Muharram Bulan Muhasabah
“Momentum peringatan tahun baru Islam ini merupakan momentum untuk bermuhasabah”
(KH. Zuhri Zaini)
Muharram merupakan salah satu dari bulan-bulan yang dimuliakan (asyhur-alhurum). Yaitu meliputi Muharram, Dzulhijjah, Dzulqo’dah dan Rajab. Dinamakan bulan yang dimuliakan, karena dipermulaan Islam kaum muslimin tidak diperboehkan melakukan pertempuran dalam bulan-bulan tersebut. Allah menjelaskan melalui firmannya dalam alqur’an :
سْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ. قُلْ قتِاَلٌ فِيْهِ كَبِير ُُ
Mereka bertanya kepada engkau tentang bulan haram, bagaimana berperang pada bulan itu? Katakanlah : berperang dibulan itu adalah besar (dosonya) (QS. Al-Baqorah : 217)
Walaupun ada beberapa penjelasan mengenai larangan berperang dibulan “asyhurul Hurum” pertama: apabila ada pihak yang berbuat dhalim dan akan mengancam nyawa dan agama maka pada bulan tersebut diperbolehkan melakukan perlawanan (perang) sebagaimana dijelaskan Ibnu Mu’thi Rahimahullah :
“Berdasarkan ijma’ ulama, boleh melakukan peperangan pada bulan-bulan dengan tujuan membela diri dari serangan penganiaya”(Al-Furu; 47/10 dan Zaadul Ma’aad:3/301) . kedua : sejumlah ulama yang lain berpendapat bahwa hukum haramnya berprang dibulan-bulan tersebut tetap ada dan tidak dihapus, berdasarkan firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian melanggar syiar-syiar Allah, dan janganlah melanggar kehormatan bulan-bulan haram” (QS. Al-Maidah:2).
Bulan Muharram juga disebut dengan (bulan Allah), ini dapat diartikan bahwa bulan muharram memiliki keutamaan khusus, karenan disandarkan pada lafadz Allah. Para ulama’ menyatakan bahwa penyandaran sesuatu pada lafadz jalalah memiliki makna pemuliaan, seperti Baitullah, Rasulullah, Habibullah, Kholilullah dan lainnya.
Hikmah Tahun Baru Islam
Seperti yang di dawuh-kan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid bahwa, tahun baru islam adalah momentum untuk bermuhasabah terhadap prilaku, sikap maupun tutur kata selama satu tahun. Karena dengan bermuhasabah (evauasi diri) akan mampu mengawali hidup dengan lebih baik. Jika tidak mampu mengambil hikmah pada momentum perayaan tahun baru hijriyah ini, maka kita termasuk orang yang merugi. Sangat disayangkan apabila perayaan tahun baru hijriyah hanya dijadikan rutinitas tahunan yang bersifat seremonial, tanpa menggali makna hijrahnya Nabi untuk diwujudkan dalam kehidupan selanjutnya. Dengan muhasabah ini pula, prilaku yang kurang baik akan terekam untuk tidak dilakukan lagi dan prilaku baik semakin ditingkatkan. ada kalimat yang masyhur : barang siapa prilakunya hari ini lebih jelek dari perilaku yang kemarin maka ia termasuk orang yang celaka, barang siapa yang prilakunya sama seperti perilaku yang kemarin maka ia termasuk orang yang rugi, tapi barang siapa yang perilakunya lebih baik dari hari yang kemarin maka ia termasuk orang yang beruntung”. Evaluasi diri akan membantu seseorang mengetahui terhadap amaliyahnya, dan ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengakui dirinya sebagai hamba yang lemah dan tidak pernah alpa dari kesalahan-kesalahan.
Sementara bagi orang yang memelihara kesombongan, tidak akan melakukan muhasabah, karena ia merasa benar dan baik. Inilah pengaruh dari kesombongan,membuat hati buta dan tidak akan mengetahui terhadap kebenaran dan kebaikan. Disamping itu, ada tiga renungan didalam bulamn muharram :
- Bersyukur atas nikmat Allah
Umur adalah nikmat Allah yang begitu berharga, nafar yang keluar dari setiap orang adalah mutiara dan siapapun yang menyia-nyiakan maka dia termasuk orang yang akan menyesal, karena umur dan nafas tidak akan kembali. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa umur dan nafas sebagi nikmat besar yang harus disyukuri, oleh karenanya patut menggunakan umur dan nafar untuk memperbaiki kesalahan, menambah amal saleh sebagi ekal menghadap Allah.
- Muhasabah
Pergantian tahun baru bukan sekedar pergantian kelender di rumah, namun merupakan peringatan, terhadap aktifias tahun sebelumnya, apakah sudah mellaksanakan kewajiban dengan baik atau tidak, juga apa yang akan dilakukan dalam kehidupan selanjutnya.
- Mengenang hijrah Rasulullah
Perisiwa hijrahnya Rasulullah SAW seyogyanya dijadikan sebagai pelajaran berharga dalam kehidupan sehar-hari. Betapapun beratnya menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak berpangku tangan menyerah pada keadaan, namun semuanya bisa dijadikan sebagia motivasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan maslahah
Oleh : Ponirin Mika (Sekretaris Biro Kepesantrenan PP. Nurul Jadid Paiton Prbolinggo)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!