Membentuk Manajemen Pondok Pesantren yang Intens
nuruljadid.net – Kegiatan dalam diklat pengurus dan mahasiswi selanjutnya setelah pelatihan tentang administrasi, ialah pada waktusore harinya dilaksanakan kegiatan pelatihan dan pendalaman materi tentang Manjemen Pesantren yang disampaikan langsung oleh Kepala Pesantren Nurul Jadid, yaitu Bapak KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag yang bertempat di Aula SMP Nurul Jadid, dengan berkisar waktu selama dua jam lamanya mulai dari jam 14.30 WIB atau Ba’da Ashar sampai jam 16.30 WIB. Dalam pelatihan manajemen pesantren ini semua peserta dari pengurus pesantren, pengurus daerah hingga mahasiswi diwajibkan untuk hadir.
Diadakannya pelatihan manajemen pesantren ini, agar semua pengurus dan mahasiswi mengetahui semua tujuan dan harapan dari pesantren untuk menyatukan prinsip manajemen diantara berbagai wilayah menjadi satu kesatuan prinsip manajemen. Yang dimana manajemen terdahulu memiliki khas manajemen masing-masing di setiap wilayah dalam satu pondok, namun sekarang ekspektasi dari pesantren kita, di dalam satu pondok memiliki satu khas manajemen yang sama walaupun terdiri dari berbagai wilayah.
Menyatukan berbagai manajemen yang sudah menjadi tradisi tidaklah mudah, namun harus memiliki semangat yang kuat dan prinsip yang konsisiten untuk sebuah perubahan. Perubahan manajemen pesantren saat ini sudah sebagian kita rasakan, mulai dari perubahan kegiatan, perubahan struktural, perubahan pola pendidikan dan pola bimbingan, perubahan keamanan dan ketertiban serta perubahan – perubahan lainnya. Semua perubahan ini semata hanya untuk mengefektifkan kegiatan santri dengan tersistem dan lebih intens.
Perubahan kegiatan salah satunya dengan menerapkan kegiatan belajar selama 2 jam dan wajib istirahat pada jam 22.00 WIB tujuannya dalam proses kegiatan belajar ini bisa me recall kembali materi pembelajran yang ada di sekolah atau kampus. Perubahan pendidikan salah satunya yaitu dengan di pindahnya waktu kegiatan diniyah di pagi hari mulai dari jam 07.30 WIB sampai 08.45 WIB, tujuannya lebih mengefektifkan kegiatan pembelajaran diniyah dan pendalaman dalam agama. Perubahan keamanan dan ketertiban salah satu contoh ialah diadakannya zona portal untuk akses masuk, mulai dari zona 1 untuk tempat parkir umum, zona 2 hanya untuk wali santri dan santri sedangkan zona 3 hanya untuk santri, jadi saat ini akses keluar masuknya pondok diatur oleh zona dengan tujuan untuk menertibkan dan lebih mengawasi dalam keamanan santri lebih mudah dan perubahan-perubahan yang lain.
Dari sekian plat form yang telah terealisasi dalam perubahan manajemen pesantren ini, dapat kita lihat dan rasakan bersama bahwa perubahan yang dulunya semua kegiatan masih belum terkondisikan atau terkontrol dengan baik dan membuat lambat keefektifan kegiatan santri, kini telah tidak lagi kita rasakan. Yang kita rasakan saat ini ialah lebih mudah dalam mengontrol, dalam memonitoring kegiatan perkembangan santri, dan lain sebagainya. Semua ini dapat kita rasakan dari kooperatif kita semua, mulai dari Kepala pesantren, pengurus, wali asuh dan semua santri.
Seperti yang dijelaskan diatas, Salah satu yang membantu perubahan manajemen ini adalah pengurus. Pengurus adalah sebagai jembatan, sebagai wadah yang menyambungkan dari pengasuh kepada santri. Menjadi pengurus harus mempunyai standar kemampuan dan standar keterampilan baik dalam hal mendidik, mengayomi dan membimbing santri dalam perkembangannya. Motivasi dari kepala pesantren oleh KH.Abdul Hamid Wahid, M.Ag untuk kita semua sebagai pengurus di Wilayah Az-zainiyah yakni “Bismillah Mengabdi, dan Niat untuk Beramal” begitu tutur beliau setelah menutup materi manajemen pesantren ini. (MF)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!