Peran dan Harapan di Hari Santri Nasional Versi Ketua DPRD Jatim

Dalam rangka menyemarakkan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3, Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Jawa Timur bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar apel akbar di Lapangan Raya Nurul Jadid yang dipimpin oleh Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar. Beberapa pimpinan tinggi lainnya seperti ikut menyemarakkan perayaan HSN 2017 bersama 12.297 santri.

Sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Hari Santri Nasional ditetapkan pada tanggal 22 Oktober. Ketetapan ini diberikan lantaran peran santri dari Pondok Pesantren pulalah, indonesia bisa merasakan kemerdekaan dan kecerdasan.

Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar menerangkan bahwa tema “Spirit Santri Meneguhkan NKRI” ini berarti mengulang atau menguat karena itu mandiri sejak dahulu bahkan sebelum kemerdekaan, dia tidak pernah mendapat dukungan dari pihak manapun.

“karena semua santri itu Mandiri, mulai dari zaman penjajahan belanda, nggak ada yang namanya pejuang kita itu mendapat support  dana dari luar negeri. Semuanya mandiri, semangat jihad waton minal iman” ungkap beliau

“Jauh sebelum Indonesia merdeka, para kiai dan santri sudah punya peran besar. Sebagai contoh, perjuangan para santri yang dikomandani oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari bersama para ulama dan kiai lainnya serta dikeluarkannya resolusi jihad menghasilkan pertempuran 10 November 1945 yang tidak ada mengentervensi, membiayai, dan menggalakkan. Semuanya dilakukan dengan kemandirian santri itu sendiri” tambah ketua DPRD Jatim.

Selain menyampaikan peran santri dalam mengukuhkan NKRI, di tempat yang sama, beliau turut memberikan harapan kepada santri untuk tetap patuh pada kiai, karena santri mandiri selalu patuh kepada kiainya. Sesuai dengan jargon beliau yang diucapkan ketika pelaksaan upacara hari santri “Santri Mandiri, Patuh Kiai Sampai Mati”. Beliau juga menuturkan alasan tentang diciptakannya jargon tersebut

“santri mandiri patuh sama kyai sampai mati karena memang hubungan santri dengan kyai itu bukan hanya hubungan duniawi, tapi hubungan ukhrawi juga dan itu satu-satunya pola hubungan guru dan murid yang bukan hanya dunia tapi sampai pada ukhrawi”ujar beliau. (Qz/Salim)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *