Pos

Lembaga Tamhidiyah Nurul Jadid Gelar Wisuda Akbar Perdana

nuruljadid.net – Lembaga Tamhidiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) putri sukses menggelar wisuda perdana pada Senin (25/07) di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan tema “Bermula dari Trilogi, Membangun Jati Diri Menjadi Insan Pengabdi’.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, wisuda Lembaga Tamhidiyah tahun ini merupakan wisuda kolaborasi antara lembaga Tamhidiyah wilayah Az-Zainiyah dan wilayah Al-Hasyimiyah.

Lembaga Tamhidiyah Nurul Jadid putri untuk pertama kalinya berhasil mengukuhkan 120 wisudawati, masing-masing 80 wisudawati dari wilayah Azzainiyah dan 40 lainnya dari wilayah Al-Hasyimiyah.

Lembaga Tamhidiyah merupakan lembaga khusus bagi para mahasiswi baru yang fokus mempelajari ilmu Al-Qur’an, Furudul ‘Ainiyah, Akhlaq dan Tauhid guna mencetak calon Muallimat dan Wali Asuh yang berkompeten dengan jiwa pengabdian tinggi.

(Potret prosesi pengukuhan wisudawati lembaga Tamhidiyah Nurul Jadid oleh Direktur Ny. Muthmainnah Waqid di Aula 1 pesantren)

Direktur Lembaga Tamhidiyah Nurul Jadid putri Nyai Muthmainnah Waqid dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para wisudawati yang telah tuntas mengikuti test komprehensif sebagai prasyarat mengikuti wisuda.

“Semoga adek-adek santri mahasiswi yang telah diwisuda bisa mengamalkan ilmunya dengan baik saat menjadi muallimat dan wali asuh.” terang beliau.

Acara wisuda perdana ini relatif berjalan dengan lancar, prosesi uji publik yang menengangkan pun  berhasil dilewati oleh perwakilan para wisudawati.

(Potret penobatan wisudawati berprestasi pada acara Wisuda Akbar lembaga Tamhidiyah Nurul Jadid di Aula 1 pesantren)

Mengutip mauidlah hasanah yang disampaikan oleh KH. Abdurrahman Wafi bahwasannya Lembaga Tamhidiyah harus mencetak mahasiswi-mahasiswi cerdas dan pandai berkomunikasi antar sesama. Beliau juga menyampaikan bahwasannya menjadi mahasiswi UNUJA harus memiliki rasa bangga bisa mengabdikan dirinya kepada pesantren.

Hal ini karena menjadi mahasiswi sekaligus merangkap menjadi wali asuh adalah sebuah amanah sekaligus anugerah yang tidak dirasakan oleh mahasiswi pada umumnya.

“Mahasiswi UNUJA harus cerdas, kalau nggak cerdas bukan mahasiswi UNUJA,” dawuh putra Alm. KH. Hasan Abdul Wafi tersebut.

(Potret prosesi pengukuhan para wisudawati pada acara Wisuda Akbar Lembaga Tamhidiyah Nurul Jadid di Aula 1 pesantren)

Tercatat sebanyak tujuh peserta yang diuji public, kemudian acara disusul dengan Penobatan wisudawati terbaik, teladan, sekaligus bintang kelas turut memeriahkan acara wisuda tersebut.

Ayu Silaban selaku peserta mengaku bahwa wisuda tamhidiyah kali ini sangat mengesankan. “Wisuda kali ini sangat berkesan, semoga ilmu yang kami dapatkan bisa bermanfaat dan kami amalkan dengan baik. Karena kami akan menjadi pengurus dan wali asuh, mohon doanya ya,” ucap santriwati yang berasal dari Medan Sumatera Utara tersebut kepada Nurul Jadid Media.

 

 

(Humas Infokom)

86 Mahasantri Nurul Jadid Resmi Diwisuda Hari Ini

nuruljadid.net- Sebanyak 86 mahasantri Ma’had aly Pondok Pesantren Nurul Jadid resmi di wisuda pada hari Minggu (28/07) pagi ini. Acara yang berlangsung selama dua hari satu malam ini, ditutup dengan pengukuhan wisudawan-wisudawati di AULA Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ).

Acara wisuda akbar merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini, ma’had aly Nurul Jadid sukses melaksanakan acara ini ke lima kalinya. Menurut Muhammad Maghfur Ramadhani selaku ketua panitia mengatakan, tujuan diadakan acara semacam ini adalah sebagai bentuk bukti formal bagi peserta didik ma’had aly Nurul Jadid yang telah menjalani proses yang tak mudah.

“Tujuan acara ini adalah sebagai bukti formal bahwa mereka telah menyelesaikan pendidikan yang ditempuh setelah melalui beberapa tahapan dan proses yang tidak mudah, sesuai dengan takhassus masing masing program” ujar pria asal Madura saat sambutan ketua panitia.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara wisuda akbar ke 5 ini cukup istimewa.  Pada acara ini dilaksanakan dengan tiga sesi. Sesi pertama yaitu demonstrasi. Setiap mahasantri akan ditanyakan satu persatu terkait materi dan hafalan pelajaran yang telah dipelajari selama satu tahun, hingga masing masing wisudawan mendapat bagian pertanyaan dari setiap penguji.
kedua, acara perpisahan dilaksanakan pada malam harinya tepatnya ba’da isya’. Acara ini dikemas dengan penyampaian mudir (Rektor,- Red) Ma’had aly untuk mengunggah motivasi dalam hal menuntut ilmu dan membina akhlaq mulia. “Dari kurang lebih tiga belas ribu santri Nurul Jadid, hanya segelintir santri yang ilmunya manfaat. Oleh karena itu, menuntut ilmu yang manfaat itu susah.

Seandainya semua santri ilmunya manfaat, mereka semua bermanfaat saat di masyarakat, insya allah Indonesia akan jaya. Dalam kesempatan ini, saya akan menjelaskan hal-hal yang membuat ilmu manfaat sebagaiamana diterangkan dalam kitab ta’limu al muta’allim.” Ungkap Kh. Romzi Al-Amiri Mannan.

Setelah itu dilanjut dengan kesan dan pesan dari musyrifin (ustaz,- Red) dan perwakilan wisudawan, serta berbagai macam penampilan. Sesi Ke tiga merupakan acara puncak yaitu pengukuhan dan penobatan wisudawan terbaik dari masing masing program. Tak lupa, di sesi ini pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid turut hadir.

Dalam sambutannya beliau berpesan kepada audiens agar menuntu ilmu tanpa membatasi apapun. “Kapanpun, dimanapun, bagaimanapun kita tetap berdakwah. Dalam menuntut ilmu, jangan kenal batas.” Ungkap beliau.
Kemudian acara ditutup dengan orasi ilmiyah oleh Kh. Moh. Jaiz Badri. Yang rencana awalnya mendatangkan Dr. Ahmad Zayadi, MA (Dirjen Pendis kemenag) namun beliau tidak bisa hadir dikarenakan ada halangan.

Disisi lain, wisuda seperti ini sebetulnya sebagai media dakwah agar orang lain bisa lebih tertarik untuk belajar dan mengkaji kitab kuning di ma’had aly. Karena melihat kondisi saat ini, anak anak sulit tertarik untuk belajar kitab, “dan juga sebagai pembuktian kualitas bagi mereka yang masih belum percaya kepada ma’had aly” tambah pengurus yang akrab disapa ustaz Dani tersebut.
Dalam orasi ilmiyah, KH. Jaiz Badri menyampaikan pentingnya untuk ber tafaqquh fiddin karena musibah pada zaman ini adalah hilangnya kecintaan mendalami ilmu agama. “Untuk apa tafaqquh? Kalau bicara ilmu semua orang bisa, kalau fiqih tidak semua bisa. Musibah kita di zaman ini, tiadanya cinta atau mahabbah pada ilmu. Teruslah bertafaqquh, teruslah mengaji. ” Ungkap pengasuh Pondok Pesantren Badridduja – Kraksaan.

Pewarta : Alfin Haidar Ali

Editor : Ponirin Mika

 

Ma’had Aly Nurul Jadid dengan kembali adakan wisuda akbar ke-5

nuruljadid.net – Sabtu (27/07/2019) Ma’had Aly Al Amiri (J) Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali adakan wisuda akbar ke-5. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari di Auditorium MA Nurul Jadid.

Peserta wisudawan tahun ini sebanyak 86 orang. 36 orang dari program Tamhidiyah, 32 orang program I’dadiyah, dan 18 orang Takhossus Ma’had Aly. Para peserta kemudian dites dengan demonstrasi secara bergantian.

Ustadz Ulya dan Ustadz Nur Kholis yang berasal dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata Madura, untuk mendemonstrasi Kitab Nubdatul Bayan dan Fathul Qorib yang diujikan kepada peserta dari marhalah Tamhidiyah.

Sedang untuk I’dadiyah dan Takhossus diuji oleh tamu undangan, wali santri, perwakilan santri Nurul Jadid dan ustadz ustadzah yang hadir waktu itu.

Tujuan diadakannya acara itu salah satunya merupakan ujian terbuka bagi peserta wisudawan Ma’had Aly Nurul Jadid dalam penguasaan materi yang ditempuh selama satu tahun.

Untuk Wisuda ke-5 tahun ini, Wisudawan Program Takhossus Ma’had Aly akan mendapat gelar yang setara dengan Diploma Dua (D2).

PenulisUlfa Nurul Jannah (SJ)

EditorRizky H.T.

 

Kiai Hamid; Jadilah Seperti Padi Dalam Menimba Ilmu

Nuruljadid.net- Kepala pesantren Nurul Jadid, KH Abd Hamid Wahid, memberikan tausiyah kepada seluruh wisudawati Madrasah Diniyah An-nafiiyah (MADIN) dan Pondok Mahasiswi Universitas Nurul Jadid (POMASI), Kamis Malam, (11/07/2019) di Halaman Mahrom Az-zainiyah (Dalbar) agar selalu mensyukuri setiap proses dan hasil yang sudah didapatkan.

Kegiatan wisuda akbar ini sudah menjadi kegiatan yang rutin di gelar setiap tahunnya, namun setiap rutinitas yang di kerjakan bukan tidak mempunyai arti, tapi ada masa dimana satu tahap pendidikan pada akhirnya akan terus kepada tahapan selanjutnya sebagai tahapan formal, walaupun belajar dan jenjang pendidikan itu sendiri pada umat Islam tidak ada akhir selagi hayat masih di kandung badan.

“Ilmu itu semakin digali semakin tidak kita ditemui dasarnya, semakin menyelam dalam lautan ilmu semakin kita merasa bahwa, semakin jauh dasar dan ujungnya, oleh karena itu bagi seseorang yang berilmu dan berakhlak baik, maka semakin berilmu seseorang itu akan semakin merunduk, semakin berisi akan semakin merunduk dan tidak akan semakin tegap dan merasa dirinya semakin sempurna, seperti padi semakin berisi justru akan semakin merunduk ke bawah bukan tegak seperti Parkis semakin berkembang semakin menjulang ke atas”, Tutur Kiai Hamid.

Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang sudah didapatkan dengan tekat dan mentalitas yang kuat, karena pada dasarnya ilmu bukan hanya sebagai pengetahuan tapi sangat erat kaitannya dengan kemanfaatan, sebagai santri bagaimana sekira dapat bermanfaat ketika dia kembali ke masyarakat. “semoga kurikulum yang dihasilkan dari penyempurnaan Madrasah Diniyah nantinya lebih menyentuh nuansa dan dimensi-dimensi, hal ini seirama dengan tekat pendiri dan pengasuh pertama KH. Zaini Mun’im, yang menegaskan di Pesantren Nurul Jadid ini tidak hanya mencetak kader-kader ulama saja, orang yang multi profesi dan dimensi sesuai dengan ketat khasnya masing-masing, tetapi tetap membawa jiwa kesantrian ” Harapan kepala pesantren.

Penulis : NS

Editor : PM

Tiga Guru Madin An-nafiiyah Terpilih Menjadi Guru Kharismatik, Teladan Dan Terfavorit

nuruljadid.net-Madrasah Diniyah An-nafiiyah tidak hanya mewisuda beberapa muridnya yang telah lulus dalam menyelesaikan studinya. Namun juga memilih guru Madin An-nafiiyah yang Kharismatik, Teladan dan Terfavorit. Hal ini dilaksanakan bersamaan dengan acara wisudawati, Kamis malam (11/07/19) bertempat di Halaman Mahrom Dalbar.

Ada tiga guru Madin An-nafiiyah yang terpilih, Ustadz Saili Aswi terpilih menjadi guru kharismatik, Ustadzah Masruroh terpilih menjadi wali kelas teladan dan Ustadzah Nikmatul Maghfiroh terpilih menjadi guru piket terfavorit.

Adanya pemilihan guru seperti yang tersebut, guna untuk memberikan apresiasi kepada setiap guru yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan sungguh-sungguh. Seperti yang disampaikan Kepala Madin An-nafiiyah Nyai Hj. Khodijatul Qodriyah saat di wawancarai. Beliau menyampaikan adanya penobatan guru kharismatik, teladan dan terfavorit sebagai bentuk apresiasi.

“Sebagai apresiasi kepada mereka yang dinilai berdedikasi tinggi, menambah support dan motivasi. Juga merupakan penilaian berdasar angket yang kita sebar ke seluruh anak didik. Dan fastabiqul khoirot,” Ungkap Ning Iah

Saat ditanyai perihal terpilihnya menjadi guru kharismatik, Ustadz Saili Aswi mengatakan Alhamdulillah, saya telah di percaya menjadi guru kharismatik, bahwa ini merupakan amanah yang harus saya jaga, agar saya terus bisa menjaga amanah, istikamah dalam memberikan yang terbaik.

Salah seorang guru Madrasah Diniyah yang enggan namanya disebutkan menyambut kegiatan penobatan ini dengan respon positif. Ia menyampaikan bahwa kegiatan senacam itu merupakan upaya Madin Annafiiyah untuk menghargai guru-gurunya yang mempunyai dedekasi yang luar biasa. Dampaknya nanti perjalanan Madin An-nafiiyah semakin baik,” Tegasnya.

Pewarta : PM

88 Wisudawati Pomasi Dalbar, Siap Diterjunkan Di Asrama Santri

Nuruljadid.net- Wilayah Az-zainiyah Dalbar telah meluluskan 200 wisudawati yang tergabung dari wisudawati Madrasah Diniyah An-nafiiyah sejumlah 112 dan Wisudawati Pondok Mahasiswi (Pomasi) sejumlah 88, yang saat ini di wisuda, bertempat di halaman kantor mahrom dalbar, Kamis malam (11/07/19).

Wisuda kali ini merupakan wisuda yang sangat spesial karena menggabungkan antara wisudawati Mahasiswi yang lulus dari takhassus diniy Pomasi dan wisudawati siswi yang lulus tingkat dari Madrasah Diniyah An-nafiiyah.
Kepala Madrasah Diniyah An-nafiiyah dan sekaligus Ketua Pomasi Nyai Hj. Khodijatul Qodriyah dalam sambutannya mengatakan, bahwa malam ini malam spesial, karena wisuda saat ini berbeda dengan sebelumnya. Madrasah Diniyah An-nafiiyah berkolaborasi dengan Pomasi, dengan suasana berbeda ini, semoga memberi manfaat.

Masih dalam sambutannya, bahwa wisudawati dari unsur mahasiswi nantinya akan diterjunkan kepada setiap daerah (asrama santri) untuk menjadi pengurus, agar mendapatkan tantangan baru.

Banyak pesan yang disampaikan oleh beliau kepada para wisudawati diantaranya, Pertama : Jangan pernah berhenti belajar, karena mereka yang berhenti belajar adalah pemilik masa lalu. Mereka yang tidak pernah berhenti belajar adalah pemilik masa depan. Kedua: Hiduplah dengan mata lebah jangan hidup dengan mata lalat. Hidup dengan mata lebah selalu mencari sari bunga dan akan memberikan manfaat bagi orang lain. Hidup dengan mata lalat, ia hanya fokus dengan sampah, dengan artian ia akan selalu berfikir negatif yang tidak ada guna. Ketiga: Jadilah kalian menjadi petarung sejati. Setiap tantangan harus dihadapi bukan lari. Sebab pendaki sejati tidak akan berhenti menghadapi tantangan. Keempat: Jangan berhenti berdoa karena dengan kekuatan doa bisa merubah segalanya. Diakhir sambutannya, Ning Iah (sapaan akrab beliau) berharap agar bapak dan ibu para wisudawati untuk terus berdoa kepada Allah, karena dengan doanya kedua orang tua akan mampu membawa kebaikan.

Hadir pada acara tersebut hadir Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Wakil Kepala Pesantren II Nyai Hj. Hanunaf Nafiiyah, Wakil Kepala Biro Pendidikan Ning Sofiyah, Kepala Madrasah Diniyah Gus Miftahul Arifin dan orang tua para wisuda wati serta para guru Madsah Diniyah An-nafiyah.

Pewarta : PM