LBM Asah Kemampuan Problem Solving Hukum Islam Santri melalui Bahtsul Masail Sughro
nuruljadid.net – Kasi Lembaga Bahtsul Masail (LBM) puteri dibawah Wakabid Tarbiyah Watta’lim Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan Bahtsul Masail Sughro di Musholla Azzainiyah untuk mengasah kemampuan memecahkan persoalan (problem solving) dalam hukum Islam (12/11/2021).
Peserta Bahtsul Masail Sugro ini melibatkan kalangan santri putri takhassus kitab yang kesehariannya mendalami kitab-kitab klasik dan kitab kuning sebagai warisan pesantren yang masih eksis hingga saat ini. Lembaga Takhassus kitab putri ini dilaksanakan berkala dan saat ini terbatas untuk wilayah putri Az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Kasi Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Ning Mabruroh Zain, LC putri KH. Zainul Mun’in Husni menyampaikan kepada nuruljadid.net tujuan dilaksanakannya kegiatan Bahtsul Masail Sugro ini
“Harapan kami dengan diadakannya kegiatan Bahtsul Masail Sugro ini dapat menjadi momentum bagi santri takhasus khususnya santri putri wilayah Az-Zainiyah belajar mengasah kemampuan menyelesaikan masalah hukum Islam dengan isu-isu kekinian di tengah masyarakat,” ungkap Ning Mabruroh Zain.
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan dengan sistem shifting atau secara bergantian. Bahtsul Masail Sugro ini juga sebagai preparatory treatment atau pengayaan persiapan untuk santri putri dalam pengusaan hukum Islam untuk menjawab isu-isu kontemporer di masyarakat dewasa sebelum Bahtsul Masail Kubro yang secara reguler diadakan antar pesantren di Probolinggo seperti 3 tahun sebelum Pandemi lalu.
Selain itu, Kasi LBM putri dibawah Bidang Tarbiyah watta’lim Biro Kepesantren tidak jarang mendelegasikan peserta didik Lembaga takhassus kitab untuk mengikuti kegiatan Bahtsul Masail serupa di pondok pesantren sekitar kabupaten Probolinggo guna mengasah kemampuan santri takhassus dalam menyampaikan dalil-dalil sesuai kitab-kitab Turats rujukan ketika memecahkan masalah hukum Islam.
Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai Lembaga Pendidikan Islam sejak awal berdiri tetap istiqomah mempertahankan tradisi kajian kitab kuning dan kegiatan bahtsul masail dalam rangka melestarikan warisan sekaligus ruh pesantren secara turun-temurun meskipun modernisasi sistem dan pengelolaan pesantren dilakukan agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman saat ini. Hal ini dilakukan agar pesantren bisa tetap eksis dan berkiprah dalam mencetak generasi berjiwa santri di tengah masyarakat.
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!