Tartil Qur’an, Bakat Minat yang Kembali Mencuat di Kalangan Santri
nuruljadid.net – Al-Qur’an adalah sumber kemuliaan. Siapapun yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, maka tidak ada yang akan dia dapatkan selain kemuliaan. Namun, siapa pun yang berpaling dari tuntutan Alquran, maka Allah akan memberikan kesempitan dalam hidupnya.
Oleh Karenanya, syarat paling mendasar dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an adalah bagaimana kita mampu menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup sehari-hari. Hidup bersama Alquran adalah kenikmatan tiada tara. Banyak sekali ummat muslim yang berlomba lomba untuk membaca bahkan sampai menghafal serta memahami makna dari kitab ummat islam itu. Namun yang terpenting dalam membaca Al-Qur’an adalah membacanya dengan pelan dengan sesuai dengan tajwid yang sering kita dengan adalah “Tilawah”
Tilawah dalam ayat tersebut adalah berfungsinya lisan, akal, dan hati ketika melantunkan Alquran. Lisan berfungsi dengan baik ketika mampu mentartilkannya. Berfungsinya akal adalah dengan memahami isi ayat yang dilantunkan. Sedangkan berfungsinya hati adalah dengan merenungkan nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya.
“Tartil adalah membaca Al-Qur’an dengan mengikuti prosedur dan aturan serta sesuai dengan kaidah yang berlaku baik dalam segi makhraj (tempat keluar dan safat huruf) dan mengetahui tempat-tempat berhenti (waqaf) dengan tempo yang pelan serta meresapi maknanya” ujar Ust. Sa’ari selaku juri dalam loma tartil Qur’an.
“Skill suaranya sudah bagus namun masih ada beberapa kesalahan dalam bacaan seperti makhrojul huruf dan rata rata para peserta terlalu cepat dalam melantunkan ayat ayat Al Qur’an. Mungkin disebabkan karena mereka nervous atau kurang pengalaman” tambah Ust. Sa’ari yang pernah menyabet Juara 1 MSQ tingkat Jawa Timur di tahun 2014.
Dalam akhir perbincangan, Ust. Sa’ari juga memberikan beberapa harapan kepada pihak pesantren terutama di bagian bakat dan kesenian, agar mereka dapat kembali menghidupkan ekstrakulikuler pesantren terutama dalam Tartil Qur’an. Karena, malam ini para peserta telah membuktikan dirinya mampu untuk melantunkan ayat suci Al Qur’an dengan tilawah. Terakhir harapan beliau adalah bimbingan dan pembinaan khusus bagi mereka yang sudah memiliki potensi yang bagus.
“Kalau skill mereka sudah bagus, tinggal melakukan beberapa pendampingan secara intensif saja, agar mereka dapat berkembang. Dan peserta tartil ditahun ini sudah luar biasa, ada peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya” respon Ust. Sa’ari tentang lomba tartil ini.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!