Ijazah Kitab Kuning, Memelihara Tradisi Pesantren

nuruljadid.net- Salah satu cara menjaga tradisi sanad keilmuan seseorang harus melalui ijazah. Dan ijazah sanad keilmuan merupakan sesuatu yang sangat penting,’Ungkap Usatadz Misbahul Munir.

Pernyataan tersebut diungkapkan setelah selesai mengikuti Dirosah Ilmiah dan Ijazah Kubro Kitab Unwan Taufiq Fi adabit Thoriq oleh Syekh Awad Karim Al-Aqly. Selasa siang (03/02) di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.

Kabid Tarbiyah Watta’lim Biro Kepesantrenan ini mengungkapkan kegembiraannya saat Syekh Awad bisa melanjutkan tausyiahnya. dan juga melihat semangat pengurus dan santri dalam mengikuti kegiatan tersebut.

“Kami sempat kaget saat Syekh Awad tidak bisa melanjutkan tausyiahnya, Senin malam (02/03) karena beliau secara tiba-tiba mengeluh sakit. Melalui mutarjimnya beliau meminta maaf dan akan dilanjutkan pada esok harinya (selasa siang). Bahkan pada selasa pagi, kami mendapatkan informasi bahwa beliau tidak bisa melanjutkan. Sebab, kesehatan beliau belum stabil. Rasa syukur saya tidak terhingga saat beliau berkenan untuk memberikan tausyiah lanjutan pada selasa siang pukul 14.00 WIB. Kebanggan saya bertambah pada saat melihat pengurus Pesantren yang semangat sekali mengikuti ijazah kitab unwan taufiq fi adabit thoriq di Masjid Jami’ Pondok kemarin.  Mereka semua menyadari bahwa sanad keilmuan seseorang itu harus jelas sehingga bisa mengantarkan kepada keberkahan sebuah ilmu,” Tegasnya.

Masih menurut mantan kepala madin 2015 ini, santripun juga demikian, mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan semacam ini. terbukti seribu kitab laris terjual. Saya tidak menyangka akan sebanyak ini. Apalagi penyampaian Syekh Awad sangat memukau, memotivasi dan bahkan membangkitkan semangat para penuntut ilmu agar tidak berhenti belajar. Salah satu ungkapan beliau (Syekh Awad) kita diharapkan mampu meniru dan meneladani ulama-ulama nusantara yang terkenal di seluruh dunia. Mereka dengan kealimannya mampu membuat orang-orang di dunia ini sangat mengaguminya. Diantara ulama Nusantara yang beliau sebutkan adalah: KH. Nawawie Al-bantani, KH. Mahfudz Termas, KH. Yasin Al-Fadani, KH. Hasyim Asy’ari. Ulama ini disebutkan oleh beliau sebagai ulama yang banyak karya-karyanya.

Bahkan tidak cuma itu yang disampaikan oleh Syekh Awad, beliau mengharuskan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid menguasai ilmu bahasa arab. Karena dengan seperti itu, maka akan lebih mengetahui secara detail tentang ajaran Islam.

Masih kata Dosen Universitas Nurul Jadid, Alhamdulillah Syekh Awad Karim Al-Aqly tidak hanya mengijazahi kitab unwan taufiq fi adabit thoriq. Namun beliau mengijazahkan seluruh kitab yang ditulis oleh Ibnu Athoillah As-sakandari, penulis kitab hikam. Dan bahkan, beliau melalui ijazahnya memberikan seluruh ilmu yang didapatkan dari guru-gurunya beliau.

Kegiatan ijazah sanad maupun ijazah kitab kuning seperti ini, sangat perlu untuk tetap dilestarikan. Sebagai upaya untuk menjaga tradisi Pesantren,” Kata Ustadz Misbahul Munir diakhir pembicaraannya.

 

 

Pewarta : PM

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *