Pos

Pesantren Membangun Generasi Jurnalis Melalui Madrasah Jurnalistik

berita.nuruljadid.net – Madrasah Jurnalistik (MJ), sebuah program ekstrakurikuler yang berada di bawah koordinasi Humas dan Infokom Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton dirancang untuk membina santri berbakat dalam keterampilan jurnalistik dan literasi, resmi diluncurkan. MJ berfungsi sebagai sarana pembinaan bagi calon jurnalis pesantren yang berkualitas.

Grand Launching MJ sekaligus Diklat Jurnalistik perdana ini dibuka oleh Wakil Sekretaris Pesantren Ny. Hj. Mutmainnah Waqid pada Selasa (13/8) di Aula Mini Pesantren. Acara ini menghadirkan Hana Susanti, Pimpinan Redaksi Radar Bromo-Jawa Pos, sebagai narasumber.

Sebanyak 20 peserta yang telah lolos seleksi MJ berpartisipasi dalam acara ini. Mereka akan mengikuti Diklat Jurnalistik secara rutin setiap dua pekan sekali.

Ning Iin sapaan akrabnya beliau, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar MJ dapat melahirkan jurnalis-jurnalis pesantren yang siap mengabdi sepenuhnya kepada pesantren.

“Saya berharap dari Madrasah Jurnalistik ini akan lahir jurnalis-jurnalis pesantren hebat yang siap mengabdi dua puluh empat jam kepada pesantren,” tutur beliau.

Lebih lanjut, Ning Iin, menekankan pentingnya pembinaan khusus bagi jurnalis pesantren.

“Pewarta di pesantren harus selalu ramah dan tersenyum kepada siapa pun dan kapan pun, karena narasumber yang akan mereka hadapi bisa berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pengurus eksekutif, legislatif, hingga pengasuh pesantren,” ujarnya.

Sementara itu, menyoal diklat perdana ini, Hana Susanti menyampaikan dua materi utama: Kepenulisan Berita dan Teknik Wawancara. Para peserta tampak antusias dan aktif berpartisipasi, tidak hanya menerima materi, tetapi juga mempraktikkan apa yang telah dipelajari.

 

Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Launching Madrasah Jurnalistik, Sekjen: Ini Media Dakwah Pesantren melalui Tulisan!

nuruljadid.net – Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil secara resmi melaunching Madrasah Jurnalistik pada Rabu (28/09) siang. Gelaran yang dipusatkan di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid ini dihadiri oleh puluhan peserta yang merupakan delegasi dari setiap lembaga pers sekolah dan wilayah.

Dihadapan para pegiat jurnalistik yang memadati ruang Aula, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil mengingatkan bahwa fungsional pesantren sebagai lembaga dakwah tidak hanya menyiarkan agama islam melalui ceramah, tetapi tulis menulis juga menjadi bagian dari media dakwah.

“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan teman-teman humas dan sekolah yang ikut andil dalam mengembangkan media ini tentu sebagai wadah santri untuk tampil dalam dunia jurnalistik,” ungkap Ustaz Faizin.

(Potret Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil saat melaunching Madrasah Jurnalistik Nurul Jadid)

Madrasah Jurnalistik merupakan lembaga pengembangan keterampilan santri di bawah Sub Bagian Humas dan Infokom yang memiliki fokus dalam pendidikan dan pelatihan jurnalistik, program ini dipandegani oleh pegiat jurnalistik dari setiap lembaga maupun wilayah di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kepala Sub Bagian Humas dan Infokom Mujiburrohman berharap dengan dilaunchingnya Madrasah Jurnalistik juga bisa menjadi ruang bagi Insan Media Nurul Jadid untuk merangkul lembaga pers di setiap sekolah dan asrama.

“Kami berharap, Madrasah Jurnalistik ini bisa menjadi pendorong bagi lembaga-lembaga pers yang ada di tingkat sekolah maupun asrama untuk meningkatkan kreativitas mereka dan berkarya melalui tulisan. Karena akhir-akhir ini tak sedikit dari mereka mengalami penurunan dalam segi produktivitas,” jelas beliau saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media.

(Potret suasana Launching Madrasah Jurnalistik diikuti oleh puluhan peserta delegasi pers lembaga dan wilayah)

Dipesankan Sekjen, hadirnya Madrasah Jurnalistik ini bukan hanya menjadi wadah santri untuk memberikan informasi kepada masyarakat internal pesantren saja, namun ini menjadi fasilitas mereka untuk menuangkan ilmu dan kreativitasnya dalam bentuk tulisan kepada masyarakat di luar pesantren.

“Launching Madrasah Jurnalistik ini dalam rangka bagaimana santri itu tampil dalam kegiatan jurnalistik bukan hanya dalam memberikan informasi kepada pesantren, tetapi bagaimana mereka juga tampil dalam masyarakat,” tutur beliau.

Untuk itu, Sekjen mengajak seluruh anggota Madrasah Jurnalitik agar mampu melawan arus digitalisasi dan dapat menyajikan informasi kepada santri melalui tulisan klasik berupa lembaran kertas, seperti cetakan koran dan majalah.

“Kalau hari ini kita melakukan upgrading dalam rangka meningkatkan dunia tulis menulis maka kita minta bagaimana produk dari Madrasah Jurnalistik ini bukan hanya hidup di dunia maya tapi juga di dunia nyata. Karena banyak pesantren yang melarang santrinya untuk mengoperasikan smartphone ataupun Laptop, dan ini menjadi tugas kalian bagaimana mereka tetap bisa mendapatkan informasi dan berita seperti yang lainnya.” tandasnya.

(Humas Infokom)