Pernah Sowan di Situbondo, Begini Sosok GusDur Menurut KH. Fahmi AHZ
nuruljadid.net – Acara Peringatan Satu Dekade Haul Gusdur yang digelar oleh Gusdurian Nurul Jadid turut dihadiri oleh KH. Fahmi Abdul Haq Zaini, Kepala Biro Pengembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Jum’at (10/01/2020).
Dalam acara yang bertempat di Aula SMA Nurul Jadid itu, beliau menyampaikan bahwa pernah bertemu langsung dan sowan dengan Gusdur di kabupaten situbondo.
“Alhamdulillah, saya pernah diberi kesempatan dan ditakdirkan oleh Allah SWT untuk bisa secara langsung berjumpa secara fisik dan sowan dengan beliau Gusdur,” ungkap beliau.
Beliau turut menjelaskan, walaupun hubungan pribadi beliau sangat terbatas dengan Gusdur, namun. Beliau menjelaskan. Secara emosional dan spriritual masih berada dalam kondisi yang sama.
“Dan perlu diketahui pula oleh teman – teman GusDurian Probolinggo ini. Pendiri PP. Nurul Jadid ini, kakek kami, KH. Zaini Mun’im itu dulu santrinya embahnya gusdur, jadi santrinya KH. Hasyim Asy’ari ” ungkap beliau.

Tampak Aula SMA Nurul Jadid sesak penuh oleh para santri dan anggota GusDurian Nurul Jadid
“Memang kalau secara istilah kami, istilah pesantren. Jadi secara keilmuan kami semua yang ada disini (santri nurul jadid, red) meskipun secara langsung tidak di tebuireng tapi sanad keilmuan kami, pemahaman kami dan semua yang diajarkan disini insya allah juga masih tetap sama seperti yang ada di tebuireng sana, yang ada di keluarga besar KH. Abdurrahman wahid,” imbuh beliau.
Bahkan secara khusus, KH. Fahmi melanjutkan. KH. Zaini Mun’im sangat akrab dengan ayahanda gusdur, KH. Wahid Hasjim. Dan KH. Zaini juga salah seorang yang menjadi delegasi Indonesia Bersama KH. Wahid Hasjim keliling negara sampai eropa untuk memperkenalkan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, beliau turut menjelaskan substansi dari diadakannya haul gusdur, beliau menerangkan bahwa Gusdur sebagai seorang bapak bangsa yang selalu memperjuangkan nilai – nilai kemanusiaan yang universal, orang yang selalu membela kaum termarjinalkan, dan selalu membela para minoritas. Sudah sesuai dengan ajaran – ajaran dan syari’at oleh para guru – guru beliau dan para pendahulu.
“Nah, hari ini, kita semua tentu selain mengadakan acara-acara seremonial dan peringatan berkirim do’a pada beliau (gusdur, red). Tentu tugas kita yang paling penting adalah melestarikan nilai-nilai yang sudah beliau perjuangkan. Dan ini akan menjadi tugas berat bagi kita semua karena kita tau hari – hari terakhir ini bangsa kita gampang sekali termakan oleh berita-berita hoax,” tegas beliau.
“Dan pada hari ini juga, kita semua yang terkumpul dalam GusDurian jangan hanya bisa meramaikan seperti acara-acara seremonial dan peringatan-peringatan kewafatan beliau, tapi nilai-nilai perjuangan sudah beliau wariskan tentu harus menjadi perilaku, tentu harus menjadi semangat bagi kita dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dan itu juga sesuai dengan prinsip dasar pendiri pesantren ini yang terkumpul dalam panca kesadaran santri,” pungkas beliau.
Penulis : Ahmad
Editor : Ponirin
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!