24 Peserta Didik Diwisuda, Kiai Bustomi Komitmen Terus Kembangkan Mutu Pendidikan Diniyah Formal
nuruljadid.net – Kepala Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Nurul Jadid Kiai Abu Yaqzid Al Bustomi memwisuda 24 lulusan pada upacara wisuda Pendidikan Diniyah Formal periode II tahun 2023 pada Kamis (09/03) malam. Jumlah tersebut terdiri atas peserta didik program Wustho dan Ulya.
Upacara wisuda kali ini turut dihadiri oleh Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo Bapak Ahmad Seruji Bahtiar, Kepala PDF Kiai Abu Yaqzid Al Bustomi, Wakil Pimpinan Biro Pendidikan Bapak Dr. Ahmad Fathurrozi Qodir dan beberapa dewan penguji.
“Kami merasa bersyukur dan bangga dapat mengantarkan peserta didik hingga wisuda, terima kasih sudah berjuang dan bertahan hingga akhir,” ungkap beliau.
Dalam prosesi wisuda tersebut, terdapat sesi demonstrasi pembacaan kitab kuning oleh setiap perwakilan program untuk menerima pertanyaan dari dewan penguji. Diantaranya adalah Rodifah dan Rifqo Wasilah dari program Ulya, dan Uswatun Hasanah dari program Wustho. Ketiganya berhasil menjalani sesi tersebut dengan lancar.
(Potret Demonstrasi Pembacaan Kitab Kuning oleh perwakilan setiap program dan diuji oleh dewan penguji)
Kepala Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Nurul Jadid Kiai Abu Yaqzid Al Bustomi menyampaikan bahwa wisuda merupakan salah satu bukti PDF masih eksis sampai sekarang. Beliau berharap PDF dapat terus memwisuda terutama peserta didik yang murni.
“PDF secara khusus memiliki cita-cita mulia, yakni memberikan pendidikan agama agar mereka berilmu beramal dengan dasar iman dan takwa. Maka dari itu, kami di PDF punya komitmen untuk terus memperbaiki dan mengembangkan mutu PDF kedepan,” tutur beliau dalam sambutannya.
(Kepala Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Nurul Jadid Kiai Abu Yaqzid Al Bustomi tengah menyampaikan sambutan di depan seluruh peserta dan tamu undangan)
Hingga kini, PDF terus melakukan pengembangan mutu dengan menyisir santri melalui open recruitment untuk menemukan peserta didik murni, yaitu peserta didik yang benar-benar fokus dan tidak double dengan kegiatan akademik lain. Disamping itu PDF juga melakukan pengembangan kualitas dalam segi sarana prasarana, sehingga kedepannya akan diadakan asrama khusus bagi peserta didik murni.
Kiai Abu Yaqzid Al Bustomi mengimbuhkan bahwa agama adalah ikon pesantren, pesantren tanpa pendidikan agama itu bukan pesantren, tapi boarding school. Ini perlu mendapat tempat, perlu mendapat perhatian. Karena pesantren tidak boleh lepas dari akar nilai-nilai keagamaan.
“Pendidikan PDF ini insyaAllah akan lebih berkembang, salah satunya karena mendapat dukungan dari pesantren. PDF ini akan tetap gratis, bukan murah, tapi gratis. Dan itu bukan berarti kualitas pendidikan juga rendah. Kita akan jaga kualitas pendidikan itu,” imbuh beliau.
(Humas Infokom)