Ketua Majelis Dzikir dan Istighosah Gubug Bambu Eling Pati PP. Nurul Ulum Malang di Pondok Pesantren Nurul Jadid .
nuruljadid.net – Silaturrahim merupakan sebuah hal yang tak bisa lepas dari benak manusia, sesuai dengan sifat kemanusiaan, manusia merupakan makhluk sosial yang tak bisa lepas dari hidup orang lain dengan artian bahwa dalam kehidupan kita, kita semua masih memerlukan bantuan dari orang lain. Selain itu, tak hanya dalam tolong menolong saja. Manusia juga memiliki sifat kemanusiaan yang tak bisa dimarginalkan dalam kehidupan kesehariannya yakni memberikan dukungan dan motivasi kepada sesama untuk kesejahteraan hidup.
Hari ini (27/03/2017) hal itu dilakukan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum Kebonsari Malang, KH. Ali Mutshofa. Kehadiran beliau di Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan sebuah hal yang sangat berharga bagi Pondok Pesantren Nurul Jadid terutam bagi santri. Dalam pertemuan kali ini, beliau memberikan sebuah motivasi dan inspirasi bagi santri Nurul Jadid dalam mengarungi kehidupan terutama sebagai santri dan pelajar yang dominannya memiliki tujuan untuk membahagiakan kedua orangtua.
“Kita panjatkan rasa puja syukur kehadirat Allah SWT, karena kita masih bisa berada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid dibandingkan dengan mereka anak-anak yang berada di luar pesantren. Ratusan anak-anak banyak yang melakukan kemaksiatan secara istiqomah,menjadi korban narkoba, meminum minuman keras, mencuri, merampok bahkan melakukan tindak kejahatan pembunuhan. Sementara kalian anak-anakku yang sampai pada saat ini masih berada di pondok pesantren Nurul Jadid ini guna menuntut ilmu. Belajar tanpa merasa lelah, disiplin waktu, beribadah secara istiqomah, bersimpuh di hadapan Allah SWT setiap hari siang dan malam untuk menegakkan Agama Allah. Semoga kita semua digolongkan dan dikelompokkan dengan orang-orang yang beriman yang istiqomah beribadah dan taat kepada Alah SWT. Semoga kalian semuanya bisa memperjuangkan dan melanjutkan perjuangan para alim ulama`.” Dawuh beliau kepada santri mengawali tausiyah beliau.
Beliau selain sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Nurul UIum Kebonsari Malang, beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Dzikir dan Istighosah Gubug Bambu Eling Pati PP. Nurul Ulum Malang. Selain memberikan motivasi dan inspirasi bagi santri Nurul Jadid, dalam kesempatan kali ini beliau juga memimpin istigosah bersama santri Nurul Jadid untuk bermunajat kepada Allah sebagai bentuk menghambakan diri kepadaNya. Istigosah yang digelar setelah beliau memberikan tausiyah kepada santri memberikan sebuah aura positif yang luar biasa kepada santri. Beliau mengjak santri untuk merenung dan membayangkan orang tua yang mendidik putra putrinya tuk dijadikan kader penerus keluarga yang berilmu dan berguna bagi semuanya. Hingga tangisan histeris para santri tak dapat dibendung. Kesadaran akan berpengaruhnya orang tua dalam kehidupan mereka rasakan.
“Anak-anakku sekalian Kalian semua sebagai seorang santri jangan pernah mudah putus asa dan jangan pernah lemah pendirian. Siapapun orang tua kalian, kalian harus bisa menjadi orang yang sukses, kalian tidak boleh membatasi apapun yang kalian cita-citakan. Kejarlah cita-cita kalian. Gantungkanlah cita-cita kalian setingi langit, toh meski jatuh maka akan jatuh di tengah-tengah bintang. Siapapun berhak mendapatkan kesuksesan asalkan satu kuncinya harus bersungguh-sungguh, selalu berdo`a dan bertawakkal kepada Allah SWT.” Dawuh beliau sebelum mengakhiri majelis ini.
Diakhir pertemuan ini, beliau kembali berdawuh kepada santri agar selalu menghargai dan patuh terhadap kedua orang tua serta melakukan yang terbaik untuk mereka.
“Anak-anakku sekalian berbaktilah kepada orang tuamu, karena merekalah satu-satunya kunci surga. Hari ini, detik ini, menit ini, berjanjilah kalian semua agar tidak menyakiti hati dan perasaan orang tua kalian. Tisu ini yang menjadi saksi janji bahwa kalian semua di malam hari ini tidak akan membuat air mata orang tua menetes. Katakan pada diri kalian bahwa saya ingin menghapus tetesan air mata ibu dan ayah saya dengan tisu ini. Mulai malam hari ini saya akan berubah. Saya akan membahagiakan orang tua. Ingin membuat mereka bahagia. Malam hari juga saya akan berusaha mencapai apa yang diinginkan oleh orang tua saya. Saya tidak akan membuat beliau kecewa terhadap saya. Mulai malam hari ini saya tidak akan melawan terhadap orang tua saya. Tidak akan membuat pengasuh pesantren marah kepada saya. Saya tidak akan membuat marah guru saya. Mulai malam hari ini saya berjanji akan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Tisu ini menjadi saksi awal keberhasilan kalian. Tisu ini adalah awal kesadaran kalian. Tisu ini berharga membuat kalian berubah menjadi anak yang terbaik untuk masa depan Indonesia. Untuk anak anakku sekalian yang akan menghadapi ujian. Sukses buat kalian semua. Kalian bisa membahagiakan orang tua kalian. Kalian bisa membahagiakan pengasuh kalian. Kalian bisa mencapai apa yang kalian cita-citakan. Gus Ali akan mengiringi langkah-langkah kalian untuk mencapai apa yang kalian cita-citakan. Semoga pertemuan ini adalah tonggak bagi kalian untuk menuju yang kalian cita-citakan.” (Saiful&Q2 / Red).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!