Mengenal “Sabur”, Masakan Pertama Menyambut Haul dan Harlah

nuruljadid.net– Dalam rangka menyambut Haul Masyayikh dan Hari Lahir (Harlah) yang ke 73, dapur yang berdiri di halaman utama depan kantor wilayah Az-Zainiyah Pondok pesantren Nurul Jadid (PPNJ) selalu menjadi tumpuan logistik sepanjang rangkaian acara. Kali ini, dapur harlah mempersiapkan menu masakan utama yang selalu menjadi ciri khas di setiap acara harlah digelar, yaitu sabur.

Sabur adalah masakan yang seakan menjadi menu wajib yang selalu dibuat lebih awal. Salah satu santri aktif di wilayah Az-Zainiyah menjelaskan proses pembuatan sabur setelah saat diwawancara tim infokom Nurul Jadid pada Rabu (16/2) siang. Dalam pembuatannya, pertama-tama kulit kelapa dikupas hingga bersih. Kemudian daging kelapa yang sudah tua diparut menggunakan mesin maupun secara manual dengan alat parotan.

Proses selanjutnya adalah melalui penjemuran dan penggorengan. “Setelah itu kelapa dijemur beberapa menit kemudian digoreng sampai warnanya kecokelatan,” ujar santri dengan nama lengkap Diana Putri.

Tidak hanya dari kalangan santri saja, namun ibu-ibu hingga lansia (lanjut usia) pun juga tak kalah antusias untuk ikut serta menyelesaikan proses pembuatan sabur ini dengan suka-rela. Lebih dari itu, sabur selalu dibuat dalam skala besar. Sebab, sabur yang menjadi pelengkap lauk-pauk ini harus dibuat untuk mencukupi sekitar 7000 bungkus nasi. Sedangkan Proses pembuatannya kurang lebih berkisar 30 menit untuk waktu penggorengannya saja.

Perlu diketahui, bahwa kelapa yang tampak menggunung di sisi selatan dapur sebagai bahan dasar utama sabur berasal dari sumbangan. Ini tak lepas dari peran alumni, wali santri dan simpatisan yang berhasil memasok kelapa dari berbagai daerah di Jawa Timur. (nh1/w24)

 

 

(Humas Infokom)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *