Pos

Wisuda Tamhidiyah – I’dadiyah Mahad Aly

nuruljadid.net- Sebanyak 64 santri Tamhidiyah – I’dadiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid resmi di wisuda pada hari Kamis Malam (9/07) malam ini. Acara yang berlangsung satu malam ini, ditutup dengan pengukuhan wisudawan-wisudawati di AULA Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ).

Acara wisuda merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini, ma’had aly Nurul Jadid sukses melaksanakan acara ini ke enam kalinya. Menurut Abdus Salam selaku ketua panitia mengatakan, diselenggarakannya wisuda ini memberikan apresiasi kepada para wisudawan dan wisudawati karena telah semangat terus berjuang mempelajari kitab selama satu tahun untuk menguji kemampuan peserta wisuda di khalayak umum apakah layak diluluskan untuk naik ke marhalah berikutnya”. Ungkap ketua panitia.

walau kegiatan ini diadakan waktu pandemi, seluruh undangan tanpa terkecuali wajib menggunakan masker serta tetap memperlakukan protokol pencegah covid-19 sebab diadakannya kegiatan ini pula program wajib di kalender ma’had aly nurul jadid, dan ini bagi kami seakan sebuah tuntutan terhadap walisantri karena sangat bersemangatnya wali santri untuk melihat putra-putrinya di wisuda, ini bisa dilihat dari bersikukuhnya walisantri untuk menghadiri acara ini, bahkan ada yang tetap ngotot memaksa datang ke pondok, meski dengan berat hati kami melarang masuk ke acara karena masih dalam masa pandemi meski sebenarnya sekarang sudah masuk pada masa new normal tapi tetap kami berusaha mengikuti peraturan pemerintah dan pondok pesantren nurul jadid, imbuh ketua panitia.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara wisuda ke 6 ini berbeda dengan tahun sebelumnya, tidak adanya walisantri yang turut menyaksikan prosesi pengukuhan putra-putrinya, Setiap mahasantri akan ditanyakan satu persatu terkait materi dan hafalan pelajaran yang telah dipelajari selama satu tahun, hingga masing masing wisudawan mendapat bagian pertanyaan dari setiap penguji.

Setelah itu dilanjut prosesi wisudawan yang mana merupakan acara puncak yaitu pengukuhan dan penobatan wisudawan terbaik dari masing masing program. Tak lupa, di sesi ini pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid turut hadir.

Kau yang selalu ku cari dan ku nanti (Lailatul Qadr)

lailatul qadr adalah malam yang sangat diharapkan oleh kalangan umat muslim khususnya yang berpuasa karena malam itu ialah sebuah malam yang misterius adanya tidak mudah untuk ditebak kapan datangnya, maka dari itu pembahasan selanjutnya mencoba memaparkan lailatul qadr, keutamaan serta tanda-tanda akan adanya lailatul qadr.

Lailatul Qadr: merupakan malam yang sangat dianjurkan untuk kita cari, karena malam itu ialah malam mulia, barokah yang sangat agung serta yang paling diutamakan yang mana pada waktu itu sangat diharap istijabahnya doa dan ia merupakan paling utamanya malam, sekalipun juga malam jum’at tetap lebih utama lailatul qadr , sebagaimana firman Allah : {لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ} dalam artian bangun malam serta berbuat baik pada malam itu lebih baik dari pada seribu bulan, lalu rasulullah bersabda : Barang siapa yang melakukan puasa ramadlan dengan dasar iman dan semata-mata karena Allah, maka dosa-dosa yang terdahulu akan diampuni oleh Allah SWT kemudian diriwayatkan dari sayyidah aisyah bahwa rasulullah bangun malam dengan beribadah serta membangunkan keluarganya dan tidak menyetubuhi istri-istrinya pada sepuluh akhir bulan ramadlan , lalu diriwayatkan dari Imam Ahmad dan Muslim: Ketika masuk pada sepuluh akhir bulan ramadlan rasulullah sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah berbeda dengan sebelumnya.

Lailatul qadr hanya terbatas pada sepuluh akhir bulan ramadlan di tanggal-tanggal ganjil pada waktu itu, berdasarkan hadist rasulullah : “carilah lailatul qadr pada sepuluh akhir bulan ramadlan pada tanggal-tanggal ganjil”, Paling unggulnya beberapa pendapat dari kalangan ulama’ bahwa lailatul qadr itu terjadi pada malam 27 ramadlan, Abu bin Ka’ab berkata: “Allah telah memberitahu Ibnu Mas’ud bahwa lailatul qadr itu terjadi pada malam 27 ramadlan, akan tetapi dimakruhkan bagi dia memberitahu kepada orang lain, maka bertawakkallah, kemudian diriwayatkan dari Mu’awiyah bahwa rasulullah bersabda : “lailatul qadr terjadi pada malam 27 ramadlan” lalu Ibnu mas’ud mengunggulkan pendapat tersebut dengan mengatakan ”surat al-qadr itu ada 30 kalimat, pada urutan kalimat yang ke 27 itu lafadz “هي” yang bermakna lailatul qadr diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang shohih dari Ibnu Umar : “Barang siapa mencari-mencari lailatul qadr maka hendaklah mencarinya pada malam 27 ramadlan” atau beliau berkata: “carilah lailatul qadr pada malam 27 ramadlan”.

Hikmah dirahasiakannya lailatul qadr: Agar para umat muslim bersungguh-sungguh dalam mencari lailatul qadr, dan bersungguh-sungguh dalam beribadah dengan sangat menginginkan lailatul qadr sebagaimana dirahasiakannya doa istijabah pada hari jum’at, dan dirahasiakannya asma Allah yang paling agung serta keridlaannya dalam perkara-perkara baik dsb. Perkara yang sangat dianjurkan ketika datang lailatul qadr bagi orang mukmin hendaknya berdoa :

«اللهمّ إنك عفوّ تحب العفو فاعف عني»

sebagaimana yang diriwayatkan oleh sayyidah aisyah, beliau bertanya kepada rasulullah : “wahai rasulullah ketika datang lailatul qadr doa apa yang sunnah saya panjatkan?, kemudian rasulullah menjawabnya : panjatkan lah doa,

اللهمّ إنك عفوّ تحب العفو فاعف عني”

Tanda-tanda akan datangnya lailatul qadr: pendapat yang sangat masyhur sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abi bin Ka’ab dari rasulullah SAW: “Sesungguhnya matahari terbit pada pagi hari yang sangat terang tanpa adanya bayangan” kemudian disebagian hadist juga disebutkan “sinar putihnya seperti air” di riwayat lain dijelaskan dari rasulullah SAW “tanda-tanda datangnya lailatul qadr: malam yang sangat terang seperti perak seakan-akan adanya bulan yang bersinar terang serta tenang tidak dingin dan tidak pula panas dan tidak ada satu pun bintang yang muncul pada malam itu, dan termasuk dari tanda-tanda datangnya lailatul qadr bahwa matahari terbit di pagi hari dalam keadaan datar tanpa adanya bayangan sama seperti bulan pada malam perang badar, dan pada waktu itu tidak ada satupun setan yang keluar” kemudian diriwayatkan dari Ibnu Huzaimah dari hadist marfu’ Ibnu Abbas : “pada malam lailatul qadr tidak ada cuaca dingin dan tidak pula panas, pada pagi harinya matahari akan terbit dalam keadaan tidak terlalu merah” kemudian diriwayatkan Imam Ahmad dari ‘Ubadah : “pada malam lailatul qadr tidak akan terasa cuaca panas dan dingin, yang mana pada malam itu terasa tenang dan bulan bersinar terang” dan terdapat pula beberapa hadist yang menerangkan tanda-tanda datangnya lailatul qadr yaitu dari Jabir bin Samrah dari Ibnu Abi Syaibah, dan juga dari Jabir bin Abdullah dari Ibnu Huzaimah, dan dari Abu Hurairoh dari Ibnu Huzaimah, serta dari Ibnu Mas’ud dari Ibnu Abi Syaibah dan dari Selainnya.

Kemudian ada sebagian referensi menyatakan bahwa lailatul qadr bisa diketahui dengan melihat kepada awal mula terjadinya puasa pendapat ini sebagimana yang dikemukakan oleh imam ghazali, apabila awal puasa terjadi pada hari ahad atau hari rabu maka kemungkinan besar lailatul qadr terjadi pada malam 29 ramadlan, atau pada hari senin maka bisa-bisa lailatul qadr terjadi pada malam 21 ramadlan, atau pada hari selasa atau jum’at maka lailatul qadr terjadi pada malam 27 ramadlan, atau pada hari kamis maka lailatul qadr bisa diperkirakan terjadi pada malam 25 ramadlan atau pada hari sabtu maka lailatul qadr kira-kira terjadi pada malam 23 ramadlan, Syeikh Abu Hasan berkata : “semenjak saya baligh tidak pernah saya melewati akan lailatul qadr dengan berlandasan qaidah di atas” kemudian Imam Syihab Qulyubi menadomkan akan hal tersebut.

Waallahu a’lamu
بيد الحقير الفقير ميم راء

Penulis : Mustain Romli santri Mahad Aly Nurul jadid

KH. Moh Romzi: Mohon Doa dan Dukungan untuk Kemajuan Ma’had Aly Nurul Jadid

nuruljadid.net – Direktur Sarjana Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Romzi Al-Amiri Manan, menyampaikan sambutan dalam acara wisuda ke-5, program tamhidiyah, takhssus dan i’dadiyah. Bertempat di Auditorium Madrasah Aliyah Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (27/07/19).

“Saya tidak bicara yang tidak ada, saya bicara apa adanya, kalau puas sampaikan kepada orang lain bahwa Mahad Aly adalah maju. Kalau tidak puas jangan disampaikan kepada orang lain. Tapi,  sampaikan kepada saya pribadi untuk menjadi bahan evaluasi,” dawuh beliau.

Sebelumnya, para calon wisuda program i’dadiyah harus menguasai kitab dasar Fathul Qorib Mujib. Sedangkan program tamhidiyah harus mampu menguasai kitab Fathul qorib mujib dan Ilmu Faroid. Sementara itu, program takhossus, harus menguasai kitab Fathul Muin, Fathul Wahab dan Ilmu Faroid.

Tiga program belajar baca kitab tersebut di lalui  secara ekselerasi selama satu tahun. Dimana santri  yang berhasil melewatinya, akan di wisuda sebagai ajang penentu layak dan tidaknya, mengikuti program pada tahun berikutnya.

Sebanyak 86 santri yang mengikuti akselerasi baca kitab akan di wisuda. Terdiri dari 36 santri program Tamhidiyah, 32 program Idadiyah, dan 18 program Takhassus.

Beliau melanjutkan, program akselerasi baca kitab ini biasanya ditempuh selama empat tahun. Namun “Alhamdulillah, Mahad Aly Nurul Jadid, bisa melaksanakan ekselerasi baca kitab selama satu tahun. Dengan rutin setiap tahun wisuda program akselerasi baca kitab,” ungkapnya.

Selain itu, para calon wisudah diuji kelayakannya oleh Tim panelis yang sengaja di undang dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, Madura. Dengan mengunakan kitab Nubdzatul Bayan untuk dibaca.

Semoga, hadirnya delegasi dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum dapat memudahkan jalannya acara wisudah, dan semua santri diberikan kesuksesan oleh Allah.

KH. Romzi, berharap kepada para wali santri dan seluruh undangan yang hadir agar senantiasa mendoakan Ma`had Aly Nurul Jadid, karena akan segera membuka program pasca sarjana. Bertujuan menampung santri yang telah di wisudah Strata-1 (S1) untuk melanjutkan pendidikannya ke Strata-2 (S2) di Ma’had Aly Nurul Jadid. Insha’Allah tahun ini, Surat Keterangan (SK) Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) untuk S2 akan diterbitkan,” imbuhnya.

PenulisMr. Han (SJ)

EditorRizky H.T.

 

Ma’had Aly Nurul Jadid Gelar Iftitahud Dirosah pada Momen Perayaan Idul Adha 1438 H.

nuruljadid.net – Hari ini (01/09/2017) Ma’had Aly Nurul Jadid yang merupakan salah satu dari lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan kegiatan Iftitahud Dirosah yang dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan lembaga yang biasanya diselenggarakan setelah Pelaksanaan Orientasi Mahasantri Baru (OMABA).

Kegiatan yang bertemakan tentang “Ma’had Aly Sebagai Pilar Tafaqquh Fiddin” bertempat di Aula SMP Nurul Jadid dan diikuti oleh seluruh peserta didik Ma’had Aly Nurul Jadid. Dalam kegiatan ini, KHR. Ach. Azaim Ibrohimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo menjadi penyaji yang akan berdisuksi tentang tema yang dimaksud.

Pada kesempatan ini, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, KH. Moh. Romzi Al Amiri Mannan juga turut hadir dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tema yang diangkat dalam kegiatan Iftitahud Dirosah ini merupakan salah satu kunci untuk memulai kegiatan belajar.

“jika kita ingin mendapatkan sebuah kesuksesan ada 9 tahapan yang harus dilalui, yaitu sabar, ikhlas, do’a, cintai pelajaran, memilih teman yang baik, hormat terhadap guru, jauhi maksiat, renungkan keberhasilan teman-teman yang berhasil dan jagalah hati” Dawuh KH. Romzi sapaan akrab Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid.

“Mencari ilmu harus dengan kesabaran, bersabar bukan hanya diam melainkan kita harus mencari solusinya” Tambah beliau dalam sambutannya.

Sebelum penyaji menyampaikan tentang tema yang diangkat, Ust. Kusairi selaku moderator menyampaikan landasan dan alasan tentang tema yang akan dibahas. Dia menyampaikan bahwa pengangkatan tema dialog kali ini merupakan hasil dari kajian kajian yang telah dilakukan oleh Penyaji.

“diangkatnya nama tema “Ma’had  Aly Sebagai Pilar Tafaqquh Fiddin” Tentunya tema ini bukan berangkat dari tangan kosong, melaikan sebelumya sudah pernah dilakukan beberapa pengkajian yang mendalam oleh KHR. Ach. Azaim Ibrohimy,  salah satunya ialah di Pondok Pesantren Sidogiri, LPQ Batsul Masa’il Kediri, dan di Ma’had Nurul Kharoma’in Pujjor, Musyaifah Makkah dan yang terakhir di RSP Saudi Arabia.” Ujar moderator.

Diawal penyajian, KHR. Azaim Ibrohimy menyampaikan sambutan bahwasanya kedatangan beliau untuk menghadiri sekaligus menjadi penyaji dalam kegiatan Iftitahud Dirosah ini merupakan titah dari KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk me-muroja’ah kembali dan Musabaqoh bersama santri Ma’had Aly Nurul Jadid terhadap ilmu yang pernah beliau dapatkan semasa beliau masih menjadi santri aktif di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada tahun 1994 sampai dengan 1998. Kegiatan ini berakhir pada pukul 23.00 WIB. (Zhen/Qz/Ns/Msf/DL).