Pos

Diklat Kewaliasuhan: Seni Memahami Diri Sendiri Memaksimalkan Potensi Santri

nuruljadid.net – Pendidikan dan pelatihan (Diklat) kewaliasuhan yang diselenggarakan oleh Bidang Bimbingan Konseling dan Wali Asuh (BKWA) Biro Kepesantrenan Putri mengangkat tema “Seni Memahami Diri Sendiri” (11/11/2021) di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid yang mengundang seluruh wali asuh putri baik di wilayah pusat maupun satelit. Kegiatan ini juga bertujuan tidak lain adalah untuk membekali wali asuh dengan keilmuan dan pengalaman belajar yang cukup untuk membimbing dan mendampingi santri dalam memaksimalkan potensi mereka.

Kegiatan diklat kewaliasuhan ini dipelopori oleh wakil kepala bidang BKWA Putri Ustazah Madinatul Munawwaroh dan di bawah komando Wakil Kepala Biro Kepesantrenan Ny. Mamnuhatur Rohmah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam 2 sesi ini pagi dan sore diisi langsung oleh Ny. Raudlatul Aniqq Malthuf.

Dalam pendidikan dan pelatihan ini, peserta secara psikologis belajar untuk mengenal dan memahami diri sendiri yang merupakan titik awal untuk menuju kebahagiaan dan kedamaian hidup. Definisi kehidupan dan kebahagiaan setiap individu santri berbeda-beda, ada yang mengukur dari kesuksesan karir, harta duniawi, keluarga sempurna atau bahkan hanya menjadi orang yang berguna bagi sesama serta banyak lagi yang lainnya.

Bidang BKWA Biro Kepesantrenan memandang ini adalah ilmu dan pengalaman penting untuk dikuasai oleh wali asuh dalam memaksimalkan potensi santri (anak asuh) dan dirinya sendiri. Tanpa memahami diri sendiri dan mengetahui tujuan hidup, santri akan merasa resah, gelisah, dan seperti kehilangan arah tanpa tujuan yang jelas. Sehingga implikasi dari situasi ini santri kehilangan fokus dan tujuan hidup dalam menjalankan rutinitas harian mereka di pondok pesantren.

(Peserta Diklat sedang melakukan metode silent moment pada Diklat kewaliasuhan bersama Biro Kepesantrenan)

Narasumber sekaligus fasilitator Ny. Raudlatul Aniqq Malthuf menyampaikan bahwa tidak sulit untuk tahu siapa dan apa kemauan diri yang sebenarnya dengan cara melakukan refleksi dan meditasi. Di bawah kondisi pikiran yang tenang, manfaatkan untuk mencari tahu kepribadian masing-masing dan potensi tersembunyi yang kita miliki demi menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam kegiatan ini peserta diajak untuk Muhasabah Diri dengan silent moment, merenungkan dan menyelam lebih dalam ke dalam diri masing-masing guna mengevaluasi diri sebagai landasan perbaikan diri.

Hal ini sebagaimana dikutip dari psychologytoday.com, terdapat 6 cara mengenali diri sendiri melalui VITALS: Value (nilai), Interest (minat), Temperament (emosi), Around the clock activities (jam biologis), Life mission and meaningful goals (misi), dan Strength (kekuatan).

Fakta di lapangan, tidak sedikit temuan santri mondok dikarenakan paksaan orang tua atau hanya sekedar ikut-ikutan sehingga penting bagi wali asuh membimbing santri dalam melakukan refleksi dan reorientasi tujuan mondok dan belajar di pondok pesantren, khususnya di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dengan internalisasi nilai-nilai trilogi dan panca kesadaran santri yang diintegrasikan dengan seni memahami diri sendiri akan dapat memaksimalkan potensi diri yang memiliki nilai dan makna mendalam dalam kehidupan mereka di pesantren dan kelak ketika telah kembali ke masyarakat.

 

(Humas Infokom)

Tingkatkan Kinerja Wali Asuh, Biro Pendidikan PP Nurul Jadid Adakan Pelatihan Wali Asuh

Nuruljadid.net – Demi meningkatkan karakter dan kinerja wali asuh. Setiap tahun Biro Pendidikan melalui Devisi Bimbingan Konseling Pengurus Pusat Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) mengadakan pelatihan Wali Asuh.

Kemarin (04/04/2018), pelatihan Wali Asuh diadakan di wilayah Az-zainiyah, bertempat di Aula MTs Nurul Jadid putera. Kegiatan pelatihan wali asuh berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 04 sampai 06 April 2018 mendatang, mulai pukul 09.00 wib – 16.00 wib.

Peserta pelatihan Wali Asuh berasal dari setiap daerah yang terdiri dari kepala daerah, Bimbingan Konseling daerah, dan seluruh Wali Asuh daerah. Peserta yang mengikuti pelatihan Wali Asuh berjumlah 150 orang. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk membentuk karakter dan kinerja yang baik dari wali asuh.

Pelatihan tersebut, memiliki susunan acara yang padat dan runtut. Peserta pelatihan wali asuh wajib mengikuti semua runtututan acara sejak awal hingga akhir. Sebelumnya, dalam pelatihan ini telah disepakati adanya aturan dalam pelatihan wali asuh untuk mendisiplinkan acara tersebut.

Aturan yang digunakan jika para peserta ramai, penyaji akan mengangkat tangan dan tersenyum, peserta juga mengikutinya dan tersenyum. Ketika ada salah satu peserta masih ada yang tidak mengangkat tangannya, maka penyaji akan tetap mengangkat tangannya sampai semuanya diam. (Milatun Fadliyani_SJ)