas Infokom)

Ribuan Santri Nurul Jadid Pulang Bersama dengan 109 Armada ke Seluruh Penjuru Indonesia

nuruljadid.net – Jelang datangnya bulan Ramadhan 1443 Hijriyah, ribuan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid dipulangkan ke rumah masing-masing bersama rombongan hampir ke seluruh penjuru Indonesia. Karena jumlah santri yang cukup banyak dan demi ketertiban dalam perjalan pulang, maka pesantren mengatur kepulangan santri melalui program pulang bersama (31/03).

Tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang secara normal libur santri dilaksanakan setelah pertengahan bulan Ramadhan. Pasalnya, kebijakan pulang awal sebelum Ramadhan ini sebagai ganti ditiadakannya libur Maulid Nabi Muhammad SAW.

(Potret santri putri saat berjalan menuju parkiran armada transporatasi untuk pulang bersama ke daerah masing-masing)

Ketua panitia pulang bersama Moh. Alief Hidayatullah mengemukakan bahwa pihaknya telah mengkoordinasikan dengan Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) daerah untuk membantu penyambutan rombongan pulang santri di titik turun (drop spot). Para santri disediakan transportasi angkutan berupa bus dan elf long menuju daerah masing-masing.

“Pulang bersama tahun 2022 ini ada sekitar 5.448 santri yang ikut rombongan pulang bersama jumlah ini tidak termasuk santri kelas akhir dari tujuh lembaga yang sudah lebih awal boyong dijemput walinya, sehingga kami menyediakan 45 armada bus, 13 armada bus mini, dan 71 armada elf long,” papar Alief.

(Potret santri putri saat diberikan pengarahan oleh Kamtib putri di parkiran armada transporatasi sebelum pulang bersama ke daerah masing-masing)

Alief juga menyebutkan, jumlah kabupaten atau kota yang dituju pada kegiatan pulang bersama santri tahun 2022 ini terdapat sebanyak 29 kabupaten/kota dengan 68 titik turun (drop spot). Tidak sedikit dari mereka yang berasal dari luar pulau Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara dan Kepulauan Riau.

“Kegiatan Pulang Bersama ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu dari tanggal 30 Maret 2022 untuk pemulangan santri putri, dan tanggal 31 Maret 2022 pemulangan santri putra,” jelas Alief.

(Santri putra sowan ke pengasuh ba’da sholat subuh di Masjid Jami Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Ia juga menegaskan, santri yang hendak pulang ke rumah masing-masing tidak diperbolehkan pulang naik angkutan umum. Kepulangan santri dikoordinir oleh panitia pulang bersama, dibantu Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) daerah, dan wali santri.

Dirinya juga menambahkan bahwa para santri sowan ke pengasuh ba’da sholat subuh berjamaah. Sebelum berangkat, Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi Abdul Haq Zaini memimpin do’a safar bersama-sama di halaman kantor pesantren untuk keselamatan dan kelancaran selama perjalanan.

(Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi Abdul Haq Zaini saat memberikan pengarahan dan memimpin doa safar sebelum melepas santri pulang bersama rombongan)

Dalam program pulang bersama, para santri didampingi oleh pengurus pesantren hingga sampai ke daerah tujuan masing-masing. Jika ada santri yang menggunakan moda transportasi udara (pesawat) ataupun kapal laut, santri bersangkutan diantar ke bandara atau pelabuhan sesuai dengan tempat pemesanan tiket.

(Protret santriwati bersiap-siap menaiki bus untuk pulang bersama ke daerah tujuan masing-masing)

Pihaknya kembali menjelaskan, untuk pemulangan santri tersebut juga didampingi oleh Polsek Paiton untuk mengatur arus lalu lintas keluar masuk bus atau elf ke Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dengan itu, diharapkan proses pemulangan santri ke tempat tujuan masing-masing berlangsung dengan tertib, lancar dan harapannya semua diberi keselamatan.

 

 

(Humas Infokom)

Liburan Santri, KH. Najiburrahman Wahid: Oleh-Oleh Paling Berharga Seorang Santri adalah Akhlakul Karimah

nuruljadid.net – Menjelang liburan santri lalu, wakil Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Najiburrahman Wahid dalam tausyiahnya dawuh bahwa oleh-oleh paling berharga yang dibawa santri ke masyarakat setelah menuntut ilmu di pesantren adalah akhlakul karimah.

Nasehat tersebut disampaikan kiai Najib saat memberikan pengarahan kepada seluruh santri sebelum esoknya santri pulang liburan Ramadhan. Kegiatan tersebut dipusatkan di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid, dan melalui streaming audio ke wilayah-wilayah santri putri dan satelit pada Senin (29/03) ba’da Shalat Maghrib.

Selain itu, beliau juga berpesan kepada seluruh santri untuk tetap menjaga nilai moral seorang santri yang telah ditempa selama di pesantren yaitu dengan terus istiqomah menjalankan kebiasaan-kebiasaan baik ketika berada di rumah dan di tengah masyarakat.

“Ada yang memaknai santri itu adalah orang yang berusaha istiqomah mengamalkan ajaran Islam, melaksanakan sunnah Rasulullah sampai mati. Jadi bedakan antara santri secara administratif dan santri secara nilai moral. Jika santri secara nilai moral, maka sekali menjadi santri selamanya menjadi santri, di pondok kita jadi santri, di rumah pun kita tetap santri,” tutur beliau.

(Pengarahan wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid kepada seluruh santri sebelum menghadapi Liburan Ramadhan 1443 H di Masjid Jami’)

Lebih lanjut, beliau kembali mengingatkan niat awal santri mondok di Pesantren Nurul Jadid, yaitu mondok untuk mengaji dan membina akhlakul karimah. Untuk itu, beliau berpesan kepada seluruh santri yang akan menghadapi libur Ramadhan untuk terus mengamalkan nilai-nilai trilogi santri Nurul Jadid, yaitu dengan memperhatikan kewajiban-kewajiban fardhu ‘ain, mawas diri dengan meninggalkan dosa-dosa besar, dan berbudi luhur kepada Allah dan makhluk Nya.

“Bahwa senakal-nakalnya santri jangan sampai meninggallkan fardhu ‘ain, jangan sampai mendekati zina, apalagi sampai keikut arus pergaulan bebas. Maka dari itu, salah satunya jauhilah teman-teman yang cenderung mengajak ke kemungkaran, mengajak untuk ikut meminum minuman keras, itu dijauhi takutnya kita terpengaruh, kecuali jika kita kuat dan malah bisa mempengaruhi mereka lebih baik itu tidak masalah,” beliau melanjutkan tausyiahnya.

Kiai Najib juga menyampaikan pesan-pesan Imam Ghazali di Kitab Bidayatul Hidayah yang tidak boleh kita tinggalkan, yaitu ilmu, ibadah, membantu orang tua atau berguna bagi orang lain, dan mencari nafkah sebagai substansi dalam kehidupan manusia.

“Paling tidak santri ketika pulang, jangan sampai lupa empat ini, kalau tidak bisa keempat empatnya, salah satunya tidak masalah. Jangan sampai ditinggal semuanya, jika semuanya ditinggalkan maka kemungkinan besar orang itu sudah masuk ke lingkaran setan,” imbuh beliau.

Terakhir, beliau berpesan kepada seluruh santri untuk meningkatkan ibadah kita selama bulan Ramadhan dan menjaga akhlak kita kepada orang tua di rumah, masyarakat dan sesama. Dawuh beliau, ada hadits yang menyatakan bahwa bulan Ramadhan ini adalah bulannya ummat Rasulullah, bulan Sya’ban adalah bulannya Rasulullah, dan bulan Rajab adalah bulannya Allah. Sehingga beliau berpesan untuk memaksimalkan ibadah di bulan mulia ini.

“Jadi kita gunakan bulan Ramadhan ini untuk ibadah, karena ibadah sunnah di bulan Ramadhan itu pahalanya setara dengan ibadah wajib di bulan-bulan lain, sedangkan ibadah wajib di bulan Ramadhan itu pahala dilipatgandakan sebanyak 70 kali lipat, bahkan tidur pun dapat pahala, jadi manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk menguatkan ibadah, karena belum tentu kita bisa sampai lagi ke Ramadhan yang akan datang,” tutup beliau pada acara tausyiah menjelang liburan Ramadhan.

 

(Humas Infokom)