Pos

Habib Jindan : Umat Islam Adalah Rujukan Dunia dalam Moderasi, Hak Kaum Wanita dan HAM

nuruljadid.net – Habib Jindan Bin Novel selain membahas tentang pentingnya sanad dan akhlaq dalam berdakwah, beliau juga menyinggung bahwa umat Islam adalah umat yang moderat menjunjung tinggi HAM dan menghormati kaum wanita sebagaimana ajaran Islam dalam Al-Qur’an dan tauladan dari baginda Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana diajarkan terkait moderat ‘wasathiyah’ yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, bukan moderat versi Barat, Utara, Selatan atau Timur. Karena kebanyakan wasathiyah mereka tidak objektif, sehingga yang harus menjadi rujukan dan standard dalam wasathiyah umat Islam adalah versi Nabi Muhammad SAW.

“  لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا sebagaimana kita umat ini menjadi rujukan dalam kemoderatan. Jadi kita moderat bukan belajar dari Amerika, bukan belajar dari Eropa, moderat bukan belajar dari dunia Barat, sampai sekarang.”

“Di antara mereka itu sampai sekarang bahkan di negara-negara maju, tetap ada intimidasi dan rasis.”

Habib Jindan juga menceritakan kasus penindasan dan diskriminasi yang kerap dilakukan oleh Barat terhadap kaumnya yang seringkali menjadi rujukan dunia.

“Penindasan terhadap sesama, dan menganggap selain dari pada mereka (barat) itu di bawah. Orang kulit hitam, sampai sekarang, belum mendapatkan haknya secara penuh disana, walaupun secara tertulis ada haknya, akan tetapi di dalam pengaplikasiannya dalam bermasyarakat dan perkantoran, belum.”

“Mengklaim hak Wanita, kita tidak belajar dari Barat karena mereka justeru penista wanita. Mereka adalah orang-orang yang melecehkan kaum Wanita dari zaman dulu sampai sekarang.”

“terus kita disuruh belajar hak Wanita dari Barat, tidak! Standard di dalam menjaga, menghormati haknya kaum Wanita adalah nabi Muhammad dan ini umat Islam”

Sebagaimana Nabi menyampaikan kemulian seorang Wanita khususnya Ibu yang masyhur di kalangan umat Islam. “al-jannatu tahta aqdāmil ummahāt disebutkan dalam Kitab Al-Kāmil fi Dhu’afā’ir Rijāl karya Ibnu ‘Adi. Syurga di bawah telapak kakinya para ibu.”

“Suatu ketika Nabi juga pernah ditanya oleh Sahabat, “Siapa orang yang paling berhak untuk saya santun kepadanya?”, Nabi menjawab “paling prioritas untuk kamu berbuat baik kepadanya adalah Ummuk, ibumu!”, “kemudian?”, “Ibumu”, “Kemudian?”, “Ibumu”, baru setelah itu “Tsumma Abak” artinya ayahmu” beliau berkisah.

Menyoal Hak Asasi Manusia Habib Jindan mengutarakan dengan tegas bahwa kita tidak perlu belajar dari negeri Barat, cukup mencontoh Nabi Muhammad SAW.

“Kita mau belajar Hak Asasi Manusia dari orang tukang nembakin orang, dari orang-orang yang punya senjata pemusnah massal.”

“Itu adalah watak preman. Itu adalah watak penyamun, watak tukang palak, wataknya perampok, tukang todong, pencuri, yang hobinya mengancam sana-sini.”

“Negara maju bukan negara yang punya senjata pemusnah massal, tetapi punya alat pemberi makan massal, pemberi manfaat massal, pemersatu massal.”

“Oh, kita negara Indonesia negara maju, punya khitanan massal, nikahan massal, dari zaman dulu, waallah lebih baik dari pemusnah massal. Jauh lebih manfaat 1000 kali dari pada itu semua. Kita jauh lebih maju, akan tetapi suatu kebodohan ketika kita menganggap mereka modern, mereka maju, mereka keren, sama sekali gak ada kerennya.”

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al-Bayyinah: 6)

Dewasa ini kita juga harus waspada akan virus negatif dari seks bebas dan LGBT. “mereka meracuni anak-anak kita dengan racun pelajaran zina, pelajaran liwat, pelajaran homoseksual, pelajaran LGBT yang disusupkan bahkan di dalam film-film kartun, bukan lagi di film-film dewasa saja, bahkan di dalam film-film anak”

“dan mereka adalah شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ seburuk-buruknya manusia.”

“Itu adalah hal yang primitif, yang tidak dilakukan hewan atau binatang. Binatang pun juga enggan untuk melakukan hubungan sesama jenis, sedihnya, manusia melakukannya. Terus dibilang, oh ini professor, oh ini lulusan dari universitas terkemuka, dan dengan bangga mengumumkannya. Naudzubillah Min Dzalik!”

“Dan kita menganggap apa saja yang datang dari mereka hebat. Dan ditanamkan di benak umat Islam, mereka adalah negara-negara yang tak terkalahkan.”

“Persis seperti perkataan kaum ‘Ad, mereka bilang مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً siapa gerangan yang lebih hebat, lebih kuat dari pada kami? Menganggap dirinya paling kuat, punya kekuatan, punya persenjataan, punya segalanya, bukankah Allah yang maha kuat, sudah membinasakan orang-orang tersebut, Kaum Ad dibinasakan, kaum nabi Nuh dibinasakan, gampang membinasakannya,”

“Sebagaimana kita kalau di closet, udah selesai, setelah itu di-flush, cukup dipencet tombolnya, ceeeesss, cuci bersih. Nah Allah Ta’ala lakukan sama persis pada kaumnya Nabi Nuh. Semudah itu bagi Allah SWT. Sesimpel itu bagi Allah SWT”

“Bukankah dulu, ada Kerajaan Romawi yang ribuan tahun berkuasa, mana sekarang? Mereka tidak menyangka kalau kerajaannya akan musnah, habis sudah. Kerjaan Persia, yang ribuan tahun, berkuasa, kerjaan terlama di dunia, mana sekarang? Dicabik-cabik oleh Allah Ta’ala, habis musnah.”

“Dan bukankah dulu, di masa perang dunia pertama dan perang dunia kedua, orang kalau sudah dengar, Negara Jerman dengan NAZI-nya dan Hitler nya, semua ketakutan, semua gentar. Sekarang mereka lenyap, mana NAZI nya, mana Hitlernya.”

“Perancis, dengan fasisnya juga habis. Tidak ada lagi Mussolini-nya, dia digantung terbalik sampai mati oleh rakyatnya sendiri, selesai sudah.”

“Dan untuk orang-orang yang menyimpang dari Allah Ta’ala, akan dapat nasib yang sama. Mereka tanamkan kekacauan, kerusuhan, peperangan di negara-negara Islam, sekarang dibawa oleh Allah SWT kerusuhan, kekacauan dan peperangan di dalam negara mereka sendiri satu sama lain. Disibukkan orang dzalim dengan orang dzalim,”

Sehingga kita patut bersyukur karena Allah SWT karuniai Nabi Muhammad SAW sebagai “nur” cahaya dan pencerahan bagi kita sekalian. Kita cukup merujuk kepada Nabi Muhammad SAW sebagai standarisasi dalam segala hal. Sedangkan golongan mereka adalah golongan yang tidak punya solusi dan gagal. Mereka mengandalkan kekuasaan, mengandalkan pemasukan negeri dari perang, mengandalkan pemasukan negeri mereka dengan membuat antar negara berperang demi keuntungan.

“Indonesia 350 tahun dijajah Belanda, dijajah Jepang, dijajah Portugis dan hampir semua negara-negara jajahan mereka di zaman tersebut seperti di Afrika, masing-masing dibagi-bagi, sebagian diambil Perancis, sebagian yang lain diambil Inggris, Portugis, diambil sama Itali, dibagi-bagi oleh mereka.”

“Mengandalkan kekayaannya dengan menjarah negeri lain pada zaman dulu sampai sekarang. Zaman sekarang negara Timur Tengah dibuat saling rusuh, agar mereka dapat untung, mereka dapat duit, terus mereka kayanya dari mana? Kayanya hasil merampok, hasil menjarah, hasil bikin rusuh di negara orang, sukses apa yang mereka punya?”

“Sejatinya, mereka gagal dalam ekonomi, keamanan, sosial dan masyarakat. Gagal dalam hubungan rumah tangga, gagal dalam hubungan dengan orang tua dan anak. Sedikit sekali rumah yang rukun antar orang tua dan anak. Gagal bahkan antara suami-istri. Kegagalan itu dimana-mana, sehingga mereka tidak mau menikah, karena sudah pasti bercerai.”

Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang terbaik kepada, termasuk dalam hal berperang. Rosulullah berpesan dalam jihad untuk tidak membunuh wanita, anak kecil yang ada di medan perang termasuk musuh yang sudah kabur juga rakyat sipil.

“musuh yang kabur jangan dikejar kata Rosulullah, kasih kesempatan, mungkin mereka mau beriman, mau balik, mau bertaubat. Kemudian dalam peperangan, jangan ganggu rakyat sipil, orang pasar jangan diganggu, orang yang lagi ibadah di kuilnya atau di gerejanya atau di sinagoknya jangan diganggu dan jangan dirusak kata Rosulullah SAW. Nabi mengajari kita demikian.”

“Ini kemodernan yang sudah kita raih yang diajarkan oleh nabi Muhammad sejak 15 abad lalu. Negara modern tau apa? Tentang HAM? Kita mau belajar tentang HAM dari mujrimin, dari pendosa, dari pelaku kejahatan, melakukan kejahatan perang, puluhan tahun, ratusan tahun dalam keadaan yang demikian.”

“Terus kita sekarang mau berguru sama mereka? Belajar HAM dari mereka? Standarisasi HAM bukan mereka. Kita umatnya Nabi Muhammad sebagai rujukan HAM.”

Habib Jindan Bin Novel menceritakan ketika Sholahuddin Al-Ayyubi berperang merebut Baitul Maqdis, terjadi peperangan, kemudian pimpinan atau raja yang memimpin pasukan sakit, sakit keras, maka Sholahuddin berinisiatif untuk tidak melakukan gencatan senjata. Mengapa demikian? Karena pimpinannya sedang sakit, sehingga peperangan dihentikan sambil menunggu dia sembuh.

Tidak hanya sampai di situ, kemudian Sholahuddin juga mengirimkan dokter pribadi terbaik yang dia punya, untuk membantu pengobatan pimpinannya sampai sembuh. Dan di masa itu, kedokteran dikuasai oleh umat Islam. Dokter-dokter terbaik adalah umat Islam.

“dalam peperangan mereka gak ada istilah sebel sama suatu negeri dengan tidak memperbolehkan kiriman makanan, akses listrik, akases minum, dan lain sebagainya. Lihat Sayyidina Sholehuddin Al-Ayyubi, ratusan tahun yang lalu. Beliau kirim dokter terbaik untuk mengobati musuh besarnya.”

“Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan kepada kita ‘jangan memutilasi’. Jenazah di medan perang itu jangan dimutilasi, beliau sendiri yang memerintahkan para sahabat, kubur jenazahnya orang-orang kafir yang sudah terbunuh, digali lobang, dikubur, gak dibiarkan untuk dimakan Binatang buas. Dikubur dan dimakamkan oleh Rosulullah SAW.”

“Kita belajar HAM dari nabi Muhammad. Kita belajar HAM dari khulafaur rasyidin, dari para sabahat, dari pada ulama, dari para pejuang-pejuang Islam. Dari mereka kita belajar Hak Asasi Manusia. Nabi yang bilang perlakukan tawanan dengan baik. Tanyakan tawanan di Guantanamo diperlakukan seperti apa? Tanyakan tawanan yang ada di penjara-penjara mereka diperlakukan seperti apa? Tapi nabi Muhammad memerintahkan perlakukan tawanan perang dengan baik hingga mereka dijamu dengan jamuan terbaik.”

“bahkan tuan rumahnya, makan tidak seenak tawanan, makanan yang paling enak diberikan kepada tawanan. Ditanya kenapa itu tawanan sampai malu? Kalian adalah tamu kami, kalian titipannya Rosulullah SAW.”

Allah berfirman dalam Al-qur’an: وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

Artinya: Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (QS. Al-Insan:8)

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا

Artinya: Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al-Insan:9)

“Memberikan makan kepada orang lain, yatim, miskin dan tawanan perang, kafir harbi yang ditangkap dan ditawan di Madinah, mereka diberikan jamuan terbaik oleh Rosulullah SAW.”

“Dan inilah Islam, Islam memperlakukan lawan seperti apa. Apalagi memperlakukan kawan sesama umat Islam. Oleh karenanya itu, Alhamdulillah, Allah Ta’ala berikan segala khazanah kekayaan di dalam Sirahnya Nabi Muhammad, dalam Akhlaqnya Nabi Muhammad, dalam Ajarannya Nabi Muhammad.”

“Jangan terkecoh dengan hidangan palsu oleh musuh-musuh Islam, dan sebaik-baiknya yang kita lakukan adalah kita mendoakan umat agar Allah melindungi mereka,”

“kita menuntut ilmu, bentuk pembelaan kita sebagai santri kepada saudara-saudara kita yang ditimpa musibah atau bencana.”

“Bukan saudara kita yang berperang ya! Mereka lebih mirip pembantaian massal, itu bukan perang, itu pembantaian massal. Pemusnah massal! Gak heran emang, karena keahlian Barat memang seperti itu, dari dulu seperti itu, hobinya begitu.”

“Masuk ke Amerika ratusan tahun yang lalu, penduduk asli Amerika mati, habis! Tersisa tinggal sedikit, kena penyakit, yang sakit hanya pribumi saja, yang lain semuanya hidup. Suku Indian disana sudah habis. Baik itu di Amerika, di Australia, dimanapun tempat.”

“Dan perang kita, sibukkan dalam belajar, menuntut Ilmu, bangun malam, menjaga adab dan sunnahnya Rosulullah dan mendoakan saudara-saudara kita, sebaik-baiknya peran yang bisa kita jalankan di saat ini.”

“Pembelaan yang bisa kita lakukan saat ini, menuntut ilmu, hafalkan pelajaran, muraja’ah, kemudian juga berdakwah, mengkaji ilmu agama, mengamalkan ilmu, menjaga adab dan sunnahnya Nabi Muhammad, dhuha, witir, qiyamul lail, tahajjud, sholatul jama’ah, adab kepada guru, birrul walidain, hadir pengajian, tilawatul qur’an, sebaik-baiknya bentuk pertolongan yang bisa kita berikan kepada saudara-saudara kita.”

“Dan ini adalah peran kita untuk membela agama di saat ini dan mendoakan saudara-saudara muslimin kita di dalam sujud dimanapun mereka berada.”

“Dan ketahuilah, musuh-musuh Allah tidak akan berhasil menjajah tanah umat Islam, melainkan setelah sebelumnya mereka berhasil menjajah jiwa dan hati dan pikiran umat Islam. Ketika jiwanya berhasil dijajah, maka tanahnya dengan mudah direbut.”

“Bagaimana menjajah jiwa? Nah itu tadi, dibikin orang tidak lagi mengidolakan nabinya, yang diidolakan yang lain, dibikinin deh tiap hari dibawakan idola yang baru. Dibawakan Idol yang baru tiap hari, baik itu dari olahragawan, atau artis, atau penyanyi tiap hari dibawain hal yang baru.”

(Humas Infokom)

Syekh Jumadil Kubro Juara Umum Pekan Kreasi Santri Dalam Rangka Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H

nuruljadid.net – Usai beragam rangkaian kegiatan Pekan Kreasi Santri, para pemenang lomba dinobatkan pada malam puncak Refleksi Akhir Tahun menyambut datangnya 1 Muharram 1445 H sebagai pertanda tahun baru Islam telah tiba. Kegiatan ini berlangsung di Aula II pesantren yang diikuti oleh seluruh santri (18/07/2023)

Kasubbag Humas Infokom, Mujiburrohman menjelaskan bahwa penobatan para pemenang Pekan Kreasi Santri ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi pesantren kepada santri berprestasi.

“kami sengaja menempatkan penobatan pada malam puncak di hadapan seluruh santri, selain sebagai bentuk apresiasi kepada para juara juga untuk memotivasi santri lainnya agar terus berkarya dan belajar serta berjuang meraih prestasi di bidangnya masing-masing,” terangnya.

(Penobatan Pemenang Pekan Kreasi Santri dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H)

Penobatan pemenang Pekan Kreasi Santri dibarengkan dengan malam Refleksi Akhir Tahun ini sesuai dengan agenda kegiatan yang sedari awal dirancang oleh panitia. Suasana di ruangan terlihat menegangkan saat video pemenang Pekan Kreasi Santri ditayangkan satu per satu.

Suara sorak bahagia terdengar jelas ketika perwakilan wilayah mereka tampil di video sebagai pemenang. Masing-masing pemenang dianugerahi trofi dan piagam penghargaan sebagai tanda mata saksi perjuangan dan prestasi yang berhasil mereka torehkan.

(Kepala BKOSS KH. Makki Maimun Wafi saat menobatkan Pemenang Pekan Kreasi Santri dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H)

Pada kesempatan yang sama Kepala BKOSS KH. Makki Maimun Wafi membagikan hadiah kepada seluruh pemenang, sedangkan Kepala Biro Pendidikan yang hadir sebagai narasumber Kiai M. Imdad Robbani juga turut menobatkan Juara Umum yang diraih oleh Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat).

Dengan adanya penobatan pemenang Pekan Kreasi Santri ini, selain sebagai tanda berakhirnya rangkaian kegiatan juga sebagai motivasi bagi santri lain untuk lebih aktif pada giat dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas diri dalam menggapai mimpi untuk terus berprestasi.

(Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat) keluar sebagai Juara Umum Pekan Kreasi Santri dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H)

Berikut daftar pemenang Pekan Kreasi Santri dalam rangka tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H:

Lomba Hadrah Ala Santri

Juara 1  : Wilayah Jalaluddin Ar-Rumi (G)

JUara 2 : Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat)

Lomba Debat Ilmiah Santri

Juara 1  : Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat)

Juara 2  : Wilayah Jalaluddin Ar-Rumi (G)

Juara 3  : Wilayah Zaid Bin Tsabit (K)

Lomba MADING 2D

Juara 1  : Wilayah Zaid Bin Tsabit (K)

Juara 2  : Wilayah Syekh Jumadil Kubro (Pusat)

Juara 3  : Wilayah Jalaluddin Ar-Rumi (G)

 

 

(Humas Infokom)

Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H, Santri Meriahkan dengan Pekan Kreasi Santri

nuruljadid.net – Seakan tidak pernah mati dari kreasi, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo meriahkan penyambutan tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H dengan berbagai jenis lomba dalam event Pekan Kreasi Santri (17/07/2023). Kegiatan ini disambut dengan senang gembira dan antusiasme yang positif oleh para santri dan pengurus.

1 Muharram adalah awal tahun dalam kalender Islam, dan sebagaimana kita ketahui, tanggalnya dapat berubah berdasarkan penentuan pengamatan bulan. Tanggal 1 Muharram biasanya ditandai oleh umat Muslim sebagai Hari Tahun Baru Islam dan juga sebagai hari penting untuk merayakan peristiwa-peristiwa sejarah yang terkait dengan Islam.

(Peserta wilayah Jalaluddin Ar-Rumi saat tengah tampil dalam lomba Hadrah Ala Santri pada Pekan Kreasi Seni 2023)

Panitia pelaksana yang diketuai oleh Muhammad Luthfi Rizqillah dari Panji Pelopor melaporkan bahwa setidaknya ada tiga jenis lomba yang digelar untuk memeriahkan peringatan menyambut tahun baru Islam 1445 H.

“kami dalam rangka menyambut 1 Muharram 1445 H ini yaitu dengan mengadakan berbagai lomba diantaranya Hadrah Ala Santri, Debat Ilmiah dan Majalah Dinding (MADING) 2D,” ujar Rizqi sapaan akrabnya.

Jenis lomba yang dihelat perdana adalah hadrah ala santri yang diikuti oleh perwakilan wilayah baik pusat maupun satelit. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari bidang Penataan Wilayah dan Pembinaan santri, terdapat empat wilayah yang berada di area putra meliputi Syekh Jumadil Kubro (Pusat), Jalaluddin Ar-Rumi (G), Al-Amiri (J) dan Zaid Bin Tsabit (K).

(Karya Majalah Dinding (Mading) 2D santri Pondok Pesantren Nurul Jadid perwakilan empat wilayah)

Dalam melatih nalar berpikir kritis, panitia mestimulasi otak santri dengan debat Ilmiah yang mengusung isu kekinian seperti eksistensi media sosial yang mengorupsi interaksi manusia, perundungan di pesantren sampai dengan perspektif santri terhadap pernikahan dini sebagai solusi perzinahan.

Tak berhenti disana, untuk mewadahi keterampilan tulis menulis dan kejurnalistikan, panitia mengadakan lomba Mading 2D yang mengangkan tema Cahaya Muharram di Bumi Cahaya Baru. Lomba ini selain mewadahi keterampilan menulis santri, juga untuk mengkampayekan gerakan pentingnya literasi di kalangan santri yang kian terkikis.

(Humas Infokom)

Kiai Zuhri Zaini Sebut Peringatan Maulid Nabi Tahun ini Istimewa, Berikut Alasannya !

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menyebutkan dalam sambutannya bahwa Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H tahun ini istimewa. Kegiatan ini diselenggarakan di Halaman Pesantren yang diikuti oleh seluruh santri Nurul Jadid.

“Maulid sekarang istimewa. Jadi, selain memperingati kelahiran beliau, juga memperingai Hari Santri,” dawuh Kiai yang sangat sederhana dan bersahaja tersebut pada sabtu (22/10) malam.

Lanjut dalam sambutannya, kiai Zuhri menyampaikan harapannya terhadap pelaksanaan pengajian umum dalam rangka memperingati kelahiran Nabi akhir dan manusia paling mulia Muhammad Ibn Abdillah tersebut.

“Mudah-mudahan berkumpulnya kita di majelis yang mulia ini akan bersama dengan ridho serta maunah Allah SWT. Sehingga membawa kebaikan, keberkahan bagi kita, bagi pesantren, bahkan bagi masyarakat, ummat, bangsa dan negara,” tuturnya yang disambut dengan Amin oleh seluruh hadirin dan ribuan santri yang ikut pengajian tersebut.

“Dan mudah-mudahan dengan barokahnya Maulid pada malam hari ini, Iman takwa kita kepada Allah SWT akan semakin meningkat. Juga demikian Mahabbah kita kepada beliau yang kita peringati kelahirannya akan semakin menguat,” pengasuh menambahkan.

Sebab memang, sebagaimana yang disampaikan oleh pengasuh, acara seperti ini jangan hanya dijadikan kegiatan rutinitas yang berlalu begitu saja, tapi harus bermakna dan memberikan qudwah, uswah dan hikmah pada kita melalui sirah nabi Muhammad SAW. Kemudian Kiai Zuhri menjelaskan makna dari peringatan maulid ini kepada para santri.

“Peringatan Maulid ini adalah bentuk takdzim, bentuk syukur, serta ungkapan mahabbah kita, kepada beliau yang kita peringati Maulidnya, yaitu junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga itu menjadi modal bagi kita untuk mengikuti ajaran-ajarannya, mengikuti sunnah-sunnahnya, dan meniru akhlaknya. Dan harapan puncaknya adalah kita akan mendapat syafaatnya dan akan berkumpul kelak dengan beliau. Tentu kalau berlumpul dengan Nabi itu pasti di syurga. Sekalipun mungkin tempatnya tidak sama,” tutur putra kelima dari Kiai Zaini Mun’im dan Nyai Nafi’ah.

Untuk mengungkapkan mahabbah dan syukur kita atas kelahiran beliau, Lanjut kiai Zuhri tidak cukup hanya dengan mengadakan perayaan seperti ini, termasuk membaca sholawat (srakalan) itu penting, sebab itu syiar. Tetapi juga harus ditindaklanjuti dengan tindakan dan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Jadi kalau hanya ucapan, harapan dan doa tanpa ada tindakan, tidak ada manfaatnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, beliau berpesan kepada santri dan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Maka dari itu, kita sebagai santri, baik yang masih ada di pondok, maupun yang sudah terjun ke masyarakat ini agar belajar dan terus belajar, sekalipun tidak di tempat-tempat formal atau khusus,” pesan pengasuh menutut sesi sambutannya.

 

 

(Humas Infokom)

Malam Penganugerahan Sang Juara Festival Maulid dan Pekan Santri

nuruljadid.net – Malam penganugerahan para pemenang event Festival Maulid dan Pekan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid berlangsung meriah sebelum pengajian umum dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai. Acara ini dihadiri oleh seluruh santri baik putera maupun putri, pada Sabtu (22/10) malam di Halaman Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Malam penganugerahan tersebut bertepatan dengan malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri langsung oleh Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Lora Sholahuddin Wahid beserta tamu undangan turut menyaksikan penganugerahan para jawara tersebut.

Pasalnya, penganugerahan trophy pemenang Festival Maulid Nabi Muhammad SAW diberikan langsung oleh Kepala pesantren KH. Abdul Hamid Wahid disusul penyerahan hadiah pemenang lomba Pekan Santri yang diserahkan oleh Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil.

(Moment penganugerahan pemenang lomba Festival Maulid dan Pekan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

Festival Maulid dan Pekan Santri merupakan kegiatan tahunan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Festival Maulid untuk menyambut peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW sebagai manusia paling agung di alam semesta. Pada kegiatan Festival Maulid tersebut terdapat beragam macam perlombaan, antara lain, Hadrah Ala Santri, Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), Diba’iyah, Sirah Nabawiyah, Cipta Puisi, Esai, dan Kreasi solawat.

Adapun Lomba Cipta Puisi dan Esai dibuka untuk umum tingkat Jawa Timur yang pelaksanaannya dilakukan secara online mulai dari pendaftaran, pengumpulan karya sampai dengan pengumuman finalis serta pemenang.

Terlihat santri yang sangat antusias dalam mengikuti ajang perlombaan tersebut, selain untuk meningkatkan prestasi, mereka juga berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khairot) dengan ikut serta dalam lomba guna memeriahkan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

“Alhamdulillah saya bisa mendapat teropi dalam perlombaan ini, bagi saya sangat bermakna karena turut memeriahkan maulid Nabi Muhammad SAW” ujar Hengki santri asal Bondowoso tersebut.

Tidak hanya itu, disusul dengan penganugerahan pemenang lomba Pekan Santri, yang mana kegiatan tersebut diadakan oleh Forum Komunikasi OSIS (FKO) Biro Pendidikan Nurul Jadid guna untuk memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang tahun ini berbarengan dengan peringatan Maulid. Dalam kegiatan tersebut terdapat bermacam perlombaan yang digelar antara lain Standup Comedy, Dramatisasi Puisi, Nurul Jadid Award, Karya Sastra Santri Puisi, Lomba Karya Tulis ilmiah (LKTI), karya insan pers siswa, dan Pidato Bahasa Indonesia.

 

 

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Peringati Maulid Nabi Hadirkan Alumninya KH. Musleh Adnan

nuruljadid.net – Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Pondok Pesantren Nurul Jadid hadirkan KH. Musleh Adnan yang merupakan alumni untuk menjadi “Muballigh” pada acara Pengajian Umum dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H pada Sabtu (22/10/2022) malam.

Kiai Musleh merupakan alumni tulen Pondok Pesantren Nurul Jadid. Beliau menimba ilmu di Nurul Jadid semenjak tingkat SLTP, dan melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTA hingga ke jenjang perguruan tinggi selama kurang lebih 10 tahun. Saat ini beliau sudah sukses berkiprah di tengah-tengah masyarakat melaui dakwahnya yang cukup populer dan banyak disenangi oleh semua kalangan. Seperti yang didawuhkan pengasuh Kiai Zuhri Zaini.

“Dan yang nanti akan memberikan tausyiah, ini juga santri yang sudah sukses. Jadi, sesudah belajar di pesantren, akhirnya berkhidmah melalui dakwah dan pendidikan di tengah-tengah masyarakat,” tutur sosok yang sederhana dan tawaduk tersebut. Kiai Zuhri memperkenalkan secara singkat figur seorang Kiai Musleh kepada para santri dalam sambutannya.

“Oleh karena itu, saya mohon nanti kepada Kiai Musleh Adnan, untuk berbagi kiat. Bagaimana beliau itu bisa sukses seperti ini. Dan nanti ini bisa menjadi teladan bagi kita untuk kita tiru, sekalipun mungkin bakat dan minat kita tidak sama dengan beliau. Tapi semangatnya dan cara-caranya mungkin dapat kita tiru,” pinta Pengasuh kepada Kiai Musleh Adnan.

Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil mengatakan bahwa mengundang Kiai Musleh ini merupakan permintaan pengasuh sejak lama namun padatnya jadwal kiai Musleh dan pesan pengasuh jangan sampai menggangu jadwal kiai Musleh, maka panitia pun mencoba menyesuaikan dengan jadwal ceramah Kiai Musleh.

“Harapannya kami mengundang kiai Musleh selain atas permintaan pengasuh juga agar dapat memberikan motivasi dan inspirasi yang kuat khususnya bagi santriwan dan santriwati yang masih aktif belajar di Nurul Jadid agar terus giat tholabul ilminya dan kepada alumni secara umum hendaknya terus berkhidmat kepada masyarakat sesuai bidangnya masing-masing” terang Faizin.

Selain itu, dari kiai Musleh, pesantren ingin memberian pelajaran kepada para santri, agar ketika sudah menjadi alumni nantinya tidak membeda-bedakan masyarakat satu dengan lain. Sebagaimana dawuh Almarhum KH. Abdul Haq Zaini ketika Istighosah tahun 2009 silam di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

“Santri Nurul Jadid jangan mengkotak-kotakkan masyarakat. Bersatulah dengan santri dari pesantren lainnya,” dawuh KH. Abdul Haq Zaini.

 

 

(Humas Infokom)

Hidupkan Maulid, Gus Achmad Dhofir Zuhry Ajak Santri Perkuat Cinta Kepada Nabi

nuruljadid.net – Gus Dhofir Zuhry, sosok penulis hebat, pengasuh pesantren dan juga merupakan alumni Nurul Jadid ini berhasil diundang menjadi penyaji dalam acara Seminar Maulid bertemakan “Kiprah Nabi, Daya Juang Santri” yang diadakan oleh panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) 1444 H Pondok Pesantren Nurul Jadid meskipun dalam keadaan kurang sehat. Namun ketadzimannya kepada almamater yang membesarkannya menjadi penguat untuk hadir memenuhi permohonan panitia.

Sebelum membahas lebih jauh, Gus Dhofir mengajak para santri untuk memahami arti dari kata “Muhammad” terlebih dahulu. Dimana secara bahasa, arti nama muhammad itu adalah terpuji. Kemudian Gus Dhofir menyebutkan bahwa untuk bisa dikatakan perilaku terpuji, atau bisa disebut Muhammad, itu memiliki syarat.

“Syarat perilaku bisa disebut terpuji itu ada tiga. Pertama, perbuatan itu harus baik dan benar. Baik menurut budaya, benar menurut hukum agama dan negara. Kedua, proporsional atau tau tempat dan waktu. Ketiga, tidak terpaksa,” papar Gus Dhofir.

“Kalau perbuatan dengan berbagai syarat itu dilakukan satu kali dua kali, bahasa arabnya “Mahmudun”. Kalau agak sering dilakukan, disebut “Ahmad”. Sedangkan kalau senantiasa selalu dilakukan, maka disebut “Muhammad”, “ tambahnya.

Semua syarat itu dijabarkan dengan gamblang disertai dengan contoh dalam kehidupan nyata agar lebih mudah dipahami oleh para santri dan tamu undangan yang hadir ketika itu.

Di tengah-tengah penyampaian materi, Gus Dhofir mangajak para santriwan dan dan santriwati untuk membaca burdah bersama-sama, agar peserta lebih khidmat dan dekat dengan baginda Nabi Muhammad SAW serta kembali fokus menerima penyampaian materi selanjutnya.

Selanjutnya beliau melanjutkan dengan kisah mulai dari sebelum lahirnya Nabi, dimana nabi dilahirkan, dan alasan kenapa Nabi dilahirkan di kota Mekkah, serta tidak lupa kisah perjuangan Nabi yang perlu diteladani dengan mengambil dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Pasca penyampaian materi, seminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan penyaji. Dua pertanyaan dari santri putra dan satu pertanyaan dari santri putri.

Setelah hampir dua jam seminar dilaksanakan dengan dipandu moderator Dimas Eko Cahyono, acara pun diakhiri dengan pemberian cinderamata kepada penyaji sekaligus sesi foto bersama.

 

 

(Humas Infokom)

Lomba PHBI Maulid Nabi Menjadi Ajang Kreasi dan Karya Mahasiswi

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) gelar pembukaan Festival Lomba dengan tema “Kiprah Nabi, Daya Juang Santri” dalam rangka sambut Peringatan Hari Besar Islam  (PHBI) yang ke 1444 Hijriyah dengan meriah dan sukses  di Aula 1 PPNJ  pada Kamis (15/09).

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, lomba kali ini direalisasikan sedikit berbeda. Peserta yang berpartisipasi bukan lagi dari antar lembaga sekolah, melainkan antar wilayah se-Pondok Pesantren Nurul Jadid Puteri yang berasal dari kalangan Mahasiswi.

Menurut ketua panitia, hal ini dimaksudkan agar mahasiswi memiliki lebih banyak ruang dalam berkarya. “Agar mahasiswi dapat ikut andil dan berpartisipasi aktif dalam memeriahkan acara PHBI ini” terang Qudsiatud Diana selaku ketua panitia PHBI.

(Potret Wakil Kepala Pesantren Ny Hj. Khodijatul Qodriyah Ap. S. Ag. MM. PUB, M.SI sedang menyampaikan sambutan dan resmi membuka acara)

Acara ini telah resmi di buka  oleh Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah Ap. S. Ag. MM. PUB, M.SI  sebagai wakil kepala pesantren tepat pada pukul 20.00 WIB. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa tujuan diadakannya festival lomba ini yaitu untuk sarana melatih skill dan intelektual santri selain itu juga sebagai bentuk Mahabbah (kecintaan, red) kepada Nabi Muhammad SAW agar dapat meneladani akhlak nabi .

Beliau juga menjelaskan banyak hal kepada seluruh santri diantaranya pentingnya ilmu dan amal, kisah tentang kekasih Allah yang mencintai-Nya dengan tingkat makrifat yaitu Abu Yazid Al- Busthomi yang diberi gelar Sulthanul Arifin (rajanya makrifat) dan kisah dari beberapa nabi serta kisah cinta Zulaikha kepada Yusuf. “Ilmu itu sebelum perkataan dan amal, sebagaimana yang termaktub dalam Al-quran  bahwa Allah akan mengangkat derjatnya orang-orang yang berilmu,” pesan beliau.

(Setiap peserta terlihat sangat antusias berkompetisi dalam lomba Festival Maulid 1444 H)

Rangkaian kegiatan lomba yang diadakan terdiri atas 4 macam lomba, diantaranya lomba Musabaqoh Syarhil Quran (MSQ), Kreasi Sholawat, Sirah Nabawiyah dan Lomba Ancak Buah. Tidak hanya itu, pada PHBI tahun ini juga dibumbui dengan Event Seminar. Serangkaian kegitan lomba PHBI ini dimulai sejak tanggal 15 September – 16 Oktober mendatang.

 

(Humas Infokom)

Festival Maulid: Lomba Dibaiyah Santri, Memuji Keagungan Sang Nabi

nuruljadid.net – Panitia pelaksana festival maulid Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar lomba dibaiyah untuk santri dalam rangka menyambut bulan kelahiran nabi mulia Muhammad SAW Kamis malam (22/09/2022) bertempat di Aula KH. Zaini Mun’im.

Maulid Diba adalah bacaan maulid yang berisi syair-syair pujian serta sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW. Secara historis, pengarangnya bernama Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Umar ad-Diba’i asy-Syaibani atau yang akrab disapa Ibnu Diba.

(Kelompok santri saat melantunkan sholawat Maulid Diba’ pada lomba Dibaiyah Festival Maulid 2022)

Diba’an, atau biasa dikatakan Maulid Diba merupakan tradisi membaca atau melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad yang dilakukan oleh masyarakat yang kebanyakan warga NU dan dilestarikan hampir di seluruh pondok pesantren khususnya yang aliran alhussunnah wal jamaah.

Lomba dibaiyah ini diikuti oleh seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid perwakilan masing-masing daerahnya. Lomba yang diikuti secara berkelompok ini merupakan lomba tahunan yang diadakan untuk menyambut event besar pesantren seperti harlah dan maulid.

(Kelompok santri saat melantunkan sholawat Maulid Diba’ pada lomba Dibaiyah Festival Maulid 2022)

Acara berlangsung sangat meriah, para santri nampak sangat terhibur dengan penampilan para kelompok santri perwakilan daerah masing-masing. Suara pembaca maulid Diba yang merdu sangat memanjakan telinga santri yang mendengarkannya.

Berbagai melodi sholawat pujian dibawakan dengan khusyuk untuk baginda Nabi Muhammad SAW. Bumi Nurul Jadid malam itu, terasa menenangkan dengan lantunan Maulid Diba para santri. Harapannya dengan pelaksanaan lomba Dibaiyah ini, dapat memperkuat kecintaan para santri kepada sang Nabi dan kelak mendapatkan syafaatnya di hari akhir. Amin

 

 

(Humas Infokom)

Tahun Baru Islam 1444 H Jatuh Pada Tanggal 30 Juli 2022, Berikut Doa Akhir dan Awal Tahun Juga Amalan Muharram

nuruljadid.net – Tidak terasa, hari ini kita telah tiba di penghujung tahun hijriyah 1443 yang ditutup dengan bulan Dzulhijjah. 1 Muharram 2022 merupakan tahun baru Islam 1444 Hijriyah. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Dirjen Bimas Kemenag) Kamarrudin Amin, mengungkapkan tahun baru Islam atau 1 Muharram 1444 H jatuh pada Sabtu, 30 Juli 2022.

Momen tahun baru Islam 2022 atau 1 Muharram 1444 H ini merupakan hari libur nasional yang berlaku bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Muharram menjadi bulan yang suci kedua setelah bulan Ramadhan. Tahun Baru Muharram biasanya dirayakan selama 10 hari di awal bulan Muharram. Ada yang menyebut bulan Muharram sebagai bulan perdamaian.

Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa sejarah dalam Islam yang berkaitan dengan bulan Muharram. Bulan Muharram ini menjadi hari penting bagi Nabi Musa, yaitu hari bersejarah dimana Nabi Musa diselamatkan oleh Allah SWT dari Firaun.

Selain itu Muharram juga diperingati sebagai kematian cucu Nabi Muhammad, Hussein Ibn Ali yang dibunuh selama pertempuran Karbala pada hari Asyura tahun 690 M. Maka dari itu, seluruh umat muslim dapat merayakan 1 Muharram dengan menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah SWT.

Umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak beribadah dan selalu berdoa. Do’a akhir tahun dibaca pada tanggal akhir bulan dzulhijjah ba’da sholat ashar yaitu sore ini 29 Dzulhijjah 1443 H, sedangkan do’a awal tahun dibaca di hari yang sama ba’da sholat maghrib. Adapun do’a Akhir tahun dan awal tahun sebagai berikut:

Sedangkan pada tanggal 1 Muharram 1444 H, umat muslim dianjurkan membaca amalan dan doa sebagai berikut:

 

 

(Humas Infokom)

 

 

Pembukaan Festival Maulid 2021 Hadirkan Nuansa Nasionalisme dan Kesenian Santri

nuruljadid.net – Malam Pembukaan Festival Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang dilaksanakan pada hari kamis malam 16 September 2021 bertempat di halaman Kantor Pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur berlangsung meriah.

Acara diawali dengan penampilan Firqoh Hadrah Az-Zainiyah (FIRHAZ) Nurul Jadid yang memukau dan disambut antusias oleh para santri yang hadir memenuhi halaman depan kantor pusat Pesantren Nurul Jadid. Firhaz melantunkan beberapa lagu sholawat memuji keagungan Nabi Muhammad SAW. Festival dalam rangka menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini merupakan kegiatan rutin tahunan untuk para santri guna ikut meramaikan peringatan Maulid Nabi dengan berbagai jenis lomba.

Tema yang diusung dalam kegiatan festival maulid tahun ini yaitu “Spirit Festival Nabi untuk Menumbuhkan Nilai-nilai Kemanusiaan” sebagaimana disampaikan oleh koordinator lomba saudara Zainullah yang bertujuan untuk menghidupkan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dengan rangkaian kegiatan positif untuk santri.

“Tujuan diselenggarakannya Festival Maulid ini adalah untuk menghidupkan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dengan kegiatan positif, kreatif, produktif dan bermanfaat bagi santri Nurul Jadid,” ujar Zainullah dalam sambutannya.

(Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid membuka Festival Maulid 2021 secara resmi dengan pemukulan Bona)

Pimpinan Pesantren yang hadir Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid yang memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara simbolis dengan pemukulan Bona dan diiringi pemutaran video launching logo official Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H. Wakil Kepala Pesantren didampingi Kepala Biro Pendidikan Kiai Imdad Robbani, Kepala Bidang Kesenian dan Olahraga Santri (BKOS) KH. Makki Maimun Wafi dan Kiai Amin Wafi serta Pimpinan Lembaga dan Wilayah di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Acara dimulai dan dibuka tepat pukul 20.50 WIB oleh Master of Ceremony (MC) Ibnu Abbas, dilanjutkan pembacaan Ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh saudara Nabilul Fikri peserta didik Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Nurul Jadid. Lantunan merdu ayat suci al-qur’an yang dibacakan oleh Nabilul Fikri menghipnotis santri dan seluruh undangan yang hadir.

Ketua Panitia PHBI Maulid Nabi Saudara Taifur Rosyid Mahasiswa Aktif UNUJA menyampaikan bahwa pelaksanaan festival maulid nabi ini selain untuk memeriahkan dalam rangka menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW juga sebagai wadah pelatihan dan kaderisasi santri dalam pengabdian melalui kegiatan-kegiatan pesantren sebagaimana nilai yang terkandung dalam Panca Kesadaran Santri yaitu Kesadaran Berorganisasi dan Bermasyarakat.

“Alhamdulillah kami panitia Maulid bersyukur diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk berproses menggembleng diri kami dalam pengabdian di pesantren melalui kepanitiaan Maulid Nabi ini sebagaimana nilai yang terkandung dalam Panca Kesadaran Santri,” ungkapnya.

Kegiatan seremonial pembukaan diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh KH. Makki Maimun Wafi dan dilanjutkan dengan acara penampilan kesenian santri dari sanggar Amoeba SMA Nurul Jadid, Gas Bumi MA Nurul Jadid dan Teater Kala Universitas Nurul Jadid. Penampilan karya seni yang apik berhasil menghibur para santri meskipun waktu cukup larut. Kombinasi dramatisasi puisi dan musical tradisional ini berhasil menyampaikan pesan dan kesan nasionalisme, religiusitas, kebudayaan dan kritik sosial terhadap kondisi bangsa Indonesia dewasa ini. Di balik suksesnya acara ini juga tidak luput dari Kerjasama tim yang luar biasa dari Panitia Organizing Committee, Panji Pelopor dan Tim Multimedia Nurul Jadid sebagai lakon di balik layar.

(Tim Multimedia eNJe Picture Nurul Jadid sedang mengoperasikan alat untuk kelancaran acara Pembukaan Festival Maulid)

Tepat pukul 22.30 WIB seluruh rangkaian acara pembukaan Festival Maulid usai dan seluruh santri kembali ke asrama masing-masing untuk beristirahat agar tetap bisa mengikuti kegiatan pesantren selanjutnya yaitu tahajjud dan sholat Subuh berjamaah.

(Humas Infokom NJ)